Dia membuat ‘Arsy dan mengambil tempat duduk-Nya hanya untuk medemonstrasikan Kekuasaan-Nya. Aku tidak mempunyai pengetahuan siapa yang duduk diatasku. Bahwa aku berada dibawah-Nya tidak membuatku lebih dekat dengan-Nya. Bahkan jika aku diatas langit-langit aku tidak lebih dekat dengan-Nya dibandingkan dengan kedalaman yang paling rendah dari mahluk-Nya. Aku tidak diberi kekuatan melihat apa yang dikandung oleh Kekuasaan-Nya, begitu juga tidaktahu kemana ia diarahkan. Aku tidak lain kecuali satu dari para pelayan-Nya, dan semua masing-masing pelayan dapat harapkan untuk diterima hanyalah pelayanan yang ia lakukan.
Kemudian ‘Arsy melanjutkan cerita sedihnya: Aku bersumpah dengan Kekuasaan dan Kebesaran Allah bahwa aku tidak lain hanyalah sesuatu yang diciptakan yang tenggelam dalam lautan ketunggalan Dia yang menciptakanku. Aku tercampak di padang pasir tak bertepi keabadian-Nya.
Kadang-kadang Dia muncul laksana matahari dalam horison kekekalan-Nya danmengangkat ruh-ruhku. Kadang-kadang Dia mendekat padaku, merendahkan Dirinya, untuk membuatku membiasakan diri pada-Nya. Pada kesempatan lain Dia menutup Dirinya dengan hijab-hijab Kebesaran-Nya dan membuatku takut dalam kesunyianku.
Kadangkadang dalam doaku pada-Nya, Dia membisikanku rahasia dan memenuhiku dengan kegembiraan. Dan masih pada kesempatan lainnya juga Dia menawarkan secangkir cinta-Nya, dan membiarkanku meminumnya. Aku menjadi mabuk dengan cinta-Nya, dan ketika dalam manisnya kemabukan aku rindu melihat Yang Terkasih, aku mendengar dalam bahasa Ketunggalan- Nya:
Engkau tidak akan melihat-Ku (Q.S. Al-A’raaf,143)
Dan aku merasa tertolak dan melebur dalam kekaguman serta rindu pada-Nya. Cinta-Nya merobek robek diriku; aku kasmaran seperti Musa. Ketika dia ingin melihat Tuhan-Nya, dia disuruh:
"Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan.
Maka setelah Musa sadar kembali, di berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman"(Q.S. Al-A’raaf,143)
Dan ketika dia bangun dari pingsannya dia mendengar suara yang mengatakan:
Wahai pecinta yang kalah, kecintaan yang ingin kamu lihat itu tersembunyi, terhijab darimu. Tidak ada seorang pun akan melihatnya kecuali dia yang dicintai oleh Yang Terkasih. Dia adalah yang terpilih: seorang yatim piatu yang Dia angkat.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malamdari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Bani Israil,1)
Dan aku diperintahkan pergi dan menunggu pada jalan ketika dia naik menuju Tuhannya. Barangkali aku akan melihat hanya dia yang akan melihat Tuhannya. Aku berharap kerlingannya jatuh padaku sehingga aku dapat diberkahi oleh diayang tidak pernah menatap sesuatu pun tanpamelihat jejak-jejak Tuhannya.
Jibril berkata:
Wahai Muhammad, jika ‘Arsy dipenuhi dengan hasrat membara seperti itu padamu, apa lagi yang dapat aku lakukan selain menjadi pelayanmu?
Dan dia membawanya menaiki kuda surgawi Buraq. Ia membawanya dengan secepat kilat dari Mekkah ke kota suci Yerusalem. Disana dia menaiki hewan mistis yang kedua disebut Mi’raj, yang membawanya diatas atmosfir bumi.
Kemudian dia mengendarai sayap-sayap malaikat dari satu langit ke langitlainnya sampai dia mencapai langit ketujuh. Pada langit ketujuh
Jibril sendiri membawa Kekasih Allah diatas punggungnya menuju Sidratul Muntaha, yang menghalangi jalan pada batas penciptaan dari yang dibawahnya.
Itulah tempat dimana Jibril berhenti; dia tidak dapat pergi lebih jauh. Muhammad s.a.w berkata:
Wahai Jibril, malam ini kami adalah tamumu. Bagaimana dia yang mengundangku meninggalkan dia yang diundang? Apakah ini tempat dimana temanmeninggalkan sahabatnya?
Jibril menjawab:
Engkau adalah tamu Tuhan Yang Maha Pemurah. Engkau telah diundang kesini sejak permulaan zaman, sedangkanjika aku bergerak satu inci saja kedepan dari titik ini, aku akan terbakar menjadi debu.
Masingmasing dari kita mempunyai maqam yang telah ditentukan
dan pelayanan diluarnya yang tidak dapat kita capai. Allah berfirman:
Tiada seorang pun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. (Q.S. Ash-Shaffat, 164)
Kemudian Rasulullah berkata:
Maka tetaplah disana. Tapi katakan padaku, apakah kamu menginginkan sesuatu dariku?
Ya, dia menjawab.
Ketika engkau dibawa menuju kekasih-Mu pada jalan yang tak berakhir itu dimana tidak ada lagi batasan, dan ketika kamu mendengar Dia berkata,
“Inilah engkau, dan Inilah Aku!” Aku memohon padamu untuk mengingatku dihadapan Tuhanmu.
Malaikat Jibril, salam atasnya, memberi dorongan terakhir pada Kekasih Allah untuk menerobos melalui tujuh puluh ribu hijab cahaya.
