medan muzakarah ilmu agama islam khasnya ilmu hakikat / awaluddin makrifatullah / ilmu mengenal diri layari juga http://fakirabdillah.webs.com KAULAH KANDIL KEMERLAP PELITA JENDELA DIMALAM GELAP.....MELAMBAI SETIA SELALU Biarlah Ianya Hilang Dalam Tumpukan Debu Hingga Ditemui Sendiri Oleh Orang Yang MencariNya
Isnin, 27 September 2010
CAHAYA.....dari laman web NAQSABANDI.
Salam para pembaca yang budiman.
Fakir c&p satu lagi artikel yang dipetik dari Laman Web Tareqat Naqsabandi untuk bacaan saudara. Ia merupakan pengetahuan baru kepada fakir. Selamat membaca.
Fakir.
...................................................................
www.nurmuhammad.com Naqshbandi Muhibeen nurmir@att.net
Rahasia Fisika Quantum 2
Rahasia Cahaya
Bismillah ir-Rahman ir-Raheem
Oleh M. Siddiqui , Ziad Sidawi
Menuju Pemahaman Rahasia Kerajaan Kenabian
Sejatinya (Sifat) Cahaya
Jika bagaimanapun mencapai kecepatan cahaya, waktu berhenti sama sekali. Cahaya
= Waktu
Mereka menghitung kecepatan cahaya adalah 186,000 mil per detik. Methoda normal menghitung kecepatan dalam relativitas adalah diambil sebagai contohnya sebuah gelombang suara. Mereka mencatat
bahwa gelombang itu bergerak pada kecepatan 1088 ft/per detik. Jika anda bergerak pada kecepatan 1000 ft. /detik dan sebuah gelombang suara juga bergerak dengan arah yang sama, anda akan mengamati
gelombang itu begerak dengan kecepatan 88 ft/detik. Begitu juga, untuk seorang pengamat yang bergerak dengan kecepatan 1088 ft/detik, kecepatan gelombang suara itu yang teramati adalah nihil.
Juga (kalau) bergerak dengan arah berlawanan, anda akan menambahkan selisih kedua kecepatan itu jika
menghitung dengan cara Fisika Newtonian klasik.
Mereka juga mencatat bahwa dengan gelombang suara diperlukan sebuah medium (perantara) untuk merambat, sehingga suara tidak merambat dalam sebuah ruang hampa. Pada sisi lain Cahaya tidak
memerlukan sebuah medium untuk merambat dan tidak seperti gelombang suara, kecepatannya yang teramati tidak berubah terhadap kecepatan atau arah sang pengamat. Maka meskipun untuk seseorang yang bergerak dengan kecepatan 100,000 miles/detik, kecepatan teramati
dari cahaya itu masih tetap 186,000 mil/detik, kecepatan yang sama seperti jika pengamat itu diam di tempat.
Ini adalah teori relativitas yang tersohor itu. Ini adalah sebuah fenomena yang adalah sangat nyata sekali bukan intuisi dan sesungguhnya belum dapat
diterangkan oleh para ilmuwan – hanya bisa diamati dan dikembangkan (teori lanjutannya) dari situ.
Hal ini diterima secara universal meskipun sangat pelik untuk dimengerti, kecepatan cahaya adalah tetap untuk semua pemantau / pengamat tanpa tergantung dari kecepatan dan arah (pengamat itu). Einstein
menerangkan bahwa ketika sebuah benda bertambah kecepatan nya, mendekati kecepatan cahaya, panjang fisiknya berkurang, dan massanya bertambah. Jadi kita mendapatkan sebuah benda hitam (black hole)
memiliki massa tak terbatas namun tanpa ukuran.
Ketika sebuah benda mendekati kecepatan cahaya, waktu menjadi melambat namun kecepatan cahaya tetap konstan. Jadi jika dia bergerak pada 185,999 mil/detik, cahaya masih bergerak
mendahului dia pada kecepatan 186,000 mil/detik. Dia tidak akan “memecahkan batas (kecepatan) cahaya”, tak seorangpun dapat mendekati nya. Namun jika sekiranya dia mencapai
kecepatan cahaya, waktu berhenti sama sekali (baginya).
Aspek kelakuan cahaya yang ini membuat para ilmuwan fisika terperangah dalam ketakjuban dan keheranan: bahwa dia dapat menyesuaikan kelakuannya yang teramati berdasarkan
pengamat yang mengamatinya. Dan lebih jauh tentang hal ini kita bicarakan lagi nanti
Mawlana menjelaskan bahwa Nabi s.a.w. selalu bertambah ilmunya, dan bergerak naik dalam tingkatan (spiritual) nya, mithlayn mithlayn, setiap saat berlipat dua. Apa ini artinya, dalam
kaitannya dengan relativitas umum adalah bahwa ketika Nabi s.a.w. meningkat naik ilmunya, apa yang terbuka baginya adalah sesuatu keilmuan yang lain lagi, karena cahaya itu, yang disini
mewakili ilmu, selalu bergerak lebih cepat dari kecepatan apapun yang anda capai dan kecepatan (cahaya) nya itu selalu sama, meskipun jika sekiranya anda mencapai suatu
kecepatan yang secara infinitesimal mendekati kecepatan (cahaya) itu.
Wa fawqa kulli dhi `ilmin `aleem
Ini diterangkan bahwa apapun tingkat ilmu yang anda capai, anda mendapati anda belum kemana mana, karena masih ada yang lebih tinggi lagi.
Ini juga mengingatkan kita kepada peranan Cahaya dan Pengamatan di dalam penciptaan Nabi s.a.w. dan telah di-Dandani-nya beliau s.a.w. oleh Allah dibawah Pandangan Ilahiah sebelum
penciptaan seluruh makhluq lainnya. Pada saat itu belum terdapat ciptaan apapun kecuali Cahaya Nabi s.a..w., al-haqiqat al-Muhammadiyya, yang berputar putar di dalam Bahr al-qudra.
Mawlana menjelaskan bahwa pada saat itu, Allah mengirimkan Pandangan Ilahiah Nya pada Nabi s.a.w. 70,000 kali dalam setiap saat / detik nya.
Pada saat ini, diketahui bahwa melalui cahaya seseorang dapat mengirimkan sejumlah banyak sekali informasi secara digital dalam waktu yang sangat singkat. Kini, dengan ditemukannya
sambungan data optik fiber, kita telah melihat data percepatan melonjak beberapa kali. Seseorang kini dapat menyambungkan speaker nya via optik-fiber ke sebuah sistem stereo.
Penggerak piringan (disk drives) disambungkan secara optis pada jaringan fiber sebagaimana komputer, memungkinkan informasi dikirimkan dengan kecepatan Gigabit.
Dan kita tahu bahwa para awliya menggunakan cahaya sebagai cara untuk memancarkan kekuatan spiritual.
Ketika seorang Shaykh menginginkan menghadiahi seorang muridnya dengan amaanat spiritual nya, dia akan memandang ke dalam matanya, dan menuangkan ilmu yang berada dalam
qalbunya ke dalam qalbu muridnya melalui pandangan mata hati (visi). Itu adalah transmisi cahaya. Jadi ketika Nabi s.a.w. sedang berputar di dalam Hadhirat Ilahi, di bawah nadhra,Allah dengan
frekwensi 70,000, beliau sedang didandani melalui cahaya Pandangan Allah, dengan ilmu alam bentuk gelombang. Gelombang di dalam gelombang, dalam hakikatnya samudera Cahaya
Ilahiah disorotkan kepada Dzat Nabi s.a.w.., al-haqiqat al-Muhammadiyya dan di dalam proses itu informasi dimasukkan ke dalam pemahaman Nabi s.a.w., `aql atau kesadarannya. Dengan
cara itu Nabi dinaikkan (tingkatnya) dalam setiap detiknya, tingkat demi tingkat dari Ilmu Ilahiah, dan tetap berlangsung secara demikian sampai saat ini.
Berdasarkan konsep relativitas umum ini, para ifisikawan bahkan berdebat tentang sebuah alam semesta (universe) tak berhingga (infinite) di dalam ruang yang terbatas,dengan menyatakan
bahwa jika kecepatan galaxy meningkat (sebanding dengan) lebih jauhnya mereka dari pusat ledakan agung, maka ketika diamati kecepatannya mendekati dekat sekali dengan kecepatan
cahaya, bentuk ruang mereka dalam arah gerakan mulai tertekan, “menggepengkan” mereka dalam arah gerakan.
Kita harus mencatat bahwa ketika para fisikawan belum pernah (melihat) apapun yang bergerak dengan kecepatan lebih cepat dari kecepatan cahaya, itu tidak berarti yang seperti itu tak terjadi
. Sesungguhnya, beberapa fisikawan telah memperkirakan (postulated) sebuah kelompok zarah (particles) yang disebut tachyons, yang batas kecepatannya tidak pernah kurang dari cahaya dan
yang pada kenyataannya bergerak mundur dalam waktu.
Photons dan bentuk lain radiasi electromagnetik tidak memiliki waktu, karena mereka bergerak pada kecepatan cahaya. Karena mereka nir waktu (timeless), mereka berada di mana mana
sepanjang jalurnya pada saat yang bersamaan. Dan jalur mereka adalah alam semesta ini
Dengan kata lain sekali sebuah gelombang dilepaskan, itu akan hadir dimana mana pada saat yang bersamaan. Dinyatakan secara lain, segala sesuatu di dalam alam semesta masa
lalu, masa kini dan masa datang tersambung dengan segala sesuatu lainnya, dalam sebuah jejaring radiasi elektromagnetik yang melihat segala sesuatu pada saat yang bersamaan.” John
Gribben, Fisikawan.
Dimengerti bahwa sekali anda memancarkan radiasi dalam bentuk apapun, itu menjadi tersedia ke setiap titik di dalam alam semesta ini secara bersamaan, karena sementara bagi pengamat itu
sendiri akan memakan waktu lama sekali untuk mencapai yang manapun dari tepian alam semesta, faktanya adalah bahwa jalur yang akan dilewati, yang senyatanya adalah seluruh alam
semesta ini, karena sebuah gelombang bergerak ke segala arah, dan karena gelombang itu tidak mengalami waktu apapun, itu langsung tersambung dengan tiap dan masing masing “sudut” alam
semesta ini.
Ketika kita mengucapkan Salawat/ Senandung Pepujian bagi Nabi, suara itu bergerak melalui medium di atmosphere, dalam sebuah medium yang akan mengurangi kekuatan akustiknya,
sejalan dengan jarak yang ditempuhnya. Namun apa yang kita tahu adalah bahwa otak manusia mengeluarkan gelombang otak, dan itu adalah sekedar niat dan perintah otak kepada lidah untuk
mengucapkan salawat itu. Jika anda memasang sebuah alat EKG pada otak manusia, anda mendapati sebuah gelombang yang ditimbulkan oleh niat untuk membuat salawat dan
berdasarkan pada diskusi di atas, gelombang salawat itu pada saat itu pula tersedia di seluruh alam semesta!
Jadi, dari sabda Allah, bahwa sekali anda berniat baik, itu sudah tertulis bagi anda sebagai sebuah amal baik dan itu akan mendapatkan pahala (hadiah). Adalah jelas dari pemahaman ini
bahwa dengan memiliki sebuah niat baik, segera itu tercipta dan dipancarkan ke alam semesta, dimana itu menjadi nir waktu dan siap dan menanti anda, dan akan memberi anda pahala, pada
saat kedatangan anda di Hari Pengadilan.
Jadi jelaslah sudah, bagaimana pada Hari Pengadilan salawat itu dikumpulkan dan dipersembahkan kepada Allah agar supaya sesiapa yang melakukannya mendapatkan
pahalanya itu. Teruslah diingat bahwa kapanpun salawat dilakukan, Allah memiliki malaikat malaikat yang mengulang salawat si pengucap itu dan (para malaikat itu) sebaliknya
mengucapkan salawat baginya (si pengucap) dan (juga) membuat istighfaar baginya – ini saat ini juga sangat nyata dapat terjadi bersamaan dengan pengucapan salawat itu, sesaat ini juga, tidak
peduli jarak mereka (para malaikat) dari orang tadi dekat atau jauh.
Segala sesuatu di alam semesta mengeluarkan gelombang elektromagneti agar supaya terjadi tindakan. Ini bahkan telah ditunjukkan kebenarannya pada tanaman dan bahkan sel sel. Semua
benda hidup pada dasarnya menggunakan gelombang elektromagnetik untuk berkomunikasi di dalam dari satu bagian ke bagian lainnya. Maka dari itu, bahkan tasbih nya tetanaman, sel sel
dan bentuk kehidupan yang terkecilpun sesungguhnya segera “tersedia” bagi seluruh alam semesta, sekali itu di-inisiasi (diawali)–dan inilah salah satu makna di belakang baraka dhikr dan
tasbih.
[Maka perlu orang beriman hati hati dan menyadari apa yang dipancarkan otak mereka untuk pemikiran apapun, segera menjadi nir waktu dan “disiarkan” ke seluruh alam semesta secara
bersamaan. Demikian sederhanalah bagi para malaikat pencatat untuk mencatat apapun yang diniatkan oleh seseorang– itu sudah tertanam ke dalam struktur alam semesta. Suatu waktu
seorang shaykh mengatakan kepada muridnya, kamu datang untuk salaat dan kamu berzina. Murid mengatakan, tidak saya tidak. Dia bilang, “Ya, kamu memandang pada perempuan itu
dengan nafsu.” Jadi murid itu sekali dia membuat pikiran itu, itu menjadi tersedia ke alam semesta dan mereka yang memiliki kemampuan untuk “memungut nya” , melakukan itu. Itulah
sebabnya pada Hari Pengadilan, panjang gelombang itu sudah hadir, dan shahadat dari limainderamu dan kaki dan tanganmu yang niatnya telah dibuat nir waktu melalui emisi
elektromagnetik ini.]
Hadith Qudsi 16:
Dengan otoritas putra Abbas (r.a.), dari Rasul Allah (s.a.w.), di antara ucapannya yang dia ceritakan dari Rabb S.W.T.nya adalah bahwa Dia bersabda:
Allah telah mencatat amal yang baik dan yang buruk. Kemudian Dia menjelaskan nya [dengan mengatakan bahwa] dia yang meniatkan sebuah amal baik dan belum
melaksanakannya, Allah mencatatnya dengan DiriNya sebagai perbuatan baik sepenuhnya, namun bila dia meniatkan dan telah melaksanakannya, Allah menulisnya
dengan DiriNya sebagai sepuluh perbuatan baik dari sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipatnya, atau lebih banyak perkalian lagi. Tetapi kalau dia berniat (melakukan)
sebuah perbuatan buruk dan dia belum melakukannya, Allah mencatatnya dengan DiriNya sebagai sebuah perbuatan baik sepenuhnya, namun bila dia berniat buruk dan
telah melakukannya, Allah mencatatnya sebagai sebuah perbuatan buruk.
Itu diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
Jadi jika seseorang meningkatkan pemahamannya selangkah lebih jauh, itu menjadi nampak jelas bahwa pada saat penciptaan, Ledakan Agung itu sendiri, segala sesuatu benda segera
tersambung, masa lalu, masa kini dan masa datang dengan masa saat ledakan itu, kini dan akan datang untuk semua keberadaan alam semesta, sebagaimana tertulis di dalam sebuah buku.
Seluruh alam semesta ini menjadi ada bersamaan dengan ledakan agung itu, semburatnya cahaya yang dalam dirinya adalah nir waktu, dan yang berisi semua materi alam semesta itu
adalah tersambung (terkait) dengan seluruh benda benda secara sempurna. Dan, dengan setiap niat ciptaan untuk menetapkan sebuah tindakan, pancaran radiasi elektromagnetik telah
membawa niat itu ke dalam sebuah “buku amalan amalan” nir waktu, yang sejatinya mencapai mulai saat saat penciptaan itu pula sampai kepada kemusnahannya, tanpa perbedaan tentang
waktu apapun. Di dalam pengertian inilah mungkin bahwa orang dapat mengatakan segala sesuatu “telah ditulis” atau ditetapkan sebelumnya dan Allah paling mengetahui.
Jaffat il-aqlam wa rafa`at as-suhuf.
Yamhullaha ma yasha`u ya yuthbit wa `indahu umm ul-kitab.
Sebagaimana telah kita sebutkan terdapat tachyons, sesuai dengan spekulasi (perkiraan), dapat bergerak lebih cepat namun tidak sama dengan kecepatan cahaya, dan itu mungkin melalui
medium obyek inilah Allah menyesuaikan masa lampau, sebagaimana dalam yamhullaha ma yasha`u, dan hanya Allah mengetahui hakikat hal ini.
Dualitas (Sifat Ganda) Cahaya
Dalam tahun 1905 Einstein memperagakan bahwa cahaya memiliki sifat sifat bercitra partikkel dan gelombang pada saat yang sama : efek photoelectrik, yang untuk inilah dia kemudian
mendapat Hadiah Nobel.
•
Sejak saat itu, alam ganda yang menjadi ciri cahaya tadi telah menjadi dikenal sebagai Dualitas gelombang - partikel.
•
Melalui percobaan celah ganda (double-slit experiment), dalam tahun 1803, Thomas Young memperagakan bahwa cahaya ketika melalui sebuah celah sempit tunggal
menimbulkan sebuah citra baur (kabut) pada layar di belakang celah tadi, disebabkan oleh difraksi gelombang cahaya.
•
Jika ada dua celah sempit di hadapan berkas cahaya tadi, cahaya itu menghasilkan sebuah pola interferensi, seperti halnya melemparkan sebuah batu ke dalam air danau
dan ketika gelombang (yang timbul) itu mencapai sebuah jembatan dengan dua koldalam air, gelombang itu akan bergerak mengitari kedua kolom itu dan sampai di sisi
lain, dan akan saling berinteraksi dengan gelombang yang datang dari kolom yang lain, dan menguat amplitudonya di tempat mereka bergerak dalam arah yang sama dan turun
amplitudonya di tempat mereka bergerak dalam arah yang berlawanan.
