Khamis, 20 Disember 2012

TULISAN PARA SAHABAT..Adnan Dahlan..

ALLAH

Surat Al-Baqarah ( 2 : 115 )

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Surat Al-Baqarah ( 2 : 186 )

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran

Surat Al-Baqarah ( 2 : 255 )

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌۚ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِۗ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Surat Al-Baqarah ( 2 : 286 )

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَاۚ أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

Surat 'Āli `Imrān ( 3 : 5 )

إِنَّ اللَّهَ لَا يَخْفَىٰ عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ

Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.

Surat 'Āli `Imrān ( 3 : 6 )

هُوَ الَّذِي يُصَوِّرُكُمْ فِي الْأَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاءُۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Surat 'Āli `Imrān ( 3 : 26 )

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاءُ وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَاءُۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Surat 'Āli `Imrān ( 3 : 102 )

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Surat Al-'An`ām ( 6 : 17 )

وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.

Surat Hūd ( 11 : 6 )

وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَاۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).

Surat An-Naĥl ( 16 : 10 )

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءًۖ لَّكُم مِّنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ

Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu

Surat An-Naĥl ( 16 : 11 )

يُنبِتُ لَكُم بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالْأَعْنَابَ وَمِن كُلِّ الثَّمَرَاتِۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Surat Al-'Isrā' ( 17 : 44 )

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّۚ وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِن لَّا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.

Surat An-Nūr ( 24 : 35 )

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَن يَشَاءُۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Surat Az-Zumar ( 39 : 53 )

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Surat Ghāfir ( 40 : 68 )

هُوَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُۖ فَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ

Dialah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia.

Surat Fuşşilat ( 41 : 47 )

إِلَيْهِ يُرَدُّ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَمَا تَخْرُجُ مِن ثَمَرَاتٍ مِّنْ أَكْمَامِهَا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنثَىٰ وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِۚ وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ أَيْنَ شُرَكَائِي قَالُوا آذَنَّاكَ مَا مِنَّا مِن شَهِيدٍ

Kepada-Nya-lah dikembalikan pengetahuan tentang hari Kiamat. Dan tidak ada buah-buahan keluar dari kelopaknya dan tidak seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Pada hari Tuhan memanggil mereka: "Dimanakah sekutu-sekutu-Ku itu?", mereka menjawab: "Kami nyatakan kepada Engkau bahwa tidak ada seorangpun di antara kami yang memberi kesaksian (bahwa Engkau punya sekutu)".

Surat Ash-Shūraá ( 42 : 24 )

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًاۖ فَإِن يَشَإِ اللَّهُ يَخْتِمْ عَلَىٰ قَلْبِكَۗ وَيَمْحُ اللَّهُ الْبَاطِلَ وَيُحِقُّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِۚ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

Bahkan mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) telah mengada-adakan dusta terhadap Allah". Maka jika Allah menghendaki niscaya Dia mengunci mati hatimu; dan Allah menghapuskan yang batil dan membenarkan yang hak dengan kalimat-kalimat-Nya (Al Quran). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

Surat Ash-Shūraá ( 42 : 28 )

وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِن بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُۚ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ

Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.

Surat Qāf ( 50 : 16 )

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,

Surat Al-Qamar ( 54 : 50 )

وَمَا أَمْرُنَا إِلَّا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ

Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata.
 10.Surah Yūnus (Verse 106)
وَلَا تَدْعُ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَۖ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ

Dan janganlah engkau (wahai Muhammad) menyembah atau memuja yang lain dari Allah, yang tidak dapat mendatan
gkan manfaat kepadamu dan juga tidak
dapat mendatangkan mudarat kepadamu. Oleh itu, sekiranya engkau mengerjakan yang demikian, maka pada saat itu menjadilah engkau dari orang-orang yang berlaku zalim (terhadap diri sendiri dengan perbuatan
syirik itu

Ahad, 2 Disember 2012

ADNAN DAHALAN....SAMBUNGAN..

