Kemudian Muhammad bertanya:
Wahai Jibril, Dia yang Maha Pemurah yang memanggilku, apa yang akan Dia lakukan terhadapku
Jibril menjawab:
supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus (Q.S. Al-Fath,2)
Kemudian dia bertanya:
Tapi apakah semua ini hanya untuk menghormatiku? Apakah ada untuk orang-orangku, anak-anakku, mereka yang kecil? Bukankah dia yang makan sendirian adalah orang yang paling jelek?
Jibril menjawab:
Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia- Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (Q.S. Adh-Dhuhaa,5)
Dan Muhammad berkata:
Baiklah, Wahai Jibril, sekatang hatiku merasa tenang, Aku siap menemui Tuhanku.
Kemudian mahluk asing dengan muka manusia, tubuhkuda, dan ekor burung merak turun seperti cahaya dan berdiri didepannya.
Muhammad s.a.w, bertanya Mahluk apakah ini? Apa yang harus aku lakukan?
Jibril menjawab:
Ini adalah kuda surgawi yang disebut Buraq, dikirimkan untuk membawa pecinta menuju yang dicintai.
Dan Rasulullah berkata:
Cinta dan kerinduanku cukup untuk mengantarkanku menuju Tuhanku; gelapnya malam akan menunjukkanku jalan, dan semua yang aku perlukan dalam perjalananku adalah keinginanku.
Semua puji hanya bagi Allah yang akan menuntunku menuju-Nya dan memperkenanku mencapai-Nya! Bagaimana mahluk yang lemah seperti ini mengangkut beban dia yang dirinya sendiri diberati oleh cinta yang mendalam pada Tuhannya dan kepercayaan-Nya, dan oleh segunung wahyu yang telah Tuhan turunkan?
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gununggunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu (Q.S. Al-Ahzab,72)
Sepertimu, Wahai Jibril, bagaimana kamu menuntunku menuju-Nya? Kamu mengetahui bahwa diluar batas Sidratul Muntaha ada tujuh puluh ribu hijab cahaya dan api yang akan membakarmu menjadi debu.
Tapi tidak ada batasan-batasan itu untukku, karena Aku mempunyai waktu dengan Tuhanku yang tak ada lainnya selain aku dan Tuhanku disana.
Sebagaimana yang Kucintai tidak ada persamaannya dengan yang Dia telah ciptakan. Dan tidak ada sesuatu pun yang manyamai-Nya (Q.S. Asy-Syuraa,11)
Aku juga tidak sama dengan satu pun dari kalian. Seseorang yang mengenadarai kuda untuk mencakup jarak dan memerlukan pembimbing untuk menunjukkan jalan, tapi kemana
Aku dipanggil bukanlah waktu atau ruang. Kesucian Dia yang Kucintai adalah disini dan sekarang, selalu dan dimana saja. Dia tidak bergerak, tidak juga diperlihatkan dimana. Ini dikatakan hanya diketahui, oleh dia yang mengetahui. Aku juga dekat dengan Tuhanku. Seukuran dua busur atau lebih dekat lagi (Q.S. Najm,5)
Tapi datanglah! Mari kita pergi.
Dan malaikat Jibril kagum. Dia berkata: Ya Muhammad, sebenarnya Engkau dapat pergi sendiri. Aku telah dikirimkan padamu hanya untuk melayani kemegahanmu dan menjadi teman pendamping yang penuh rasa hormat. Dan tunggangan seperti hewan ini dikirimkan padamu untuk ditunggangi, bukanlah semata-mata untuk memberi tunggangan pada mu, tapi untuk menghormatimu dan untuk memperlihatkan kemulianmu.
Engkau tahu bahwa jika seorang raja mengundang seorang tamu atau teman, sudah menjadi tradisi untuk mengirimkan pembantu yang spesial untuk menyertai mereka dan tunggangan hewan yang terbaik untuk ditungganginya, supaya memperlihatkan rasa hormat dan menghargai mereka.
Maka kami datang untuk menjemputmu dalam kemegahan yang layak bagi tingkatanmu
Sungguh siapa pun yang percaya bahwa Tuhan dapat dicapai dengan melingkupi jarak, tak masalah betapa jauh ketaktercapaian itu, ada dalam kesalahan yang serius.
Dan siapa pun membayangkan bahwa dia terpisah dari Tuhannya, bahkan hanya satu saat saja, telah memutuskan dirinya dari rahmat Allah
Dia melanjutkan
Oh Muhammad, semua penduduk dari langit-langit yang tinggi mengharapkanmu. Taman-taman surga telah membuka pintunya, menghiasi mahkamahnya, mendandani penghuninya, cangkir-cangkir dipenuhi dengan madu.
Semua dipersiapkan – pesta dan kemeriahan untuk kedatanganmu. Malam ini, melewati semua ciptaan, milik engkau; semua yang ada didalamnya adalah demi kemurahanmu.
Dan Aku telah menunggu malam ini semenjak aku diciptakan. Aku diciptakan untuk membawa pesan pesan Tuhanku, dan aku telah dibuat untuk mencapai mereka yang padanya aku bawakan pesan.
Tapi aku tidak mempunyai akses kepada Dia yang mengirimkan pesan. Aku tidak pernah mendengar atau melihat-Nya. Dan aku rindu untuk bertemu dengan-Nya! Aku sudah mencoba segala cara dan mencari pertolongan kemana saja. Akalku membingungkan, pikiran-pikiranku kesukaran, jiwaku memalukan, hatiku terbakar dengan kerinduan pada-Nya. Itu adalah rahasia tanpa solusi.
Demikian aku katakan tentang keadaanku mengharap bahwa engkau adalah solusiku, penghiburku! Aku tinggal dan duduk dalam lapangan Ketakterbatasan, menunggu Dia, dalam kesia-siaan. Aku pergi menuju permulaan mengharapkan untuk menemukan-Nya: Aku menemukan bahwa tidak ada sesuatu yang disebut dengan permulaan. Kemudian
aku mencari-Nya pada titik akhir.
Aku menemukan diriku pada tempat yang sama ketika aku mencari-Nyapada permulaan.Pada satu dari beberapa lintasan, mengharapkan bahwa itu bukan lah jalan buntu lainnya, aku datang menemui Mikail: dia bertanya kemana aku pergi. Ketika aku bilang apa yang aku cari, dia berkata bahwa pencarianmu itu sia-sia. Semua pintu tertutup dan semua jalan diblok, karena Dia tidak dapat dicapai apakah itu dalam ruang dimana ada jarak atau dalam waktu dimana kejadian-kejadian dihitung, dan Dia diluar batas-batas Ketakterbatasan.
Kemudian aku bertanya apa yang dia lakukan disana dan mengapa dia
datang. Dia berkata bahwa dia ditempatkan disana bertanggungjawab atas lautan dan hujan, untuk menyebarkannya kesegenap penjuru dimana mereka seharusnya menuju, untuk mengukur seberapa banyak air masing-masing peroleh, seberapa banyak garam seharusnya ada dalam lautan dan seberapa banyak busa seharusnya ada pada ujung masing-masing ombak. Tapi dia tidak tahu perluasan Ketunggalan Tuhannya. Begitu juga dia tidak dapat menghitung atau
mengukur keunikan Dia dan Hanya Dia Yang Tunggal.
Kemudian aku ingin tahu jika Israfil tahu, dan bertanya dimana dia. Mikail berkata bahwa dia di sekolah, sedang belajar apa yang tertulis dalam Lauhul Mahfudz Rahasia yang Sakral – apa yang akan terjadi dan apa yang akan hilang dalam semua penciptaan, seperti ia Peraturan dari Yang Maha Besar lagi Maha Mengetahui (Q.S....)
Seperti seorang anak yang belajar membaca, dia mengulang keras apa yang ia baca sehingga Guru dapat mendengar. Meskipun dia tidak mengangkat matanya untuk melihat Dia yang mengajarnya, diluar penghormatan. Hatinya begitu pula matanya dibungkukkan untuk membaca takdir universal sampai waktu ketika dia akan diminta untuk mengangkat dan meniup Sangkakala guna menandai akhir zaman.
Dan Jibril melanjutkan cerita tentang dirinya kepada Muhammad.
Mikail, seperti dia, rindu melihat Tuhannya, tapi tak berdaya menemukan caranya. Karena itu mereka memutuskan pergi dan bertanya kepada ‘Arsy untuk petunjuknya – barangkali membuat map untuk menemukan jalan mereka. ‘Arsy, yang mereka pikir sangat jauh, membaca pikiran mereka dan mendengar keluhannya.
Seluruh langit bergoyang ketika ‘Arsy bergetar dengan kekuatiran dan berkata:
Jangan berbicara tentang yang seperti itu, bahkan jangan berpikir tentang mereka! Ini seperti misteri sakral yang tidak bisa dikuak. Diluar tirai yang menyembunyikannya t idak ada pintu.
Pertanyaanmu tidak punya jawaban: tanya pada siapa pun yang kamu mau, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Celaka aku, bahwa kamu harus datang bertanya padaku! Siapa diriku melainkan mahluk yang terjadi ketika dua huruf K dan N ditarik bersama ketika Dia berkata kun, dansegala sesuatu terjadi?
Aku disini sekarang, tapi baru saja kemarin aku bukanlah apa-apa, tanpa jejak. Aku adalah saat diantara dua kejadian. Bagaimana aku tahu yang akhir dan yang awal? Bagaimana seseorang yang bukan siapa-siapa sesaat sebelumnya, mengetahui tentang Dia Yang Kekal,
yang adalah sebelum dari sebelumnya dan akan menjadi sesudah dari sesudahnya?
Dia tidak melahirkan, dan tidak pula dilahirkan; dan tak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya (Q.S. Al-Ikhlas)
Dengan pengetahuan-Nya tentang apa yang sebelumnya, aku diantisipasi, kemudian diletakan bersama oleh Kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Andaikan bukan untuk Keselarasan Ilahiah-Nya, bagaimana mungkin aku bisa cukup stabil menjadi tempat duduk Kekuasaan-Nya?
Dan Dia naik ke langit ketika mereka hanya kekosongan. Dan Dia berkata pada mereka beserta bumi: Datanglah dengan sukarela atau terpaksa Mereka berdua berkata: Kami datang dengan sukarela. (Q.S. Fushshilat,11)
Karena ada dan hanya ada satu Hukum dari Dia dan Hanya Dia Yang Esa, dan semuanya tunduk pada Hukum tersebut. Maka Yang Maha Pengasih bersamayam diatas ‘Arsy (Q.S. Thahaa,5)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan