Rabu, 2 Jun 2010

MENAPAK JALAN SPIRITUAL (BAB . TEKHNIK DAN METHODE)

Salam saudara pembaca yang Di-Rahmati Allah.

Entri yang dipetik dari Kitab WAHDANIATULLAH sedang disiapkan.

Sementara itu Fakir kemukakan dilaman ini satu rencana yang dikirimkan kepada Fakir melalui e-mail oleh Dzikirullah Grup untuk bacaan saudara sekalian

SELAMAT MEMBACA & MENCARI ILMU

Fakir.
.............................................................................................

Dari Arif Budi utomo:
Judul: MENAPAK JALAN SPIRITUAL (BAB . TEKHNIK DAN METHODE)

Pengantar :
Kaidah Ilmu
:

Bila kita ingin bisa berhitung maka kita belajar Ilmu Matematika. Bila kita ingin "Melihat Allah", maka kita belajar Ilmu Ihsan. Ilmu Ihsan, dalam pemahaman saya akan mengantarkan kita kepada keyakinan, yang selanjutnya menghantarkan kita kepada IMAN. Dengan iman inilah, kita menjalankan syariat Allah, menjauhi larangannya dan mentaati perintahnya, agar kita menjadi TAKWA. Melalui ketakwaan , jiwa kita akan tenang, jiwa kita akan puas, dan jiwa kita akan ridho. Selamat dunia dan akhirat.

Konsepsi Ihsan inilah yang saya pahami, dan saya usung dalam kajian-kajian saya. Lebih karena disebabkan adanya pro dan kontra dengan kajian ini maka dengan ini saya ingin menepis anggapan bahwa kajian Ihsan ini bukan bagian dari Islam. Subhanalloh. Bagaimana mempelajari Ilmu Ihsan..?. Kajian-kajian saya ini sedang mencoba menjelaskannya. Insyaallah. Dengan segala keterbatasan yang ada, dengan semangat dan gairah Islam adanya.

Pembelajaran dalam konsepsi Islam, hanya memerlukan pengetahuan SIAPA YANG BELAJAR, entitas yang belajar ini adalah entitas yang diberikan pengajaran untuk ‘melihat’. ENTITAS YANG ‘MELIHAT’ dan ‘DILIHAT’ ALLAH, menjadi topik utama. Menjadi bahasan yang diulang-ulang.

Selanjutnya Entitas yang sudah kita sadari tersebut kita hadapkan kepada Allah, selebihnya kita pasrahkan kepada kehendak Allah, kepada pengajaran Allah. Hasilnya sangat individual sekali, tidak dapat di generalisasi. Maka serahkanlah sepenuhnya, dengan kepasrahan yang utuh, apapun hasil pembelajaran kita kepada Allah. Allah lebih tahu apa yang terbaik buat kita. Amin.

Kita Berbagi :Selembar kertas ditulis, berlembar kemudian dihamparkan, memberikan kabar , menghantarkan kata mengungkap makna, mencoba memperkenalkan siapa, apa dan bagaimana jati diri si ENTITAS, tak kasat mata, yang membuta dibalik ego manusia, meski tahu , dia bersembunyi, meski mengamati, dia tak memberi arti, meski suci , dia diliputi.

Sungguh menjadi misteri. Berjuta-juta manusia mencari dan menanti, berabad-abad, disepanjang hari, tak berhitung lagi. Dikorbankan semua miliknya, jangankan cuma harta benda, bahkan dihancurkannya semua harga diri, di telanjangi kesombongannya, semua sudah habis tak bersisa lagi. Hidup penuh caci. Demi menyingkap tirai yang menutup DIRI. Namun, apa dikata, setelah ketemu. “Lho kok cuma itu, cuma begitu, ini mah sudah lama saya tahu, ini kan yang senantiasa menemani..lha.. kamu toh..yang akan diajari..?“. Sibuklah kita membodoh-bodohkan diri sendiri, yang sekian lama tak menyadari. Yah, realita memang begitu, dan saya juga tak kurang lugunya, sebegitu adanya, seumur hidup mencari, lebih-lebih 10 tahun terakhir ini. Hingga kini masih terus mengkaji. Maka dengan ini saya ingin berbagi.


BAB. TEKHNIK DAN METHODE dalam KONSEPSI IHSAN


Setelah sedikit banyak kita mendapatkan pemahaman tetang kesadaran, maka selanjutnya kita latihan beberapa teknik, yang akan membantu kita dalam menemukan kesadaran kita sendiri.

1. Teknik dan Methode Dasar

Methode dan teknik dasar dikembangakan atas pemahaman surah Al-Ahzab ; 21,

“Sungguh telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan Dia banyak mengingat Allah” ( Al-Ahzab ; 21)

Mari kita lihat dari sudut belajar mengajar, Pertama ; Pengajaran ; materi pelajaran adalah …mengingat Allah, sebagaimana halnya rosululloh. Kedua ; Orang yang belajar ; Orang yang berharap rahmat Allah. DAN. Orang yang berharap (kedatangan) hari kiamat.

