Jumaat, 28 Mei 2010

INDAHNYA SHALAT............Abu Sangkan


Assalamualikum
Saudara pembaca yang Di-Rahmati Allah.

Fakir menghadapi sedikit masalah dalam meneruskan pencatitan nota nota WAHDANIATULLAH ke Laman Blog ini.

Sementara hal ini dapat diselesaikan diharap entri dibawah dapat mendatangkan munafaat dalam Amal Ibadah kita semua.

Entri ini dipetik secara 100% dari blog Dzikirullah .com dan ditulis sendiri oleh Ustaz Abu Sangkan peneraju Laman Blog tersebut. Selamat membaca.

Fakirabdillah…………

……………………………………………………………………………………………..

INDAHNYA SHALAT

SHALAT itu indah sebagaimana Al-Quran yang dihiasi dengan ungkapan bahasa yang juga indah. Ajakan shalat yang dikemundangkan muazzin, diungkapkan dengan bahasa yang sangat indah, hayya alla sholah, hayya alla falaah, marilah sholat dan anda akan mendapatkan suatu keberuntungan.

Ungkapan yang sangat tidak memaksa, tetapi diberikan sesuatu rahasia bahwa anda akan merasakan suatu keberuntungan. Dilanjutkan dengan ungkapan, Assholatu khorumminannaum , sholat itu lebih baik daripada tidur. Ungkapan rahasia ini sebenarnya tidak rahasia lagi.

Sebagaimana yang diungkapkan dalam Al-Quran, yaitu, dengan selalu menegakan shalat, kita akan terhindar perbuatan keji dan mungkar.

Shalat menjadi sebuah terapi terhadap fenomena kejahatan yang kian hari kian mewabah. Kejahatan muncul karena lebih banyak diawali oleh stress, tekanan hidup yang menghimpit. Maka, terjadilah berbagai kekacauan di masyarakat, korupsi, perampokan hingga pembunuhan. Lantas, Shalat dijadikan sebagai obat berbagai kemelut kehidupan ini.

Shalat bahkan mampu mencegah sebelum kejahatan itu terjadi.
Ketika kita melakukan suatu gerakan ruku maupun sujud, itu adalah awal bagaimana Allah mencegah dari perbuatan stress, yaitu menjadikan tubuh mengalami relaksasi. Orang bisa tercegah dari stresnya dengan adanya relaksasi, otak itu dikendorkan dengan gerakan ruku maupun gerakan sujud.

Tak hanya itu, shalat juga membentuk karakter yang baik, yaitu akhlakul karimah, dengan lebih dulu memproses otak hingga ke alam bawah sadar. Karena, dalam bacaan shalat penuh dengan doa dan bacaan-bacaan yang indah dan positif. Inilah yang akan terekam dalam otak, yang akan menjadi suatu gerakan secara otomatis yaitu autogenic.

Dalam shalat, kita mengucapkan kata-kata subhana robbil azimi wabihamdih atau Allahuakbar yang terus diulang-ulang. Kalimat Allahuakbar, Allahuakbar, masuk dalam penghayatan hingga menjadi suatu kesadaran yang penuh bahwa Allah Maha Besar.

Dalam sebuah penelitian, seseorang mengucapkan kata-kata bunuh diri, aku mau mati, aku mau mati, aku mati dengan penghayatan yang sangat dalam itu akan masuk ke bawah sadar. Dan, terbukti ia akhirnya bunuh diri. Nah, kekuatan pikiran inilah yang akan menjadi sesuatu yang akhirnya menjadi suatu perbuatan negatif.

Kenapa dalam shalat kata-kata takbir dan doa diucapkan terus berulang. Karena, disitulah kekuatannya. Seperti dalam sebuah iklan produk, yang terus diulang-ulang, akan direkam dalam memori, hingga pelanggan dengan mudah mengingat kemudian membeli produk tersebut. Inilah yang disebut The Power of Repetition

Nah, kalau sholat itu hanya dibaca dengan sekedarnya, maka dia tidak akan menghasilkan apa pun. Dalam konteks psikologi modern bahwa manusia dibentuk oleh kepribadian ketaksadaran kolektif atau collective unconsciousness. Bahwa manusia dibentuk oleh "ketaksadarannya". Ketaksadarannya ini masuk ke alam bawah sadar. Apa yang dilakukannya sebagai sebuah kebiasan yang berulang, akan membentuk sebuah karakter.

Oleh karena itu, sholat merupakan pembentukan ahlaqul karimah. Ahlaqul karimah diproses oleh Allah, baik mulai gerakan yang diulang-ulang, bacaan yang diulang-ulang, maka bisa dipastikan secara ilmiah, orang itu akan berubah total menjadi orang baik.

Dengan gerakan, katakanlah 100 hari sholat dengan yang sempurna, orang itu otomatis tubuhnya akan reflek, autogenic . Akan reflek melakukan apa yang dia ucapkan. Ketika ia menundukan wajahnya, pikirannya, dan hatinya yang diulang-ulang, pasti akan merasakan suatu ketenangan, yaitu ketenangan yang terus menerus ketika berzikir.