• Inilah yang terjadi dalam percobaan dengan seberkas cahaya.
• Kini ketika mereka menggunakan sifat ganda cahaya, dengan menggunakan sifat partikelnya, mereka menembakkan satu partikel cahaya pada satu saat, melalui dua
celah ini, satu demi satu, bergantian antara kedua celah itu.
• Ketika setiap foton secara bergantian ditembakkan, kita akan mengharapkan (secara masuk akal) sebuah citra baur akan terbentuk, sebagaimana tejadi di dalam percobaan
pada satu celah.
• Namun sebaliknya, terbentuklah pola interferensi yang khas dari strip hitam putih jamak, persis seperti jika itu tadi berasal dari seberkas cahaya yang ditembakkan melalui kedua
celah secara bersamaan.
• Jadi partikel itu, pada dasarnya berperilaku seperti sebuah berkas cahaya, yang adalah sebuah fenomena gelombang.
Pokok masalahnya disini adalah, bagaimana foton itu tahu bahwa celah kedua terbuka atau tertutup? Karena setiap foton secara bertuturt turut ditembakkan satu demi satu. Namun
disamping itu, dia (foton itu) bertindak sama seperti sebuah gelombang. Inilah yang disebut “berkomunikasi” dalam dunia ilmu sains.
E.H. Walker menghitung bahwa foton mungkin memiliki kesadaran. Gary Zukov mengatakan, “kita tak punya pilihan kecuali mengakui bahwa foton, yang memproses energi, juga memproses
informasi dan bertindak sesuai dengan hal itu.” Percobaan lain, yang ditunjukkan oleh percobaan kristal calcite
• bahwa fenomena identis ini tidak hanya terjadi pada foton, tetapi juga dengan elektron, proton dan bahkan atom wutuh pun berkelakuan seperti ini.
•
Apa ini artinya adalah bahwa apabila sebutir atom ditembakkan kepada sebuah celah, kelakuannya akan seperti sebuah fenomena gelombang.
•
Dalam salah satu percobaan, ketika mereka memonitor celah itu di saat sebuah partikel melaluinya, baik pada satu celah ataupun pada dua celah, katakanlah sebuah elektron,
itu melewati celah tersebut sebagai sebuah partikel dan tidak berkelakuan seperti sebuah gelombang.
•
Partikel itu nampaknya “memilih” untuk berkelakuan seperti sebuah partikel, dan tidak sebagai sebuah gelombang, sebelum dia mencapai celah itu.
•
Dalam sebuah modifikasi lanjutan dari percobaan celah ganda para penyelidik menempatkan sebuah pemindai (detector) foton pada salah satu dari dua celah itu.
•
Dengan sebuah pemindai, para fisikawan sekali lagi mengarahkan foton foton itu, satu per satu (bergantian), kepada dua celah tersebut.
•
Sebuah pola dua strip muncul secara tak diduga, foton tunggal tadi tidak lagi berkelakuan seperti seberkas (cahaya) yang bergerak melalui dua celah sekaligus,
namun sebaliknya setiap foton nampaknya menandai adanya pemindai itu dan menembus celah celah tersebut sebagai sebuah partikel dan tidak nampak pola
interferensi pada layar.
•
Kehadiran pemindai itu, bicara logisnya harusnya tidak merubah hasil (percobaan).
•
Partikel itu“merasakan” hadirnya pemindai itu dan sebagai hasilnya (partikel tadi) tetap wutuh (tidak berubah menjadi gelombang).
•
Mengapa kehadiran pemindai harus menyebabkan perubahan kelakuan foton itu, tidaklah diketahui.
•
Kekuatan apa yang sedang bekerja yang menyebabkan foton itu bertindak sebelum mencapai pemindai itu.
• Mempertimbangkan bahwa foton itu sudah “membuat keputusan” untuk bertindak sebagai sebuah partikel bahkan sebelum mencapai pemindai itu.
Gerald Schroder “akhir dari garis untuk sebab-akibat (causality). Kondisi identik harusnya memberikan hasil identik pula. Percobaan ini menunjukkan hal yang sebaliknya.”
Gribben, “apa yang kamu dapati dalam keadaan seperti itu adalah bahwa setiap elektron nampak seperti sebuah partikel, bergerak melalui sebuah lubang atau lainnya. Itu berkelakuan seperti
sebuah peluru. Dan loh lihatlah, pola interferensi hilang. Sebagai gantinya pola pada layar adalah satu dari pola yang dihasilkan oleh peluru peluru kecil, yang dikirimkan melalui lubang lubang
secara bebas …. saat penting bergerak melalui lubang itu.” [halaman 59 catatan kaki 5]
Fisikawan telah menciptakan ungkapan “runtuhnya fungsi gelombang” sebagai sebuah penjelasan tentang perubahan kepada kelakuan partikel ketika hanya terjadi di bawah
pengamatan. Hanya ketika diamati saja sebuah partikel akan berkelakuan sebagai sebuah partikel.
Kita mendapati bahwa apakah sebuah pemindai di salah satu dari 2 celah atau 2 pemindai pada masing masing celah yang digunakan, bahwa hasilnya sama saja : adalah hadirnya sebarang
pemindai, bukan jumlahnya yang menyebabkan gelombang itu berubah menjadi partikel. Kesimpulan yang dihasilkan adalah bahwa kenyataan adanya pengamatan jelas jelas merubah
hasil percobaan itu.
Cahaya tetap sebagai sebuah gelombang tanpa pengamatan, namun menggabung menjadi sebuah partikel jika diamati dengan sesuatu yang bisa menangkap fenomena partikel.
