Ahad, 23 Januari 2011

POHON EKSISTENSI …IBNU ‘ARABI Diterjemahkan oleh: Deddy Djuniardi, AAUWABDDAM* * Ayatullah ENTRI 8

Dan Muhammad s.a.w adalah yang terbaik diantara kita semua: Kekasih Allah.

Karena itu Dia telah ciptakan bapak kita Adam dalam bentuk nama Muhammad, dan alam semesta dalam bentuknya yang diberkati.

Ketahuilah bahwa semua mahluk surgawi yang tidak dapat terlihat oleh mata manusia diwajibkan untuk melayani Pohon
Eksistensi. Tujuan dari eksistensi mereka adalah untuk bekerja keras bagi keuntungannya, sehingga Pohon tersebut mencapai ketinggian yang Penciptanya telah tetapkan baginya.

Semua ini adalah dalam rahmat dari satu cabangnya yang disebut Muhammad, “yang dipuji oleh Allah” dan cahaya ilahiah yang ia kandung disebut Ahmad – cahaya yang sama yang Allah pertama kali ciptakan untuk memisahkan cahaya keberadaan dari gelapnya kekosongan ketiadaan. Dia menempatkan sebuah noktah cahaya dari matahari Muhammad pada dahi bapak kita Adam.

Pada saat melihatnya, para malaikat bersujud

Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam,” mereka semua bersujud kecuali Setan. (Q.S Al-Baqarah, 34)

Dan para malaikat bersaksi: Muhammad adalah raja yang bersemayam diatas ‘Arsy, selamanya. Mereka diminta oleh Tuhan untuk menghormati cahaya Muhammad di kepala Adam, dan dipilih untuk menjadi saksi atas apa yang mereka saksikan.

Mereka diberi tugas untuk melayani Pohon Eksistensi untuk menyatakan terima kasihnya. Maka mereka melayani Muhammad, benih dan jiwa dari Pohon Eksistensi, yang melakukan apa yang Tuhan perintahkan, dan menjauhi apa yang Tuhannya larang dalam kerajaan alam semesta-Nya.

Maka para malaikat melakukan apa yang Allah perintahkan untuk dilakukan. Sebagian adalah para ahli tulis surgawi, yang menulis perkataan Allah dalam kitab suci. Sebagian menjaga Pohon Eksistensi dari ketidakmurnian. Sebagian adalah para pembawa yang membawa amal-amal baik dari hamba-hamba Allah. Sebagian mencatat sebagai amal baik dosa-dosa dari para pendosa ketika mereka taubat; yang lainnya mencuci wajah-wajah mereka dari jejak-jejak dosanya, dan
sebagian lainnya

…memohonkan ampun bagi mereka di bumi (Q.S Asy-Syura, 5)

Tetapi yg lainnya adalah para malaikat penjaga yang melindungi apa yang tertulis dalam ketetapan umat manusia, apakah sesuai dengan mereka atau bertentangan dengan kehendak mereka. Sebagian membagikan roti harian untuk orang-orang sehingga mereka akan berterima kasih. Sebagian meniupkan angin; sebagian menggiring awan; sebagian mengisi lautan; sebagian menarik tirai malam dari bumi dan yang lainnya menyinari cahaya hari. Sebagian mengendalikan anggota masyarakat dari berbuat dosa, sebagian menghilangkan bencana dalam jalan mereka. Sebagian menolong dalam menghiasi taman-taman surga, dan sebagian ditugaskan
memberi api pada Neraka.

Maka ketika segala sesuatu sudah tertata dan bumi ini berubah menjadi tempat tinggal, Tuhan memanggil semua mahluknya masuk dan melewatkan cangkir kehendak-Nya ke sekelilingnya, untuk semua mereka minum dan dihibur.

Tamu pertama yang datang adalah Setan, berpakaian dengan busana kesukaannya, memperlihatkan kesetiaan dan pujian bagi Tuhannya sedangkan dibawah penyamaran ini adalah kesombongan yang tersembunyi, iri dan kebohongan.

Dia melihat sekelilingnya dan melihat betapa indahnya dia, dan berpikir bahwa hanya dialah yang dapat melihat dan mengerti. Tapi kecantikan yang dia lihat hanya menambah iri, kemarahan dan pemberontakannya. Semua ini masih tidak terungkap, tersembunyi dibawah raut muka yang wajar dan bersinar. Tepat ketika dia telah meyakinkan dirinya sendiri tentang betapa rendahnya segala sesuatu itu, terbuat dari tanah dan air,

Tuhannya menyuruh dia untuk bersujud di depan Adam, yang telah diciptakan dari tanah liat yang basah. Sekarang Setan, dalam pemberontakan, tidak mampu lebih lama lagi menyembunyikan siapa dirinya sebenarnya; dia menolak hadiah Allah yang ditawarkan dalam cangkir kehendak-Nya, menyangka dia terlalu baik untuk itu.

Karena itu dia meninggalkan kelompok yang baik itu dan keindahan dibelakangnya serta bergerak menuju alam kegelapan imajinasi, godaan dan penipuan. Dalam kegelapan dia mencari dalam ingatannya apa yang dia pernah lakukan dengan benar, semua pengetahuan, kesetiaan, dan amal-amal yang dia telah bualkan.

