Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan melainkan Aku (Q.S Tha Haa, 14)
Dia mengetahui bahwa itu hanyalah satu-satunya yang meyakinkan dan tak dapat diubah. Maka dia berlindung dalam keselamatan dari kesendirian dalam ketunggalan Tuhannya.
Sementara dalam keadaan persatuan, berita tanpa suara dan tanpa kata datang kepada keduanya, dia dan ibu kita Hawa:
Wahai Adam, tinggalah kamu dan istrimu di surga dan makanlah dari apa yang kamu suka, tapi janganlah kamu dekati pohon ini (Q.S Al-A’raaf, 19)
Tetapi Setan yang terkutuk tidak akan tinggal diam. Dia berpegangan pada dahan imajinasi palsu, dia berkehendak untuk menggoda mereka. Dalam kenyataannya dia berhasil, dan membuat Adam dan Hawa makan dari pohon terlarang. Dan mereka melanggar perintah Tuhannya : …janganlah mendekati pohon ini
Tetapi mereka sadar apa yang telah mereka perbuat adalah salah. Maka ketika mereka tergelincir dari kedamaian persatuan mereka dengan Tuhannya, mereka bergantung pada dahan penyesalan
dan berkata :
Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri; dan jika Engkau tidak memaafkan kami atau tidak memberi rahmat pada kami, sungguh kami termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S Al-A’raaf,23)
Dan berpeganganlah pada dahan tersebut, yang menyelamatkannya,
mereka menerima perkataan dalam bentuk buah buahan yang manis yang tumbuh darinya:
Kemudian Adam menerima perkataan dari Tuhannya lalu Dia pun menerima tobatnya; sungguh Dia Maha Penerima tobat, Maha Penyayang (Q.S Al-Baqarah, 37)
Ada suatu saat yang disebut Hari Penyaksian, dan pada saat itu dibawah semua saksi mata, menyaksikan, setiap jiwa akan mendengar Tuhannya berfirman :
Apakah Aku ini Tuhanmu? (Q.S Al-A’raaf, 172)
Dan mereka semua berkata : Ya; kami semua bersaksi. (Q.S. Al-A’raaf, 172)
Tetapi mereka akan bersaksi sebatas apa yang mereka pernah lihat dan ketahui, meskipun mereka semuanya menjawab dalam persetujuan, dengan berkata, ‘Ya, sesungguhnya’. Mereka yang telah melihat kecantikan Hakikat Tuhannya akan berkata :
Tak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya (Q.S. Asy-Syura,11)
Mereka yang telah melihat kecantikan Sifat-Sifat Ilahiah- Nya akan berkata :
Dialah Allah, tiada tuhan selain Dia. Maha Raja yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan… (Q.S Al-Hasyr, 23-24)
Mereka yang hanya berpikir tentang Allah dalam hubungannya dengan keindahan segala sesuatu yang telah Dia ciptakan akan membayangkan Tuhan mereka dengan berbeda, sesuai dengan kesan-kesan mereka atas sesuatu yang mereka lihat.
Sebagian akan menempatkan Tuhan dalam kerangka ruang dan waktu yang terbatas. Sebagian bahkan akan berpikir bahwa Dia tidak ada. Dan sebagian akan membuat suatu bentuk dari batu dan menyangkanya sebagai Dia. Celaka bagi mereka yang ketetapannya adalah ini!
Dan mereka berkata : … tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami (Q.S. At-Taubah,51)
Sungguh kebanyakan mereka juga termasuk diantara segala sesuatu yang terjadi ketika Pencipta melafalkan kata kun dan kata itu menjadi pusat dari semua alam semesta yang tercipta, berputar sekitarnya; dan ketika dari pusatnya tumbuh Pohon Eksistensi, kata kun menjadi benih yang darinya itu tumbuh.
Jika seseorang ingin memvisualisasikan semua, ada suatu kemenyeluruhan- segala sesuatu yang menjadi eksis dan apa yang menyebabkan mereka semua terjadi, perbuatan mereka serta perkataan mereka, hidup mereka, keadaan mereka, dan interaksi mereka – apakah ada perumpamaan yang lebih baik daripada sebuah pohon, Pohon Eksistensi? Pohon yang mengandung semua yang terjadi dalam alam semesta, yang tercipta dari sebuah benih tunggal, terbuat dari kalam Tuhan kita, yang berfirman kun!
Sebagaimana Pohon tumbuh, segala sesuatu muncul darinya. Sesuatu menjadi lebih, sesuatu menjadi kurang, sebagian terlihat, dan sebagian lainnya tersembunyi: keimanan dan kekufuran, buah dari amal-amal yang baik, keadaan kemurnian, suara dan makna dari perkataan yang indah, keinginan-keinginan dan harapan yang baik, sifat yang baik dan perilaku mulia, kepekaan pada keindahan, dan pengetahuan akan realitas adalah sebagian dari daun-daun dan bunga
bunganya.
Tingkatan-tingkatan pencapaian kesalehan, persetujuan hak orang-orang yang benar, kedekatan pada Tuhannya dari mereka yang mengenal Tuhannya, dan kesirnaan api cinta dari para pecinta Allah- ini adalah sebagian dari buahbuah Pohon Eksistensi.
Pertama, tiga tunas tumbuh dari benih suci Pohon tersebut. Satu dari tunas-tunas tersebut condong ke kanan dan tumbuh dalam arah tersebut.