[diringkas untuk artikel, taruh rincian percobaan dalam catatan kaki]
Percobaan kedua yang memperagakan “kesadaran pengamatan” adalah ketika gelombang radio digunakan untuk merangsang ion Be. Gelombang itu menyebabkan atom melompat dari keadaan
(status) bumi, dimana elektron level 1 menjadi level 2. Dengan menerapkan impuls radio pada 256 ms tepat, 100% ion ion itu bergeser ke level 2. Begitu juga sebuah semburan 128 ms akan
menyebabkan hanya 50% yang membuat perubahan (level) itu dan jelaslah adanya sebuah hubungan liniar antara waktu dan jumlah ion dalam level 2.
Para penyelidik itu mengembangkan sebuah teknik canggih yang membuat nya bisa mengukur jumlah ion dalam level 1 atau level 2. Teknik ini membuat Tim bisa mengukur dampak
pengamatan tanpa merubah methodologi. Mereka menembakkan alat laser dan membaca berapa banyak ions berada di level 1. Kini jika
para pengamat itu mengamati ion ion itu empat kali dalam jangka waktu 256 ms dari “serangan terhadap” ions di bawah frequensi radio, pada 64, 128, xxx dan 256 ms, hanya 3/4 dari ion ion itu
didapatkan dalam level 1 pada akhir 256 ms. Itu artinya jika seseorang dapat secara berkesinambungan mengamati ion ion itu, ternyata mereka tidak berubah status.
Jadi kegiatan pengamatan ion ion itu membuat jumlah ion yang naik ke level 2 menjadi berkurang. Jika mereka dapat mengamati secara terus menerus, mereka tidak akan mencapai
level 2.
John Gribben berkata: “Jika sekiranya mungkin untuk memindai ion itu sepanjang waktu, mereka tidak akan berubah, sebagaimana disarankan oleh teori quantum ini, (maka) dunia ini hanya ada
karena itu diamati. Dunia hanya akan berubah karena dia tidak diamati terus menerus.” Jadi, sebuah panci pemasak air yang diamati tidak akan mendidih secara teori.
Salah satu teori yang paling banyak diterima adalah bahwa segala sesuatu ada dalam bentuk gelombang alami sampai dia diamati. Pada waktu itulah gelombang itu “runtuh” menjadi sebuah
partikel dan besaran itu menjadi apa yang kita kenali sebagai “realitas”. Sebagai sebuah contoh, cahaya itu kita tangkap dalam pikiran ada dalam bentuk gelombang, sampai dia diamati dengan
mata. Di satu titik antara cornea (mata) dan otak, cahaya tadi berubah menjadi sebuah partikel.
Pada level sel, malaikat ditugaskan untuk setiap sel, setiap molekul dan setiap atom. Para malaikat ini terus menerus “mengucapkan” tasbih. Para malaikat itu selalu “mengamati” obyek itu
yang ditugaskan kepadanya. Inilah yang membuat obyek itu dalam bentuk partikel, yaitu keberadaan mereka. Sekali malaikat yang ditugaskan itu meninggalkan tugasnya atas perintah
Allah, objek itu tidak lagi di bawah pengamatan dan dengan itu kembali berubahlah dia menjadi sifat gelombangnya, atau bahr al-qudra, samudera kekuatan, dan Allah Maha Tahu.
Seluruh alam semesta dalam keberadaan (existence) di bawah Pandangan Allah dalam setiap saat, dan jika Allah menghentikan Pandangan Nya untuk sesaatpun, itu tidak akan
ada lagi
Kini awliyaullah dikaruniai kekuatan untuk berada dalam banyak tempat pada waktu yang bersamaan.
Haqiqat at-tay: boleh jadi karena faktanya awliya bergerak sebagai gelombang, dan berjalan dengan kecepatan cahaya: karena begitu sebuah gelombang ada, itu dibuat menjadi ke
dalam keberadaan nir waktu dan merubah diri mereka menjadi bentuk partikel dan nampak pada satu tempat yang jauh sekali.
•
Sebagai sebuah gelombang, apabila mereka bergerak ke berbagai tempat, mereka bergerak ke berbagai “celah” yang berada diberbagai lokasi, lalu mereka berubah (lagi)
menjadi partikel,
•
Ketika Sayyidina Sulaiman berkata, siapa yang dapat membawa `arsy Bilqis, jinn menjawab bahwa menggunakan kekuatannya dia dapat membawanya sebelum …
•
Mereka yang memiliki ilm al-kitab, mereka ini dapat membawanya melalui bentuk gelombang, dan sebagaimana Arabic mengatakannya, “qabl an yartada ilayk tarfuk.”
•
Itu berarti sesaat langsung, karena begitu gelombang itu terbentuk itu tidak lagi terkekang oleh waktu sama sekali.
•
Jadi mungkin bahwa dia merubah `arsy Bilqis kedalam bentuk gelombang, dan karena pada saat itu mereka tersedia pada setiap lokasi di dalam alam semesta, dia secara
gampangnya merubah lagi bentuknya ke dalam bentuk partikelnya di dalam majelis Sayyidina Sulayman (as).
•
Seorang wanita mendatangi seorang Aulia, sambil menangis “anak lelaki saya dalam sebuah kapal di laut, dan kapal itu telah terbalik dan dia tidak tahu bagaimana berenang.
Mohon tolonglah dia.” Segera Shaykh itu menjulurkan tangannya dan ketika dia menarik lagi tangannya itu dia sedang memegangi anak lelaki wanita tadi dengan tangannya itu,
dan lengannya basah kuyub dengan air.
•
Kita telah melihat bahwa dengan kekuatan dari cahaya, seorang wali boleh jadi menggunakan gelombang – tubuhnya untuk bergerak dengan kecepatan cahaya. Pada
lokasi kapal yang sedang tenggelam itu, wali itu membuat lengannya menjadi bentuk partikel lagi, menggaet anak lelaki itu dan kemudian merubah kembali dirinya menjadi
bentuk gelombang dan menggerakkan lengannya dan anak lelaki itu ke dalam masjidnya, dimana dia merubah lagi lengannya dan anak lelaki itu kembali ke dalam
kondis partikeli. Inti dari ini adalah untuk menghentikan efek dari pengamatan kepada dirinya, yaitu, para malaikat dari sel sel tubuhnya, yang terus menerus memindai
partikelnya, namun menggunakan metoda yang sama dengan yang digunakan dalam pembalikan polarizer yang ditaruh pada lokasi akhirnya, operasi ini mengambil tempat
ketika shaykh itu tidak sedang diawasi, dia menyelamatkan anak itu dan kembali, memulihkan dirinya sendiri dan anak itu kepada bentuk “partikel”.