MEMBUANG SIFAT ke-aku-an ( ego )

Iblis itu adalah kita, kita yang bersifat keberadaan diri atau keberadaan sifat keakuan, manakala mereka yang bersifat ikhlas itu, adalah mereka yang bersifat ketiadaan diri ( tidak ada diri ). Bila mana sudah tidak ada sifat keberadaan diri, maka tidak ada lagi sifat keakuan.
Bilamana sifat keakuan atau sifat keberadaan diri itu sudah tidak ada, mana lagi adanya iblis, mana lagi adanya syaitan! Bilamana keberadaan diri telah tiada dari mana lagi datangnya godaan iblis atau syaitan pada diri.

Yang dikatakan iblis  itu, adalah apabila adanya sifat aku atau yang masih adanya  sifat keakuan ( masih ada diri ). Bagi mereka yang tiada sifat keakuan dan tidak ada sifat diri, mana lagi ada iblis dan mana lagi ada sifat goda menggoda!

Diri yang sudah hilang, sudah mati, dan diri yang sudah binasa, apa lagi yang boleh iblis nak goda!. Setelah semuanya telah dipulangkan kepada Allah, tidak ada apa-apa lagi yang tinggal, tersisa atau terbaki, apa lagi yang hendak syaitan atau iblis goda?. 

Apakah bodoh sangat iblis itu, nak menggoda orang yang sudah mati. Iblis tidak sebodoh itu!. Sebenarnya iblis atau syaitan itu, adalah dirimu sendiri! Iblis itu, adalah diri kita yang masih ada sifat diri dan yang masih ada sifat keakuan.

Setelah tidak ada sifat keakuan, maka tidaklah adanya sifat iblis dan syaitan! Maka akan menyusullah sifat ingat kepada Allah. Bilamana sifat ingat kepada Allah telah mengambil tempat maka fana', baqo', lebur dan binasalah sifat diri, dengan syaitan-syaitan dan dengan iblis-iblis itu sekali akan binasa!

Bilamana sifat ingat kepada Allah telah meleburkan sifat iblis, maka itulah yang dikatakan tahap "IKHLAS" mana mungkin orang yang ikhlas dapat digoda iblis.

Orang ikhlas itu adalah orang yang dirinya sudah mati, binasa dan hilang. Bilama diri sudah mati, hilang ghaib didalam wajah Allah, apa lagi yang boleh iblis goda !. Apabila kita sudah berada didalam wilayah ikhlas ( alam mengenal diri ) tidak boleh lagi ada didalam diri kita sifat sombong, takabur, angkuh atau bongkak, segala-galanya Allah. 

MENGEMBALIKAN HARTA ALLAH…

Hidup kita ini hanya menumpang harta Allah, dengan itu kembalikanlah harta itu kepada Allah. Kita ini tidak ubah seumpama lembaga / patung, jika tidak didukungi, ditunjangi, dipayungi dan tidak didirikan oleh nyawa / roh, siapalah kita? 

Untuk melihat roh yang bersemanyam didalam badan kita, kita hendaklah membinasa, melebur, melenyap dan mengembalikan terlebih dahulu sifat diri yang zahir ini kepada Allah, barulah disitu akan kelihatan dan akan terpandang tuan yang empunya badan iaitu Roh.

Bagi yang tidak nampak diri rohani yang tersembunyi disebalik jasad, maka akan jadilah sebagaimana yang berlaku kepada iblis, 

Iblis ketika disuruh sujud kepada Adam, Ia tidak nampak bahawa berdirinya Adam itu, adalah diatas dasar berdirinya roh. Yang menguatkan pembinaan jasad anggota Adam itu, adalah roh.

Diketika itu iblis tidak dapat membaca hikmah atau rahsia Allah disebalik kejadian Adam. Itu sebabnya iblis ingkar.

Yang menyebabkan iblis itu dimurkai dan disingkirkan Allah dari surganya, adalah diatas dasar sifat lupa iblis kepada roh Adam. Bahawasanya yang mendiri dan yang menguatkan diri zahir Adam itu, sebenarnya adalah roh, yang disebalik jasad Adam

KUNCI PEMBUKA HIJAB


Kunci Pembuka Hijab Ingat Kepada Allah
Kunci keramat untuk membuka hijab kepada Allah adalah dengan "Tidak ingat kepada selain Allah"
Kunci, petua, cara, kaedah atau jalan yang boleh membuka hijab zulmat hati menuju cahaya ingat kepada Allah itu, adalah dengan cara lupa kepada makhlok!

Cara untuk lupa kepada sifat makhlok itu, adalah dengan mengembalikan semua yang bersifat kepada Allah! 

Inilah juga kunci pembersih hati dari bersifat kotor.  Dengan cara berserah diri, diri akan menjadi bersih, selepas diri menjadi bersih ingat kepada Allah akan datang sendiri !

BUANGKAN INGATAN kepada MAKHLUK – INGAT ALLAH semata-mata

 Ingat kepada Allah itu, setelah ingatan kita tidak lagi terhenti atas sifat makhlok. Selagi ingat makhlok, ingat dunia dan ingat alam benda, selagi itulah Allah tidak akan dapat kira ingat.

Setelah putusnya ingatan kita terhadap makhlok / diri, disitulah baru wajah Allah dapat kita lihat, pandang, tengok dan dapat kita ingat dengan jelas terang lagi nyata. Ingat atau zikir kepada Allah itu, hendaklah sebagaimana berzikirnya makhlok-makhlik lain. Ingat / zikir kepada Allah bukan sahaja makhlok manusia ! Malahan semua makhlok berzikir dan bertasbih kepada Allah.

Tandanya makhlok lain dialam ini berzikir kepada Allah, adalah melalui sifat patuh, sifat tunduk dan sifat taatnya kepada perintah dan ketetapan yang telah Allah tetapkan.

Tanda ingat dan tanda berzikirnya makhlok alam kepada Allah itu, adalah seumpama tidak ada hujan yang terbit dari bumi kelangit. Tak ada bulan, bintang yang lari atau targelincir dari paksi pusingan galaksinya. Sifat patuh, taat, akur dan tunduk itulah, tanda berzikir dan ingatnya makhlok alam kepada Allah. Tanda ingatnya kita kepada Allah itu, hendaklah juga sebagaimana ingatnya makhlok lain, iaitu dengan percaya, yakin, taat dan patuh kepada ketetapan Allah !

Berzikirnya makhlok alam kepada Allah itu, bukan dengan cara sebagaimana sebutan manusia. Berzikirnya makhlok alam itu, adalah dengan menggunakan cara atau kaedahnya sendiri, iaitu dengan cara pasrah, berserah dan terserah kepada Allah, atas segala ketetapan azali Allah. 

Itulah cara atau kaedahnya berzikir, ingat dan bertasbihnya makhlok alam kepada Allah Ta'ala . Seandainya kita sebagai makhlok manusia, boleh berzikir dan bertasbih sebagaimana zikir dan tasbihnya alam semesta kepada Allah, alangkah tinggi dan mulianya kedudukan zikir kita disisi Allah. Sayangnya kebanyakan dari kita ingatkan / zikir Allah itu, hanya setakat lafasan bibir yang selalu berdusta dan mungkir.

Amalan zikir / ingat kepada Allah itu, adalah amalan yang teramat mudah dan teramat senang untuk diamalkan, tidak seperti payahnya mengamalkan amalan-amalan lain. 

Sayangnya dikeranakan terlalu mudah dan terlampau senangnya kaedah ingat kepada Allah itu membuatkan kebanyakan dari kita lupa untuk mengamalkannya.

INILAH YANG DIKATAKAN HIJAB

CARA BERSERAH DIRI…

1. Sedar akan keberadaan wujud diri zahir dan batin kita.

2. Tanya dan soal kepada kesedaran itu wujud siapakah itu?

3. Tentukan jawapannya wujud Allah.

4. Tanda dan bukti penyerahan diterima, sudah tidak ada lagi wujud selain dari Allah yang dipandang, dirasa, dinikmati.

5. Sehingga yang memandang, yang merasa yang menikmati wujud itu Allah sendiri..
Bagi mereka-mereka yang mengenal, ingat kepada Allah itu sudah cukup tercantum, cukup lengkap, cukup terkumpul, cukup terungkap dan cukup terucap dengan hanya melihat alam.

Dengan hanya melihat dan memandang kepada kejadian alam sekeliling dan dengan hanya melihat kepada kejadian alam dirinya sendiri, ianya sudah lebih dari ingat dan sudah lebih dari berzikir, sungguhpun ucapan zikirnya tidak terlafaz melalui bibir mulut.

Dengan hanya melihat alam baginya sudah lebih dari memadai untuk dijadikan tujuan bagi ingat kepada Allah. Wajah Allah itu sudah cukup termaktub dan sudah cukup meliputi pada wajah sekalian alam semesta. Itulah tanda terbuka hijab !