Itu akan menghasilkan buah-buah…dan golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu! (Q.S Al-Waqi’ah, 27)
Tunas lainnya tumbuh ke kiri… dan golongan kiri; alangkah sengsaranya golongan kiri itu (surat Al-Waqi’ah,41)
Tunas yang ketiga tumbuh tegak lurus, menjulang tinggi, dan Dan orang-orang yang terdahulu, merekalah yang paling dahulu. Mereka itulah orang-orang yang dekat kepada Allah (Q.S Al-Waqi’ah, 10-11)
Dan Pohon Eksistensi tumbuh, mencapai surga yang jauh
Dahan-dahan yang lebih bawah menjadi alam materi; dahan dahan
yang lebih tinggi menjadi alam ide dan makna dari segala sesuatu.
Alam dimana kita hidup hanyalah kulit kayu Pohon tersebut; inti bagian dalam adalah tempat dimana ruh bersemayam. Dan getah yang memberikan kehidupan berjalan dalam pembuluh darahnya, kekuatan yang membuatnya tumbuh dan memberikan bunga dan buah adalah alam yang tidak diciptakan, alam semesta mahakuasa, jabarut, dimana rahasia kata kun tersembunyi. Itu adalah alam dimana hakikat terjaga.
Apa yang kita lihat adalah sifat-sifat dan nama-nama, dimana tindakan adalah wakil-wakilnya.
Pohon Eksistensi terlindungi dalam sebuah dinding yang mengelilinginya pada sisi kanan dan sisi kirinya, didepan dan dibelakangnya, diatas dan dibawahnya. Yang paling jelek dari yang terjelek adalah batas terbawahnya; yang paling baik dari yang terbaik adalah pada tingkatan yang paling tinggi.
Di sekitar Pohon yang dirahmati ini, sejauh mata memandang, adalah
bintang-bintang di langit, segala sesuatu mengelilingi kita, nama-nama yang dengannya mereka dipanggil, cara mereka berperilaku, dan apa yang mereka perbuat terhadap satu sama lain.
Tujuh langit adalah seperti daun-daunnya, yang memberi bayangan; bintang-bintangnya seperti bunga-bunganya. Malam dan siang bagaikan dua penutup, salah satunya hitam dan yang lainnya putih, yang dengannya Pohon tertutupi dua kali dalam sehari.
Ketika tirai hitam menyelimutinya, maka hilanglah dari pandangan. Ketika terselimuti dengan yang putih, ia akan memberikan cahaya pada mata, yang ingin melihat pemandangan indah.
‘Arsy Ilahi adalah tempat dimana Pohon Eksistensi menerima semua yang diperlukan. Inilah harta yang tak terbatas yang mempertahankan kelangsungan hidupnya; sebuah sumber kekuatan yang tak pernah habis yang melindunginya.
Itu adalah tempat dimana para malaikat, para pelayan Pohon Eksistensi, mereka yang memeliharanya, bersemayam.
Dan engkau akan melihat malaikat-malaikat melingkar di sekeliling ‘Arsy, bertasbih sambil memuji Tuhannya… (Q.S Az-Zumar, 75)
Maka para malaikat menghadap ‘Arsy dan menerima apa saja yang diperlukan. Dimanapun mereka berada, mereka terbang di sekitarnya dan menunjuk ke arahnya.
Kapan saja sesuatu gagal dalam keharmonisan ilahiah dari Pohon eksistensi, kapan saja sesuatu yang tak terduga terjadi, para malaikat mengangkat tangan kepada ‘Arsy, mengharapkan ampunan untuk kegagalan mereka dalam melayani dan memohon pertolongan dari Pembuat Pohon, karena tidak ada tempat kembali selain pada-Nya.
Dan Dia yang membuat Pohon tidaklah ada disini atau disana, tapi ada dimana-mana. Dia tidak dapat terlihat atau diketahui - meskipun segala sesuatu yang diketahui, walaupun bukan Dia, adalah dari-Nya. ‘
Arsy Ilahi adalah manifestasi dari Kekuatan-Nya, bukan dimana tempat Dia bersemayam. Bila ‘Arsy bukanlah sebuah arah yang kepadanya para malaikat menghadapkan wajahnya ketika mereka melayani Pohon Eksistensi atas nama-Nya dan untuk kepentingan-Nya, mereka belum akan mengetahui kemana mereka berbalik untuk
meminta pertolongan dan memberikan kepatuhannya, dan
mereka tidak akan terjerumus dan tersesat.
Maka Pencipta segala sesuatu menciptakan ‘Arsy Ilahi, bukan sebagai sebuah tempat untuk Hakikatnya bersemayam, tapi bagaikan sebuah
sumber kekuatan untuk ciptaan-Nya berpaling padanya, untuk menerima apa saja yang mereka butuhkan.
Dia menciptakan mahluk, bukan karena Dia membutuhkan padanya, tapi supaya Sifat-sifat-Nya terlihat dan Nama-nama-Nya yang indah diketahui.
Satu dari Nama-nama-Nya adalah yang Maha Pemaaf: karena itu Dia menciptakan sesuatu yang akan menerima maaf- Nya. Satu dari Nama-nama-Nya adalah yang Maha Rahman. Satu dari nama-nama-Nya adalah Yang Maha Rahim. Karena itu Dia menciptakan seseorang yang ada dalam keperluan dan kebutuhan-kebutuhannya: untuk memanifestasikan kasih sayang-Nya pada mereka.
Semua dahan Pohon ini menghasilkan buah yang berbeda.
Karena itu setiap yang diciptakan senantiasa berbeda antara satu dan yang lainnya, juga demikian dengan apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka layani. Ini adalah perbedaanperbedaan dalam penciptaan seperti banyaknya Sifat-sifat Dia yang menciptakannya
Tiada ulasan:
Catat Ulasan