Tetapi dia tidak dapat menemukan apa-apa. Terjerumus dibawah tiupan apa yang telah dia lakukan, hilang harapan baik dalam jalan yang dia tempuh dan juga orang yang mengikutinya, dia jatuh kedalam jurang kehilangan pertolongan, tanpa ada dahan tempat berpegang dalam kejatuhannya.

Gambaran tunggal yang dia temukan dalam kejatuhannya adalah kemarahan dan pembalasan dendam. Dia menjerit dalam kesakitan:

Sungguh akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, dan akan kusuruh mereka mengubah ciptaan Allah (Q.S. An-Nisaa, 119)

Tapi suara Tuhan menenggelamkan suaranya yang jelek. Dia berkata :

Sungguh, kamu (Iblis) tidak kuasa atas hambahamba- Ku (Q.S. Hijr, 42)

Mungkin Setan sudah dapat dihancurkan disana dan pada kesempatan lain – tetapi itu bukanlah takdirnya. Dalam kegelapan kebodohannya, dia memohon pada Tuhannya untuk sebuah pengecualian, sehingga dia bisa mendapat kesempatan untuk memikat orang yang tak beriman kedalam Api Neraka.

Dan Tuhan mengijinkannya, bahwa para pendosa dan penjahat mungkin bergantung padanya, dan demikian kapan saja seseorang
dari mereka tergelincir, dia dapat berkata :

…sesungguhnya mereka digelincirkan oleh Setan, disebabkan oleh kesalahan (dosa) yang telah mereka perbuat, tetapi Allah benar-benar memaafkan mereka. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun. (Q.S. Ali ‘Imran, 155)

…ini adalah perbuatan Setan… (Q.S Qashshash, 15)

Dengan demikian yang mempunyai kesempatan, dia akan bertobat, seraya berkata

Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diri kami sendiri, maka ampunilah kami (Q.S Qashshash, 16)

Dan harapan Tuhannya akan mengampuni dan …mengampuninya.

Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang (Q.S Qashshash,16)

Waktu berlalu, dan takdir membawa Adam dan Setan kembali bersama lagi dihadapan ketidaktaatan. Setan ada disana karena dia tidak melakukan apa yang diperitahkan, dan Adam
datang karena dia melakukan apa yang dilarang.

Takdir mereka membawa mereka bersama, sebagaimana dijanjikan dalam keringanan ilahiah. Perintah Tuhan dan kehendak-Nya datang dari arah yang berbeda. Dia perintahkan sesuatu, tapi kehendak -Nya berlainan. Dan apa yang Dia kehendaki meniup terbang apa yang Dia perintahkan.

Tetapi ada batasan yang ditetapkan baik untuk Adam dan Setan. Ketika setan pergi melewati batas, ia ditakdirkan bahwa dia akan tetap selamanya dalam pelanggaran hukumnya. Kemudian dia pasang tendanya, diikat dengan tali penentangan, dalam lembah kejatuhan dari kemuliaan, dan itu menjadi tempat permanennya.

Sedangkan Adam rindu pada rumah yang dia telah hilangkan di taman Surga. Siang dan malam dia berduka berurai air mata, menumpukkan kesalahan pada dirinya sendiri.

Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang Merugi (Q.S A’raf, 23)

Dan Yang Maha Pemaaf mendengarkan keluhannya : Kemudian Adam menerima perkataan dari Tuhannya. Lalu Dia pun menerima tobatnya.

Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang (Q.S. Al-Baqarah, 37)

Dan Dia memaafkan bapak kita Adam.

Sedangkan untuk Setan yang sial, Allah mengirimnya kuda -kuda kriminal yang terlepas dari tali kekangnya, mengirimnya berita bahwa ia dilemparkan dan dikirim jauh dari tempat yang sekarang dia pijak. Allah berkata padanya

Pergilah dari tempat ini…. (Q.S Al-Baqarah,38)

Adam juga, jatuh dari Surga, dalam keputusasaan total, terobek dalam kegelisahan, dan memohon : Ya Tuhanku, Aku telah merasakan racun ketidaktaatan ketika aku dibesarkan di Surga, sekarang selamatkanlah diriku dari api kesedihan dalam keterpencilanku dari Mu

Dan Adam mendengar jawaban atas doa-doanya:

Jangan takut sampai….…Hari Kebangkitan, yang tak ada keraguan di dalamnya. Sebagian akan ada di Surga dan sebagian lagi dalam api yang membakar.(Q.S. Asy-Syura,7)

Maka ketika tiba saatnya, Adam mengambil orang-orang pada sisi kanan dan Setan datang mengambil orang-orang yang ada pada sisi kiri menuju tempat dimana mereka seharusnya berada.

Tapi pada satu titik Adam dan Setan bertemu, yaitu tempat dimana jalan menuju ke kanan dan ke kiri bercabang. Ketika mereka bertemu, jejak pertemanan tetap ada pada keduanya pada suatu tempat mereka bertemu dan dalam masing-masing diri mereka.

Maka mereka yang asal muasal atau kecenderungannya adalah belok ke kiri akan mengambil jalan yang digelapkan oleh bayangan hitam kejahatan, dan pada perpanjangan kebutaan mereka dalam kedekatan ke Setan, mereka jatuh kedalam jurang keingkaran dan ketidaktaatan, seperti seseorangyang memimpin mereka.

Tapi mereka yang ada pada sisi kanan Adam akan diselamatkan. Mereka akan melihat kebenaran dalam cahaya yang bersinar pada dahi Adam, cahaya yang menjaga kegelapan kejahatan tetap berada pada jarak aman.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan