Sabtu, 29 Januari 2011

POHON EKSISTENSI …IBNU ‘ARABI Diterjemahkan oleh: Deddy Djuniardi, AAUWABDDAM* * Ayatullah ENTRI 14

Maka apa yang sebagian orang katakan tentangku tidak usah dipercaya. Allah berfirman:

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya(Q.S. Al-Isra’,36)

Dan Rasulullah berkata kepada ‘Arsy, dalam bahasa hati:

Wahai ‘Arsy diatas langit, aku sedemikian berhutang budi padamu, tapi kewajibanku untuk mencapai Tuhanku membuatku tidak mempunyai waktu mendengar ratapanmu. Jangan! Jangan ganggukedamaian dan ketidakberpihakanku; jangan menyusahkan kemurnian pikiranku.

Ini bukanlah waktu dan tempat untuk mempertimbangkan keluhan-keluhanmu, bukan pula aku orang yang perlu menjawab semua itu. Sungguh tidak sekedipan mata pun Kekasih Allah melihat ‘Arsy, tidak pula dia membacakan satu huruf pun dari apa yang diwahyukan kepadanya.

Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya (Q.S. An-Najm,17)

Kemudian kendaraan keenam muncul didepannya, simbol dari kekuatan dan keyakinan, mahluk yang disebut Ta’yid: Konfirmasi. Dan dia mendengar suara dari atas, meskipun dia tidak melihat seorang pun yang berbicara. Suara itu mengatakan: Penjagamu ada di depanmu. Disinilah: engkau dan Tuhanmu!

Maka dia berdiri keheranan, dalam rasa hormat, tidak dapat dimengerti, lidah kelu. Kemudian sebuah tetesan jatuh pada bibirnya – lebih manis dari madu, lebih dingin dari salju,lebih halus dari krim, lebih wangi dari gaharu.

Dan ketika dia merasakannya, semua kebijaksanaan dan pengetahuan seluruh para nabi dan rasul Allah diberikan padanya. Dan lidahnya tidak kelu serta perkataan pujian dan penghormatan tercurah dari bibirnya. Semua keabadian, serta kekuasaan atas semua dan segala sesuatu, milik Allah.

Dia berkata:

Semua keagungan dan pujian, semua perkataan danamal baik milik-Nya.

Dan dia mendengar:

Salam atasmu Wahai Nabi, Kasih Sayang, Cinta, dan Rahmat Allah

Ketika semua penghormatan jatuh padanya, Muhammad mengingatkan semua nabi lainnya dan mereka yang mencintai Tuhan-Nya. Dia berharap menerima rahmat Allah untuk mereka juga, dan memohon:

Semoga penghormatanmu atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang benar.

Dan dia menerimannya

Saat dia kembali, ketika mi’raj-nya menuju Tuhannya menjadi diketahui, seseorang bertanya kepada sahabatnya Abu Bakr, semoga Allah ridho padanya, apakah benar bahwa dia melihat Tuhannya. Dia berkata,

“Memang, karena aku bersama dengannya ketika dia memasukan kami, seraya berkata ‘Semoga rahmat Allah atas hamba-hambanya yang benar” dan Allah menerimanya”

Mendengar saling memberi hormat antar Tuhan dan Nabi, malaikat seperti paduan suara melantunkan:

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan-Nya!

Diatas suara-suara mereka datang panggilan tanpa suara dan kata-kata. Ia mengatakan

Datanglah mendekat, Wahai Muhammad! (Q.S. An-Najm,8)

Kemudian dia mendekat, bahkan lebih dekat lagi! Seberapa dekatkah dia datang pada Tuhannya dan bagaimana dia mendekatinya? Dia begitu menghendaki dan menginginkan dengan cinta yang membakar seperti itu sehingga Tuhan-Nya merendahkan diri dan turun padanya.

Atau dia begitu memfanakan dirinya demi kepentingan kemanusiaandalam syafaat yang diterima oleh Tuhannya, sehingga Dia mengangkatnya pada Dirinya Sendiri. Atau pengabdian seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan menyiapkan jalan bagi kemurahan hati dan rahmat Allah, yang menuntunnya menuju Dia. Siapa yang tahu? Tapi yang pasti jalan kepada Tuhan tidak melalui daratan dan lautan serta angkasa, karena tidak ada “dimana”, atau “diantaranya”,atau “waktu” atau “ruang”.

Namun Dia dekat sejarak dua ujung busur panah atau lebih
dekat (lagi).(Q.S, An-Najm,9)

Jika dia telah mencapai hanya sejarak dua ujung busur panah, seseorang dapat mensifati posisi yang tetap pada Tuhan. Tapi dia harus mendekati “lebih dekat lagi”: ini menegasikan semua tempat. Maka dia ada bersama Tuhannya dimana tidak ada tempat, ruang, atau waktu yang eksis. Dan sekali lagi Suara yang tak berbunyi dan tanpa katakata,berkata:

Wahai Muhammad, majulah selangkah

Dan dia berkata:

Wahai Tuhanku, aku tidak melihat tempat untuk melangkah, dimanakah seharusnya aku menjejakkan kaki?

Suara tersebut menjawab:

Taruhlah kaki kananmu diatas kaki kirimu, dengan demikian engkau dapat melihatnya itu eksis. Maka bahwa semua yang kau tahu bahwa Aku diluar jangkauan tempat dan waktu, siang dan malam, jarak dan batas, dunia dan angkasa, semua yang engkau ketahui dan akan tetap diketahui.

Kemudian Suara itu berkata:

Wahai Muhammad, perhatikanlah!

Dia memperhatikan, dan melihat cahaya banyak sekali dimana- mana dan dibawah kakinya. Dia bertanya: Apakah cahaya ini?

Suara itu menjawab:

Ini bukanlah cahaya. Ini adalah Taman di puncak Surga. Sebagaimana engkau diangkat menuju-Ku, ia bangkit agar kakimu menjejak diatasnya, karena menjadi ada dibawah kakimu adalah penebusan Surga, penyelamatannya dari kesalahan konsepsi oleh mereka yang berpikir bahwa ia tidak disini, sekarang.

Sekarang engkau mengetahui bahwa ia selalu eksis, ia ada disini sekarang, dan akan ada disini ketika semua yang lainnya akan lenyap.

Wahai Muhammad, ketika engkau tertutup dalam waktu dan ruang, ketika ada “disini” dan “disana”, Aku kirimkan Jibril untuk menjadi penunjukmu dan Buraq untuk ditunggangi.

Tapi ketika tempat dan waktu tertinggal di belakang dan engkau tersembunyi dari mata jin dan manusia, ketika tidak ada “disini” atau
“disana” atau “diantaranya” serta dua lengkungan dari dua busur yang saling menghadap satu sama lainnya bertemu dan menjadi sebuah lingkaran, tidak ada lagi jarak dari dua busur panah antara engkau dan Aku...

Aku yang sekarang menjadi Penunjukmu.

Wahai Muhammad, aku buka pintu bagimu dan Aku angkat hijab-hijab serta berbicara padamu seperti Aku belum pernah berbicara pada siapa pun.

Hadiah ini Aku anugerahkan padamu, karena engkau sepenuhnya beriman pada-Ku dan menyatakan Ketunggalan-Ku yang mengambil Kebenaran atas keimanan, tanpa mengetahui-Ku. Maka sekarang, menyaksikan setelah datang dan menemui-Ku.

Setelah mendengar ini, Nabi berkata:

Aku berlindung dalam Kesukaan-Mu dari Kesendirian-Mu

Dan Suara itu berkata:

Tidaklah tepat berkata seperti itu bagi dia yang menegaskan Kesatuan Kita, meskipun mungkin itu adalah doa yang cocok bagi para pendosa dari umatmu.

Dan Muhammad berkata:

Bagaimana aku dapat memuji-Mu sebagaimana seharusnya, sedangkan hanya Engkau yang dapat memuji Dirimu Sendiri?

Suara itu berkata:

Jika lidahmu tidak dapat mengungkapkan apa yang engkau mau, maka Kami akan memberimu Lidah Kebenaran (Q.S Maryam, 50)

Dan ia tidak akan Berbicara menurut hawa nafsunya (Q.S An-Najm,3)

Dan jika matamu tidak dapat memusatkan perhatian pada realitas yang nyata, Aku akan selalu menuntun mereka, sedemikian sehingga matamu tidak mengesampingkan, dan tidak pula melampaui batas Kebenaran. Dan Aku akan mengelilingimu dengan cahaya, dan dalam cahaya tersebut engkau akan melihat Kecantikan -Ku dimana saja. Serta engkau akan mempunyai sedemikian keheningan sehingga engkau akan selalu mendengar apa yang Aku katakan.

Dan Aku akan mengajarmu bahasa jiwa, yang akan membuatmu memahami misteri diangkatnya dirimu pada-Ku, serta kebijaksanaan pertemuan Kita. Dan dalam bahasa jiwa tersebut, yang Dia ajarkan
padanya, Allah berfirman:

Wahai Muhammad Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan (Q.S Al-Ahzaab,45)

Saksi harus menyaksikan yang padanya dia saksikan. Tidak diperkenankan baginya menyaksikan sesuatu yang dia belum lihat. Karena itu Aku telah memperlihatkan padamu Surga-Ku, yang Aku persiapkan bagi teman-teman-Ku, dan Neraka, yang Aku siapkan
bagi musuh-musuh-Ku.

Aku akan membuatmu merenungkan Kebesaran- Ku dan pandangan pada Kecantikan-Ku, sehingga engkau bisa mengetahui bahwa dalam Kesempurnaanku

Tiada ulasan:

Catat Ulasan