Isnin, 17 Januari 2011

POHON EKSISTENSI …IBNU ‘ARABI Diterjemahkan oleh: Deddy Djuniardi, AAUWABDDAM* * Ayatullah ENTRI 1

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan tentang perkataan yang baik sebagai sebuah pohon yang baik, yang akarnya kokoh dan dahan-dahannya menjulang tinggi? (Q.S. Ibrahim, 24)

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Yang Tunggal dan Hanya Tunggal dalam Hakikat-Nya serta unik dalam Sifat-sifat-Nya.

Maha Suci Dia yang Rahmat-Nya meliputi semua, yang menyebar ke semua arah. Kemurnian-Nya bebas dan bersih dari segala sesuatu yang dapat dilihat dan dibayangkan.

Dia bergerak ke tempat-tempat yang tak terbatasi oleh enam penjuru. Dia melakukan apa yang Dia lakukan tanpa bertindak atau berbuat. Dia melihat segala sesuatu tanpa memandang.

Dia sangat jauh diatas makna dari segala sesuatu ini. Keunikan-Nya tidak memperkenankan apa pun menyerupai Dia, dan juga tak ada apapun yang bisa memiliki atau melekatkan dirinya pada Nya.

Kekuasaan-Nya selalu mencapai tujuannya dan tak pernah sia-sia.
Kehendak-Nya yang mendominasi semua tidaklah memiliki kesamaan dengan hasrat-hasrat rendah sifat manusia, juga

Kehendak-Nya senantiasa tidak akan berubah dengan kehendak makhluk-Nya; demikian juga tidak akan menjadi lawan terhadap permohonan makhluk-Nya.

Sifat-sifat Ilahiah-Nya, yang Dia manifestasikan pada makhluk-Nya, tidak bertambah atau berkurang ketika dibagi diantara mereka, karena segala Sifat-Nya tidak lain adalah tunggal.

Dia adalah sebab segala sesuatu. Dan ketika Dia berkehendak sesuatu terjadi, semua yang Dia perlu lakukan adalah berkata kun (Jadilah !), maka terjadilah semua yang ada.

Semua yang maujud lahir dari makna rahasia terdalam yang tersembunyi dari kata KUN ini. Bahkan semua yang tersembunyi dari mata dan pikiran adalah tidak lain kecuali hasil dari suara misterius ini.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

Ketika Kami menghendaki sesuatu terjadi, Kami hanyalah berkata kun, maka jadilah ia. (Q.S An-Nahl, 40)

Perkataan-Nya dalam dirinya sendiri adalah Perbuatan.

Sekarang saya memperhatikan alam semesta yang mengelilingi kita dan berpikir bagaimana segala sesuatu terjadi (tercipta) dan berusaha untuk memecahkan misteri yang disandikannya,

Dan perhatikanlah! saya melihat bahwa seluruh alam semesta ini tidak lain adalah sebuah Pohon. Pohon yang cahaya kehidupannya datang dari sebuah benih yang pecah ketika Allah berkata kun!

Benih dari huruf K dipupuk dengan huruf N dari nahnu (Kami), tercipta ketika Allah berfirman :

Kami lah yang telah menciptakanmu (Q.S Al-Waqi’ah,57)

Kemudian dari gabungan dua benih ini tumbuh dua tunas yang bersesuaian dengan janji Allah :

Sesungguhnya Kami telah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan fithrahnya (Q.S Al-Qamar, 49)

Tetapi akar dari dari dua tunas ini hanyalah tunggal.

Akar itu adalah Kehendak Sang Pencipta, dan apa yang menumbuhkannya adalah Kekuasaan-Nya.

Kemudian dari esensi huruf K dari kata ilahiah kun, lahirlah dua makna yang berlawanan :

Kamaliyah, kesempurnaan, sebagaimana disebutkan Allah dalam firman-Nya :

Pada hari ini telah Ku sempurnakan agamamu dan telah Kulengkapkan Rahmat-Ku padamu serta Kupilihkan Islam sebagai agamamu. (Q.S. Al-Ma’idah,3)
dan kufriyyah, keingkaran (kekufuran), sebagaimana firman Allah:

Maka sebagian dari mereka beriman dan sebagian lagi kufur
(Q.S. Al-Baqarah, 253)

Demikian juga dari hakikat kata N beremanasi makna-makna berlawanan dari nur al-ma’rifah (cahaya pengetahuan) dan nakirah (gelapnya kebodohan).

Karena itu ketika Allah mengeluarkan mahluk-Nya dari Harta Tersembunyi ketidakberadaan menuju eksistensi, bersesuaian dengan keadaan dan bentuk yang telah ditetapkan sebelumnya (kodratnya),

Dia memancarkan cahaya ilahiah-Nya terhadapnya. Siapapun yang terkena cahaya itu dapat melihat Pohon Eksistensi yang tumbuh dari benih perintah ilahiah kun yang melingkupi seluruh alam semesta.

Dan mereka yang tercerahkan ini mengetahui rahasia K dalam kata kuntum (kamu), sebagaimana firman Allah :

Kamu sekalian adalah ummat terbaik yang dilahirkan, yang menyuruh pada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran dan kamu beriman kepada Allah (Q.S. Ali ‘Imran, 109)

Mereka juga menembus makna tersembunyi dari kata terakhir N dari kun sebagai nur (cahaya), sebagaimana firman Allah :

Apakah dia yang hatinya telah Allah bukakan kepada Islam sehingga dia mengikuti cahaya dari Tuhan-nya (tidak lebih baik dari dia yang keras hatinya)? (Q.S Az-Zumar,22)


bersambung......................

Tiada ulasan:

Catat Ulasan