Dengan hanya melihat dalil atau dengan hanya melihat bayang (wajah kita), kita sudah dapat mengenal dan dapat mengingati tuan yang empunya bayang ( tuan yang empunya wajah ). 

Tuan yang empunya bayang itu tidak perlu menzahirkan dirinya sebagaimana rupa bentuk wajahnya yang asal, cukup dengan hanya memperlihat dan menzahirkan dirinya melalui bayang wajahnya sahaja, sudah memadai dan sudah lebih dari cukup, bagi mereka-mereka yang mengenal Allah

Biarpun melalui bayang wajahnya, kita akan tetap dapat mengenal Allah dengan sejelas-jelas dan senyata-nyatanya, 

Wajah Allah yang hakiki itu, terzahir beserta dengan wajah makhlok! Bagi yang nampak makhlok, maka nampaklah Allah ! Wajah Allah itu dimana-mana. Sebagaimana firman "Barang kemana engkau mengadap, disitulah wajah Aku"

Bayang dengan empunya bayang itu sebenarnya satu (sama). Seumpama perkara nafi dengan perkara isbat. 

Sungguhpun nafi itu bukan isbat dan tiada lain darinya! Perkara nafi dengan isbat itu, tidak boleh bersatu dan juga tidak boleh berpisah. Barang siapa memisahkan antara nafi dan isbat, itulah sejahil-jahil umat Muhammad.

Seumpama samanya antara bulat air dengan bulatnya pembentong. Cuba tuan-tuan tilik diri tuan-tuan sendiri dihadapan cermin besar. 

Apakah sama tuan yang menilik dengan tuan yang ditilik!. Pernahkah wajah tuan-tuan itu, berbeza dari yang tergambar didalam cermin? atau bayangan rupa paras tuan yang didalam cermin itu berbeza dari wajah tuan yang asal ?

Jika jawapannya memihak kepada tidak, yakinlah dan percayalah, bahawa Allah itu sama dengan wajahNya. Manakala wajah Allah itu, itulah makhlokNya !

Ya dengan syarat kita dan selain dari Allah sudah binasa, tidak ada, lenyap ( fanafillah diganti dengan baqo'billah ) Jika masih rasa ada kita dan selain dari Allah itu baru berada pada tahap ilmu...
Jika kita terhenti pada melihat makhlok, pandangan kepada Allah akan terlepas. 

Manakala jika kita terhenti pada melihat Allah, akan terbatal, terpadam dan terbinasalah pula pandangan terhadap makhlok. Pilihlah mana satu pandangan yang menjadi pilihan kita.

Sabtu, 1 Disember 2012

TULISAN PARA SAHABAT - ADNAN DAHLAN..


RAHSIA DI SEBALIK RAHSIA

Badan kita ini merupakan tempat tersembunyinya roh. Manakala disebalik roh pula, adalah tempat tersembunyi rahsianya Allah.  Diri kita ini menanggung dua rahsia. 

Pertama menanggung rahsia roh, keduanya menanggung rahsia Allah. Rahsia Allah tersembunyi didalam roh, manakala wajah roh pula tersembunyi didalam dada-dada kita semua. Untuk mengintai kedua-dua wajah itu, tiliklah kedalam diri kita sendiri. Apabila sifat roh telah dapat kita kenal dengan rata, InsyaAllah kedua-dua rahsia wajah itu akan dapat kita kenal dengan nyata dan rata ( jelas dan terang ) 

Setelah kita mengenal diri dan asal saja kita mengenal roh, segala rahsia itu, tidak lagi menjadi rahsia.
Apabila kita sudah mencapai kepada tahap makrifat kepada Allah, yang ghaib itu tidak lagi menjadi hilang, yang hilang tidak lagi menjadi tanda tanya dan yang halus itu tidak lagi menjadi sulit.

Apabila matahari sudah mula menerbitkan sinar cahayanya. Kabus tebal yang menyelubungi kita, akan berlalu dengan sendirinya.  Dengan berlalunya kabus diri, akan menjelmalah terang sinar wajah Allah, tanpa terselindung atau terdinding lagi, seterang hati mereka yang mengenal Allah.