Petunjuk ini mari kita pahami apa adanya, jikalau kita meyakini bahwa rosululloh adalah teladan yang paripurna, maka kita harus mampu melaksanakan 'Dia banyak mengingat Allah' sebagaimana yang dimaksudkan ayat tersebut. dan bagaimana juga sikap orang yang akan mengingat Allah tersebut?. bagaimana sikap orang yang berharap rahmat Allah dan bagaimana sikap orang yang berharap (kedatangan) hari kiamat. Kedua hal ini betul-betul sangat mendasar sekali dalam pembelajaran ini agar kita mampu mencontoh akhlak rosululloh.

1a. Methode MENYEBUT dan MENGINGAT Allah

Kita harus mampu mencontoh teladan rosululloh, yang senantiasa mengingat Allah. Sering kita menyepelekan hal ini, dikarenakan kelihatannya terlalu mudah dan sepele maka kita menjadi terlena. Dalam pemikiran menyebut dan mengingat Allah, cukup hanya sholat saja. Kita keliru kalau begini. Justru inilah pondasi yang sangat penting sekali. Tiada Islam jikalau tiada mengingat Allah. Tiada kesadaran jikalau tiada mengingat Allah. Maka dalam konsepsi methode Ihsan menyebut dan mengingat Allah menjadi pondasi DAN KEHARUSAN yang MUTLAK harus dikuasai.

Tujuannya; agar kita tetap mampu menyebut dan mengingat Allah dalam kondisi dan situasi apapun dan setiap tarikan nafas kita. Betul-betul setiap tarikan nafas, bukan apologi, apalagi basa-basi. Kita akan berlatih hingga di setiap tarikan nafas ada lafad Allah..

Latihan 1.

Tariklah nafas anda agak dalam, bersama tarikan nafas masukkan lafad ALLAH, seperti anda sedang menelan sesuatu, masukan ke dada, arahkan ke hati, masukan hingga terasa pas..klek.. di dalam rongga dada anda. Tahan sebentar. Keluarkan nafas anda perlahan. Ulangi terus berkali-kali , hingga anda mahir. Jika anda merasa cukup, mulailah coba , sebut nama Allah perlahan, tidak keras namun juga tidak pelan. Diamkan sejenak, rasakan, ulangi lagi, dan diamkan kembali. Berulang-ulang. Jika anda sudah merasa cukup. Sekarang tarik nafas, biasa saja. Coba sebutlah nama Allah melalui hati, perlahan dengarkan hati anda,.. menyebut nama Allah dengan hati anda. Dengarkan. Perlahan ..ALLAH.. diamkan..sebut lagi ALLAH…diamkan lagi..terus lakukan berulang-ulang. Lakukan teknik ini, dimana anda sempat, dimana anda ingat. Syukur jikalau anda mempunyai waktu khusus. Ulangi terus dari awal hingga akhir, sampai anda mahir.

Latihan 2 ;

Setelah anda mahir, menguasai nafas anda, dan lafad yang dimasukan. Maka mulailah lakukan latihan 2 ini. Ketika nafas anda di tahan bersama lafad Allah, ketika masuk ke rongga dada, masuk ke hati. Maka sadarkan diri anda , ketika lafad Allah berada dalam hati dan rongga dada, rasakan mulai merayap perlahan, perlahan.. mengalir bersama jalan darah anda, rasakan saja semampu anda bisa, latih terus posisi merasakan lafad bersama Aliran darah anda ini. Jika anda mahir, rasakan setiap sel-sel tubuh anda menyambut lafad ini. Jikalau anda lebih mahir lagi anda akan merasakan setiap sel-sel tubuh anda ikut berdzikir.

Sementara, rasakan dahulu jikalau lafad Allah yang anda masukan tadi , beredar bersama aliran darah anda, setelah cukup beredar..kemudian hembuskanlah bersamaan dengan anda menyebutkan nama ALLAH! ... ALLAHU ALLAH!.. Diam sebentar..dan ulangi saja terus hinga anda mahir dalam teknik 1 dan 2. Kalau keduanya sudah mahir. Lakukanlah dalan satu tarikan nafas seklaigus, saat masuk maupun saat keluar nafas, sebagaimana dimaksud pada latihan 1 dan 2 tersebut.

Dari hasil kedua latihan ini, hati anda akan mampu berdzikir sendiri, meski anda melakukan aktifitas seperti biasa. Meski otak anda berfikir, meski anda berjalan, duduk, berbicara, memasak, menonton TV, dan lain sebagainya. Anda akan senantiasa mengingat nama Allah. Bahkan dalam sholatpun, tidak akan berhenti, hati akan terus berdzikir. Anda akan bisa membagi kerja hati dan badan, membagi sementara hati berdzikir namun raga, otak dan pikiran tetap bekerja sendiri-sendiri

Tiada ulasan:

Catat Ulasan