Kini pertanyaannya adalah : bagaimana dia bisa bergerak dan nampak diam di tempat?
Jadi seperti efek non-polarisasi dari berkas cahaya di dalam percobaan calcite, Shaykh itu dapat bergerak pada kecepatan cahaya,
•
Kini kita (bisa) mengerti bahwa pada malam Isra dan Mi`raj, Nabi s.a.w. pergi secara fisik, bukan (hanya) spiritual, ke Hadhirat Allah Azza wa Jalla.
•
Kita tahu bahwa tubuh dapat bergerak pada kecepatan cahaya, di mana waktu berhenti, dan itulah sebabnya setelah semua perjalanan dari Makkah ke Jerusalem, dan kemudian
ke ketinggian Langit, dia s.a.w. kembali dalam sesaat sebagaimana akan terlihat oleh pengamat, (sekiranya ada pengamat itu). Karena dikatakan, bahwa ketika dia s.a.w.
kembali, air yang dia tumpahkan ketika dibangunkan oleh Jibreel (as), masih menetes, dan pada waktu kembalinya tempat tidur Nabi masih terasa hangat.
•
Karena mereka berada dalam bentuk cahaya, para Nabi shalat di belakang dia dalam bentuk raga-cahaya nya, dan untuk alasan itulah waktu tidak memberi efek. Kemudian
dia bergerak ke maqam qaaba kawsayni aw adna, bergerak melintasi jarak jutaan tahun cahaya atau lebih, namun kembali dalam sesaat.
•
Dan pada perjalanan pulang dari Bayt al-maqdis, Nabi s.a.w. mengamati sebuah iringan (qafila) kaum Quraysh, pada perjalanan kembali ke Makkah.
Tubuh jamak
Perbandingan aspek lainnya dari para nabi adalah seperti percobaan celah yang digunakan untuk memperagakan sifat ganda gelombang-partikel tadi itu.
•
Pada kasus Sayyidina Bayazid, dia memilih untuk bergerak melalui 12,000 lokasi berbeda sebagai gelombang pada saat yang sama.
•
Jika anda melemparkan sebutir batu ke sebuah kolam, itu akan berefraksi melalui semua dari banyak lubang di jembatan itu.
•
Sedemikian hingga Aulia itu dapat mengubah dirinya sendiri di lokasi fisik yang berbeda beda, seperti halnya gelombang muncul di berbagai lokasi.
•
Kini bagaimana dia berkoordinasi antara berbagai penampakan fisik dirinya itu – bukankah ini sebuah pertanyaan yang adil?
•
Sekali waktu mereka bertanya kepada Bayazid al-Bistami, di berapa tempat anda shalat hari ini. Dia bilang, “duabelas ribu.”
•
Dia kemudian bertanya, “tanyakan kepada orang ini dan orang itu, jika anda inginkan bukti.”
•
Itu artinya semua 12,000 berada di bawah satu keberadaan (existence) dan satu kesadaran.
•
Ini sama dengan apa yang terlihat di dalam percobaan itu, yaitu bahwa jika sebuah berkas cahaya dipisahkan, masing masing berkas mengetahui tentang
bagiannya yang lain yang terpisah itu, secara sesaat.
• Gelombang seperti EM dan gelombang cahaya terbatas kepada kecepatan cahaya. Mereka itu disebut lokal.
•
Medium lain yang bertindak di luar waktu, dikenal sebagai non-lokal dan bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya – seperti visi dan telepathi dalam istilah manusia. Para
matematisian dan fisikawan telah benar benar membuktikan non-lokal ini dalam percobaan berikut ini.
• Dalam tahun 1930, Einstein, Podolski dan Rosen, (EPR) berkolaborasi di dalam sebuah percobaan “pikiran” yang dikenal sebagai percobaan EPR. Mereka menciptakan percobaan ini
sebagai sebuah argumentasi (sanggahan) terhadap non-lokal. Einstein telah bersuara sangat vokal menentang konsep ini, karena konsep itu secara tak langsung mengartikan bahwa realitas
sesungguhnya adalah diciptakan oleh pengamatan. Einstein tidak hidup untuk menyaksikan percobaan yang dilakukan dalam tahun 1964, John Bell
menerbitkan bukti matematis pertama yang dikenal sebagai Teori Bell tentang Ketidak-samaan Bell, membuktikan adanya non-lokalitas, Tidak sebelum tahun 1972 di mana John Clauser
melaksanakan percobaan EPR sains sungguhan di Berkeley. Dalam tahun 1982 Alain Aspect mengulang versi yang diperkaya terhadap percobaan itu. Kedua
percobaan itu membuktikan non-lokalitas.
Dalam percobaan itu, patikel yang dirangsang menghasilkan 2 foton. Masing masing bergerak di arah yang berlawanan. Ketika setiap pasangan foton berpisah, mereka diamati sebagai kembar
(identik) dalam semua aspek, kecuali arah bergerak mereka, termasuk sebuah kualitas penting yang disebut polarizasi. Polarizasi adalah sudut di mana gelombang cahaya itu dibelokkan di
dalam ruang. Jadi kalau salah satunya dipolarizasi pada nol derajat, maka yang satu lagi juga begitu. Clauser dan Aspect menggunakan aspek ini untuk melaksanakan analisa mereka tentang nonlokalitas.
Dalam percobaan calcite crystal (tersebut diatas), calcite itu memiliki sifat dapat membelah seberkas cahaya menjadi menjadi dua berkas sejajar, jadi sebagai gantinya dua celah, para
peneliti menggunakan calcite untuk memisahkan berkas cahaya. Dalam percobaan ini yang dibuat dalam tahun 1991 oleh fisikawan Martin Sculley foton
diperlihatkan berkelakuan satu begini bila diamati, dan kelakuannya lain lagi bila tidak diamati. Setelah berkas foton dibelah oleh kristal calcite, masing masing separuh hasilnya diarahkan
melalui cermin kepada sebuah pemecah berkas, yang meneruskan separuh cahaya dan memantulkan yang separuh lagi.