Oleh kerana terlalu terangnya cahaya Allah pada wajah sekalian makhlok menyebabkan penglihatan kepada alam sudah menjadi kabur. Apabila pandangan terhadap makhlok sudah kabur dan lenyap, pandangan terhadap Allah, tidak lagi terselindung dan terhijab, dimana saja dialihkan pandangan kita, disitulah juga akan kelihatan wajah Allah besertanya.

Diri kita ini telah menjadi rahsia disebalik rahsia. Rahsia kepada badan itu adalah roh, manakala rahsia kepada roh itu adalah Allah. Roh tersembunyi disebalik wajah badan, manakala wajah Allah pula terselindung disebalik roh.  Kita ini banyak menyimpan rahsia ketuhanan. Apabila badan boleh menyingkap tabirnya, maka kita akan dapat melihat roh,

Apabila roh pula menyingkap tabirnya maka Allah pula akan kelihatan melaluinya. Barang siapa yang dapat merungkaikan kedua-duanya sekali, akan kenallah ia kepada Allah.

Keikhlasan dan ketulusan iktikad hati orang makrifat dalam memandang Allah itu, adalah dengan membinasakan pandangan terhadap makhlok, sesuatu, benda dan terhadap diri kita sendiri, 

Itulah caranya membawa kita melihat dan memandang Allah. Dengan terang dan nyata, pada setiap apa yang kita nampak. Dengan cara itu, ianya akan membuka pintu-pintu ghaib dan membuka kunci-kunci khazanah ketuhanan yang belum kita ketahui.

Kunci pintu khazanah yang ghaib akan terbuka apabila diri zahir memandang diri yang batin ( apabila badan mengenal roh = rasa-rasa yang terasa dihujung-hujung jari ), 

Apabila roh sudah mengenal dirinya sendiri ( apabila roh mengenal roh ), itu tandanya kita telah mengenal Allah. Taala (makrifat)

MENCARI ALLAH

Mencari Allah itu bukan didalam gua, bukit, mesjid, surau dan bukan di Mekah atau di negeri Cina,

Tempat mencari Allah itu, ada didalam diri masing-masing. Belajarlah mengenal diri (roh), agar Allah dapat kita kenal dengan terang dan nyata, Manakala tanggungjawab dan janji Allah kepada kita sebagai hamba-hambanya adalah tidak sekali-kali menganiayai hamba-hambanya.

Kita tidak perlu takut kepada Allah, kerana Allah itu maha pemurah, maha pengasih dan maha penyayang. Tidak pendendam. Tidak pembohonh, tidak pendusta dan tidak mungkur dengan janjinya dan tidak akan menganiaya hamba-hamba nya, asal saja kita, tidak menyengutu, mensyarikatkan dan syirik kepada Nya

Bagaimana Untuk Menzahirkan Allah ? 

Untuk menzahirkan Allah, adalah dengan cara membinasakan sifat makhlok, termasuk perbuatan, nama, sifat dan zatnya.  Apabila sifat maklok sudah binasa, barulah sifat Allah terzahir, selagi ada sifat makhlok, selagi itulah Sifat Allah tidak akan dapat kita zahirkan dan tidak dapat kita pandang. 
Setelah semua makhlok yang bersifat baharu ini dibinasakan dan dikembalikan kepada Allah, barulah dengan sendirinya sifat Allah itu akan terzahir dipermukaan hati kita.  Wajah Allah itu akan ternyata terlihat dan terpandang oleh hati, apabila sifat makhlok telah bertukar wajah, dari wajah makhlok kepada berwajah Allah.

Selagi adanya sifat diri kita dan selagi adanya sifaf makhlok, selagi itulah sifat Allah tidak akan dapat dilihat, dipandang dan tidak akan dapat terzahir dipersada Alam.

Seumpama Nabi Musa melihat kepada Bukut Thur Sina, apabila sifat bukit yang dipandang itu masih terlihat berwajah bukit, wajah Allah tidak dapat dipandang. Seolah-olah ianya terhijab dan terselindung disebalik sifat bukit itu.  Apabila sifat bukit yang dilihat itu tidak lagi kelihatan berwajah bukit , sudah terlebur dan binasa, disitulah wajah Allah akan dapat terlihat dan terpandang oleh mata hati kita.

Begitu juga apabila kita terserempak dengan harimau yang garang, apabila kita masih beranggapan yang harimau itu bersifat haiwan yang garang, kita akan berperasaan takut dan cemas.. Jika kita anggap / pandang sifat harimau sebagai wajah Allah, yang sama dengan wajah-wajah sekalian makhlok lainnya, sifatnya yang garang itu akan bertukar menjadi lemah.