Diluar itu kendaraan kelima sedang menunggunya: permadani terbang yang terbuat dari cahaya jamrud, meliputi semua ruang antara timur dan barat, yang disebut Rafraf. Di atasnya dia kendarai sampai dia mencapai ‘Arsy. ‘Arsy menangkap Rafraf dengan rumbai-rumbai dan menyetopnya serta menyapa Nabi, bukan dengan kata-kata tapi dengan bahasa cinta tanpa suara:
Ya Muhammad, betapa riang dan gembiranya! Berapa lama engkau akan meneguk madu murni kesempatan ini yang sudah dipesan hanya untukmu? Aku telah mengetahui bahwa Kekasihmu akan turun ke langit dunia yang terendah, merindukanmu.
Malam ini Dia telah membawamu diatas sayap-sayap malaikat-Nya dan menaikkan mu diatas permadani terbang Kasih Sayang-Nya.
Maha Suci Dia yang membawa hamba-Nya pada malam hari
(Q.S Bani Israil,1) Dia akan memperkenankanmu melihat keindahan Ketunggalan-Nya dan Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya (Q.S. An-Najm,11)
Keindahan Kekekalan-Nya dan Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. (Q.S. An-Najm,17)
Dan Dia akan memperlihatkan rahasia-rahasia kerajaan surgawi-Nya Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. (Q.S. An-Najm,10)
Dan akan menarikmu mendekati-Nya, sampai engkau sedemikian dekat, maka jadilah dia dekat sejarak dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). (Q.S, An-Najm,9)
Ya Muhammad, inilah saat tepat seperti ketika seseorang akan pingsan karena kehausan lalu menemukan air mancur. Ini adalah saat pemulihan setelah sekian banyak penderitaan. Aku juga kehausan dan merana karena-Nya, tapi aku tidak tahu kemana menemukan-Nya. Meskipun Dia menciptakanku sebagai yang tertinggi dan terbesar dari semua ciptaan- Nya, bahkan semua mahluk-Nya, tapi aku adalah yang paling takut pada-Nya. Pada saat aku mengenal diriku sendiri, bahwa aku ada disini, aku mulai gemetar dan menggigil dalam ketakutan serta segan karena Keagungan-Nya. Kemudian Dia menulis diatas kakitempat aku berdiri. Tidak ada tuhan selain ALLAH
Aku berguncang dan gemetar bahkan lebih dari biasanya dalam ketakutan melihat nama-Nya pada diriku. Tapi ketika Dia menulis namamu dengan-Nya, Hai Muhammad, diatas ‘Arsy yang sederhana –
Dia menulis Muhammad adalah utusan-Nya Aku menemukan ketenangan dan keamanan dan perasaan gelisahku berhenti. Seperti namamu tertulis pada diriku membawaku semua kebahagiaan ini. Oh, sekarang takdir apa gerangan yang menungguku, ketika aku melihat Wajah Cantik-Mu? Oh Muhammad, engkau diutus Sebagai rahmat bagi seluruh ciptaan
Maka apakah aku tidak mendapat bagian dari Keagungan-Nya malam ini? Aku memohon padamu supaya menjadi saksi atas nama diriku terhadap mereka yang berbohong yang menyifati sifat salah dan kemasyhuran pada diriku: selamatkanlah aku dari Api Neraka! Aku takut beberapa orang bodoh telah tersesat dan membayangkan bahwa aku adalah ‘arsy lebih besar dari Dia yang tak mempunyai batas dan bahwa Dia bersemayam diatasku, sedangkan Dia tidak mempunyai bentuk atau rupa; dan bahwa aku dapat memuat
Dia yang sepenuhnya tidak diketahui, tak dapat diketahui, tak dapat ditemukan. Lihatlah aku: bagaimana mungkin Dia yang Esensinya melampaui ruang dan tak terbatas, yang sifat-sifat-Nya melampaui bilangan dan tak dapat dihitung, bersemayam diatas diriku?
Bagaimana mungkin Dia membutuhkanku dalam berbagai cara, sedangkan Dia adalah Yang Maha Esa yang mencukupi semua kebutuhan dan tidak membutuhkan Dirinya Sendiri? Sedangkan Dia adalah Yang Maha Penyayang yang kasih sayang-Nya meliputi dan memuat segala sesuatu, bagaimana mungkin aku dilekatkan pada-Nya atau dipisah dari Dia? Aku ini adalah mahluk: kita bukan bagian dari-Nya meskipunkita dari-Nya
Wahai Muhammad! Aku bersumpah dengan Kebesaran -Nya: meskipun aku ditempatkan lebih tinggi dari mahluk lainnya, aku tidak lebih dekat kepada-Nya. Begitu juga aku tidak cukup jauh dari-Nya untuk dipisahkan dari-Nya. Aku tidak memiliki kekuatan untuk membawa-Nya, bukan pula aku seukuran untuk memegang-Nya, tidak pula seseorang dapat menemukan dalam diriku sesuatu yang menyamai-Nya.
Dia membuatku dari rasa kasihan-Nya, sebagai sebuah penghormatan, seperti sebuah tanda Kebaikan hati- Nya. Seandainya Dia membuatku musnah, itu diluar kebaikan dan keadilan-Nya. Aku dibuat oleh Kebijaksanaan-Nya dan dilahirkan oleh Kekuasaan- Nya. Bagaimana mungkin sesuatu yang dilahirkan dirinya sendiri membawa Dia yang melahirkannya?
Tiada ulasan:
Catat Ulasan