Jadi foton itu ditembakkan, lalu terbelah menjadi dua berkas, itu mengenai pemecah berkas, dan kemudian dari pemecah berkas akan dipantulkan ke satu pemindai atau (separuhnya)
menerobos pemecah berkas itu dan diterima oleh pemindai yang lain. Itu seperti sebuah katup digital, yang memantulkan atau meneruskan cahaya itu.
Jadi secara teoritis, dengan sebuah foton, itu hanya akan memantulkan atau meneruskan foton tunggal tersebut, tetapi tidak kedua duanya. Jadi terdapat 50% kemungkinan sebarang foton
yang ditembakkan di jalur ini akan dipantulkan atau diteruskan. Foton foton itu terlihat bergerak dengan cara seperti tersebut di atas kepada pemindai satu atau
dua, dibelah melalui kristal itu kedalam dua berkas dan dipantulkan melalui cermin kepada pemecah berkas. Dari situ foton itu akan mengenai pemindai satu atau dua, tetapi tidak akan
kepada kedua duanya sekaligus.
Mereka nampak mengatur diri mereka sendiri ke dalam pola awal foton, dimana jika separuh dipantulkan pada pemecah berkas maka separuh lagi akan diteruskan.
Tindakan pengamatan dilaksanakan menggunakan cermin terpolarisasi, dan apabila sebuah polarizer balik ditempatkan di depan pemindai pada akhir lintasan cahaya, foton itu berkelakuan
(seperti) jika tidak diamati.
Para peneliti itu kemudian memodifikasi percobaan itu menjadi pada lintasan yang akan dilewati cahaya ditempatkan sebuah polarizer 90-derajat. Dengan mem-polarisasikannya 90 derajat, para
fisikawan itu meyakini bahwa mereka dapat mengamati foton itu, dengan membeda bedakannya. Anehnya, taktik pemindaian ini merubah mekanisme rekonstruksi dan foton tunggal tadi kini
menjalani dua lintasan, menggerakkan kedua pemindai secara bersamaan. Ketika mereka menempatkan sebuah polarizer balik pada akhir lintasan di depan masing masing
pemindai, yang sesungguhnya meniadakan efek polarisasi, setelah pemecah berkas, maka foton itu hanya menggerakkan satu pemindai atau lainnya.
Adalah pengamatan ini yang membawa para peneliti itu untuk menyimpulkan bahwa foton itu kenyataannya telah mengenali perubahan sistem pengamatan setelah dia diteruskan, yang
artinya foton itu dibuat “sadar” akan perubahan tersebut, dan menyesuaikan kelakuannya setelah melewati lintasannya itu (circuit).
Percobaan ini membuat bengong para ilmuwan yang membaca hasilnya, karena itu menunjukkan bahwa foton cahaya sesungguhnya bukan hanya sadar sedang diamati namun juga sadar
tentang perubahan dalam methoda pengamatan setelah “ditembakkan” dari sumber cahaya. Dari pengamatan seperti itu, para pemikir besar ditinggalkan dalam keadaan tercengang. Neils
Bohr sekali waktu memberi keomentar, “Mereka yang tidak tercengang ketika pertama kali menjumpai teori quantum ini tidak dapat ‘mungkin telah memahami-nya’.”
Perbedaan antara yang hidup dan yang mati
Dari seluruh diskusi di atas, adalah jelas bahwa pelaksanaan pengamatan dari para malaikat itu kepada sel sel dan partkikel manusia adalah yang “mengaktifkan” keberadaan mereka pada
tataran (dataran)
Mereka yang hidup memiliki sebuah raga dan sebuah jiwa. Mereka yang mati memiliki jiwa namun tanpa raga. Jiwa itu adalah bentuk “energi”, atau raga-cahaya. Perbedaan utama antara
kedua nya adalah bahwa para malaikat telah disingkirkan dari raga itu, yang hadir di dalam setiap makhluq hidup, yang kegiatan pengamatannya menyebabkan sebuah obyek untuk
mempertahankan bentuk partikelnya. Sekali para malaikat ini disingkirkan, pengamatan berhenti dan jiwanya berubah menjadi bentuk energi dan bergerak dengan bebas.
Energi itu, jiwa itu, masih di sana.
Koneksi Uwaisi
Dalam percobaan EPR, polarizer itu ditempatkan …
Dalam peristiwa terkenal dari Sayyidina Umar yang melihat panglimanya Sariya, dia mampu melihat apa yang terjadi melintasi bumi. Memindai bahaya, waktu itu dia mampu meneriaki
Sariya, dan mengatakan kepadanya apa yang harus dikerjakan dan Sariya mendengar nya dan bertindak sesuai perintah.
Dan pendengaran itu sederhananya adalah sebuah kegiatan getaran udara yang mengenai gendang telinga dan kemudian dirubah menjadi sebuah “gelombang otak” yang menjalar ke
bagian pendengaran dari otak (mind). Jadi kita bisa mengandai andai bahwa Sayyidina Umar memancarkan suatu gelombang otak dari
pikirannya ketika dia berbicara, yang melintasi dari Madina ke Sham dengan kecepatan cahaya dan gelombang ini “dipungut” oleh “penerima/receiver” Sariyya dan dirubah menjadi suara nyata
melalui sinyal listrik yang berlangsung di dalam bagian aural/audio dari otak. Nah ini masuk akal untuk dimengerti dari pandangan fisika. Namun kemudian pertanyaannya
adalah bagaimana Sayyidina Umar melihat apa yang terjadi ke pada Sariya?
Pada kecepatan pikiran,
•
Jika anda punya pemancar dan penerima untuk menerima gelombang pikiran, maka komunikasi dilakukan dengan transmisi gelombang (pikiran), bukan dengan gelombang
suara.