Zikir yang menenangkan, masuk ke dalam hatinya akan direspon oleh otak. Dalam otak itu akan direspon dalam memorinya, maka orang itu diulang-ulang mendapat ketenangan.
Sebagai contoh sederhana, orang yang takut berjalan di malam hari di tempat gelap, Karena memorinya tanpa sadar, merekam berita dari orang lain bahwa kalau malam hari itu hantu-hantu keluar.

Maka informasi yang diulang-ulang, padahal orang itu tidak pernah melihat hantu sendiri. Tanpa sadar, tapi secara otomatis, otak kita juga bekerja dan mengeluarkan hormon takut. Sehingga jantung berdetak kencang, kemeringet akibat informasi yang masuk ke otak dan memerintahkan seluruh syaraf kita dan hormon kita mengalami ketakutan.

Coba anda bandingkan, dengan petugas forensik yang biasa ke kamar mayat.
Mungkin orang lain ketakutan melihat mayat, tapi bagi dia biasa saja. Bagi ahli forensik yang sudah otaknya diseting, atau pengalaman berulang-ulang, dia tidak menemukan apa-apa, maka otaknya akan mengatakan tidak ada apa-apa. Begitu tidak ada apa-apa, perintah otaknya tidak akan melaksanakan perintah terhadap organ tubuhnya sehingga tidak ada hormon ketakutan.

Inilah yang perlu kita ciptakan dalam shalat. Indahnya sholat, karena sangat indah cara penanganannya. selama ini kita menggunakan tidak indah dengan kata-kata kasar, diperintah, digebuk, dipukul, tapi orang tidak diproses untuk menerima itu. Sehingga adanya proses yang tidak baik terhadap sholat, maka sudah tidak indah lagi karena sholat ditolak oleh bawah sadarnya. Sehingga ketika berdiri sholat, takbir Allahuakbar Allahuakbar, langsung tubuh kita langsung merespon untuk menolaknya. Maka terjadilah ketidakkhusyuan.

Bawah sadar kita tidak mau adanya sholat sehingga kita melakukan suatu gerakan sholat dengan terburu-buru. Itu menunjukan bahwa tubuh kita sudah menolak pekerjaan yang tidak disukainya. sholat itu adalah berdialog dengan tuhan. Kalau anda berbicara dengan tuhan, tidak ada orang yang tidak sholat khusyu.

Assolatubimakna addua.., sholat itu bermakna doa. Berarti ketika baca al-fatihah, engkau mengerti artinya, lalu engkau ucapkan dengan benar, misalkan dalam kalimat : iyya kana' budu, waiyya kanastain. Disitukan ada permohonan, kepada engkau ya Allah, aku bersembah dan kepada engkau, aku minta pertolongan. Berarti ada dialog.

Begitu pula, ketika engkau ucapkan dengan niat, pasti khusyu. Contoh : robbighfirli, warhamni, wajburni, warfa'ni, warjughni, wahdini, waafini wa'fuani.
Kebanyakan kita hanya membaca, padahal disitu artinya : aku minta maaf kepada Allah.

Coba engkau sadarkan, bahwa engkau salah, bahwa engkau harus minta maaf kepada Allah. Apa yang engkau lakukan ? Seolah-olah engkau meminta maaf kepada ibu anda. Ketika kita minta maaf kepada ibu anda, dari rumah sudah ada terasa bahwa saya akan minta maaf sama ibu saya, Berarti ada niat, ada niat berarti ada dorongan dari dalam. Ketika saya mintakan, ...bu..kalau memang anda salah, pasti akan keluar air mata, ketika mengucapkan ibu.., maafkan saya, bu, kasihani saya bu...

Selama ini kita sholat, tidak ada niat minta maaf. Padahal awal daripada sholat ini didasarnya adalah niat. Innamal a'malu binniat. Apa niat itu ?.. Niat itu harus dilakukan dengan sengaja. Berarti kalau kau sengaja, pasti khusyu.

Ketika engkau mengatakan robbiqfirli, tidak mungkin cepat-cepat, pasti ada perasaan salah. Orang yang punya perasaan salah, pasti akan mengatakan robbiqfirliiiiiii... Dan itu akan bergetar kalau diucapkan dengan benar. Kalau disampaikan dengan hajat yang benar.

Kalau itu dirasakan, anda akan pasti bergetar. kalau minta maaf. Kalau engkau hanya membaca , tidak akan terasa apa-apa. Jika engkau mengatakan robbiqfirli.., warhamni.., itu akan bergetar. Setiap kata bergetar, lalu pada akhirnya kita akan mengatakan warjuqni.

Kalau engkau memang sengaja minta rezeki, sengaja engkau memohon, pastilah kalimatnya agak lama, karena ada dialog antara hamba dan tuhannya.Dan kalau engkau minta sehat, pasti engkau ucapkan benar. Kalau engkau sakit, katakan : wa afini. Akan lebih terhayati ketika engkau sakit

JIka, engkau niatkan, ada daya yang mengalir, bergetarkan hati, dari situ ada sambutan ilahi begitu kita ucapkan robbiqfirli, warhamni, wajburni, warfa'ni, warjuqni, wahdini, wa afini, wa'fuani. Inilah intinya keindahan shalat. Siapa pun akan mengalami kekhusyuan jika shalatnya sudah benar, karena ia sedang berdialog dengan Allah, zat yang Maha Besar dan Maha Suci


Abu Sangkan

Tiada ulasan:

Catat Ulasan