Setelah sifat makhlok tidak lagi kelihatan pada pandangan kita, barulah wajah Allah boleh dilihat dipandang dan digambarkan dengan sejelas-jelas dan nyata melalui pandangan mata hati. Disitulah nantinya apa yang kita pandang itu akan nampak Allah besertanya.

Selepas sifat makhlok terpadam, karam, dan hilang ghaib di dalam wajah Allah, semua wajah makhlok yang kita lihat akan terpandang wajah Allah.

Pandang pada sifat harimau, akan ternampak wajah Allah. Pandang sifat bukit akan ternampak wajah Allah. Dan pandang pada sifat diri kita sendiri akan terzahir wajah Allah.

Malahan Allahlah yang meliputi sekalian alam. Disitulah nantinya barang kemana dan barang apa yang kita lihat, akan terpandang dan terlihat wajah Allah besertanya.

Mengenal diri itu, setelah tidak lagi tahu adanya diri. Mengenal Allah itu, setelah tidak lagi tahu adanya makhlok. Ingatkan Allah itu, setelah tidak lagi tahu adanya ingatan kepada makhlok.

Tahu Allah itu, setelah tidak lagi tahu makhlok.

Adanya Allah itu, setelah tidak adanya makhlok.

Jika masih ada (wujud) perkara selain Allah, itulah mereka-mereka dalam berkedudukan syirik. Syirik itu adalah dosa yang tidak diampun oleh Allah.

Oleh itu jauhilah syirik dengan membinasakan makhlok ! Setelah makhlok binasa, itulah tanda Allah itu Esa, setelah Esanya Allah itu, barulah terzahir dan ternyatanya Allah Taala dipersada alam

Ingat kepada Allah, setelah lupa kepada Makhlok. Selagi ingatan kita masih ingat kepada makhlok, itulah tanda kita lupa kepada Allah. 

Inilah sebenar-benar pengertian ingat (zikir) kepada Allah. Ingat kepada Allah itu, seumpama diri diwaktu tidur. Dikala kita sedang tidur, anggota mulut, akal, ikhtiar, kehendak dan seluruh anggota jasad kita juga turut lupa kepada makhlok. 

Lupa kepada makhlok, itulah cara dan kaedah ingat kepada Allah

 ‎"Allah menggengam roh ketika mati dan ketika tidurmu" Az-Zumar : 42

 Setelah kita berjaya berserah diri semasa belum tidur, bilamana diketika sedang tidur, dengan sendirinya kita dikatakan selamanya dalam keadaan berserah diri. Apa lagi diketika jaga.

Sebenarnya diri kita ini adalah tergantung dan terserah kepada Allah Taala. Apabila kita telah sampai ketahap penyerahan yang hakiki / sebenar ianya akan diri kita kosong / fana' dan kosong itulah sebenarnya diri kita.. Selagi belum jadi kosong / fana', itu bukan diri... Belum kenal diri. Jika belum kenal diri, manakan bisa mengenal Allah

Sebutan Nama Allah yang kosong ( tanpa kehadiran rasa ), adalah permainan bibir yang kotor, sesat lagi menyesatkan. Allah itu wujud ( ujud dan maujud pada segala sesuatu ) kenapa ingatan kepada Allah, tidak dapat dizahirkan melalui sesuatu?

Firman Allah yang bermaksud :-

"Mereka mengatakan dengan mulutnya barang yang tiada didalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui dari apa yang mereka sembunyikan"

Berzikirnya kebanyakan kita hanya menyebut-nyebut nama Allah dengan mengira jumlah sebutan itu. Ingat / zikir kepada Allah bukan sekadar menyebut nama Allah, sekadar menyebut nama Allah budak seusia 3 tahun pun boleh, malah burung tiong yang diajar untuk menyebut nama Allah pun boleh..!

Zikir atau ingat kepada Allah itu hanya akan diterima Allah, bila ianya terkeluar dari bibir mereka-mereka yang mengenal Allah. Bila perkataan "Allah" terkeluar dari mulut orang yang tidak mengenal Allah ( jika guna pembesar suara sekalipun ) ianya tidak mendatangkan apa-apa makna