•
Jadi kita mendapati bahwa Shaykhs, melalui koneksi Uwaysi itu, dapat berkomunikasi antara sesamanya melintasi jarak dan dari sesorang yang meninggal kepada orang yang
hidup.
•
Agar supaya berkomunikasi murid Shaykh harus berkomunikasi kepada bentuk gelombang, itulah sebabnya jika dia masih belum terlatih, dia hanya bisa menerima
transmisi seperti itu dalam mimpinya.
•
Namun kita tahu bahwa khususnya dalam … Shaykh akan mengatakan, ‘tunggu sampai besok, dan aku akan duduk dengan Nabi s.a.w. dan dia mendapatkan izinnya.’
•
Kemudian terdapat masa menunggu dan persiapan, dan Shaykh akan bertemu dengan Nabi s.a.w. dalam majelisnya.
•
Kita melihat bahwa Sayyidina Bayazid, setelah sekarat dalam tempat sampah, menjadi mengerti pembicaraan hewan. Apakah itu sesungguhnya mendengar anjing berkata,
gonggongannya atau itu mendengar gelombang otak si anjing, yang mengatakan “jangan sentuh tulang itu, itu punyaku.”
•
Begitu juga, Sayyidina Sulayman a.s. diberi karunia hadiah mengerti pembicaraan hewan dan burung, dan dari kejauhan mendengar peringatan semut kepada kelompoknya ….
Dia tersenyum ketika mendengar ini dan memuji (berterima kasih kepada) Allah untuk karunia Nya itu.
•
Apakah semut itu sesungguhnya berbicara begitu keras untuk didengar Sayidina Sulayman atau dia sesungguhnya berkomunikasi melalui gelombang pikiran semut
kepada “penerima” nya?
• Berbicara artinya otak harus merumuskan sebuah rangkaian suara dan kemudian mengirimkan pesan itu ke tali suara dan lidah untuk membentuk suara dari setiap kata
itu.
•
Namun begitu seseorang menyuarakan pikirannya, pikiran itu sudah dipancarkan (lebih dulu).
•
Melisankan pikiran membangun satu bentuk gelombang otak, yang adalah yang secara relatif (nisbi) intensif (kental) dibandingkan dengan panjang gelombang pikiran yang tetap
tersembunyi, atau yang oleh yang memikirkan ingin disembunyikan.
•
Awliya, dikaruniai dengan kemampuan untuk membaca gelombang otak (pikiran), jadi dapat menerima pikiran orang lain di sekitarnya dan membaca mereka seperti seseorang
membaca sebuah buku.
•
Jadi sekali dipikirkan, atau khatir bergerak melalui qalbu seseorang, wali dapat menerima nya dan mengertinya, meskipun dia yang memikirkan itu tidak mengerti bahasanya.
Jika seorang gila membunuh seseorang, dia tidak (bisa disuruh) bertanggung jawab. Itu adalah karena kapasitas otaknya berada di bawah kapasitas seorang muballagh, dia seperti seorang
anak kecil. Otaknya tidak mampu melakukan kegiatan pada level “pemancaran/transmisi.”
Sifat Ganda gelombang-partikel
Mereka yang hidup berada dalam sifat ganda partikel dan gelombang, namun hanya pribadi yang spiritualnya sudah “diaktifkan” yang dapat menggunakan kekuatan di dalam sifat ganda ini.
Mereka yang meninggal adalah dalam bentuk spiritualnya, tubuh-gelombangnya, namun jika dia belum diaktifkan kekuatan dalam dirinya sebelum meninggalnya, dia masih tidak dapat
menggunakan kekuatan itu untuk bergerak di dalam dimensi spiritual.
Dikatakan bahwa awliya, apabila mereka meninggal, memiliki kekuatan yang lebih dari pada ketika mereka masih di dalam bentuk fisiknya. Itu karena pada saat itu mereka menjadi spirit/ruh
murni dan setelah dibebaskan sama sekali dari ikatan fisik dari bentuk partikelnya menjadi dapat bergerak secara bebas.
Aspek gelombang dari manusia telah dikaruniakan kepada semua manusia. Namun kecuali anda bisa mengaktifkan aspek itu, anda tidak dapat mememanfa’atkan itu. Para awliya itu yang telah
mengaktifkan aspek itu, dapat “memadamkan para pengamat” membuat mereka dapat bergerak sebagai sebuah gelombang, dan dalam mendapatkan aspek cahaya mereka itu, mencapai
keberadaan yang tidak bergantung waktu – hadir pada setiap saat dan setiap tempat yang telah dicapai ciptaan itu sejak awal nya pada Ledakan Agung.
Haqiqat al-jazba – kekuatan tarikan
Ketika anda merasa sedang diamati, dan anda menoleh dan mendapati seseorang sedang memandang anda, itu artinya bahwa spirit anda telah merasakan semacam gangguan. Indera
spirit yang sedang ditarik atau ditolak ini dirasakan oleh semua orang. Beberapa spirit adalah mutajaniseen dan beberapa lainnya adalah mutanafireen – anda bertemu seseorang dan segera
anda merasa ditolak atau ditarik.
Al-arwaahu junudan mujanada.
Sebagaimana dalam istilah fisik, kita mengenali orang yang gemuk dan orang yang kurus, dan masing masing memiliki massa yang berbeda, mengeluarkan gaya gravitasi, spirits juga memiliki
dimensi – massa spiritual. Jadi ada spirit yang “gemuk” dan ada spirits “kurus”. Apabila seorang Shaykh telah dikaruniai haqiqat al-jazba, massa spiritualnya menjadi sangat
besar. Sebagaimana dalam istilah fisik, diperlihatkan bahwa sebuah lubang hitam, yang adalah sebuah obyek yang masif yang telah menjadi begitu padat sehingga bahkan gelombang cahaya
pun tak dapat lepas dari sedotannya, jadi seperti halnya gravitasi sebuah lubang hitam, (yang) akan menerapkan sebuah kekuatan tarikan dahsyat dan menyebabkan spirit lain di sekitarnya
tersedot olehnya. Ejowantah/manifestasi luar nya adalah bahwa seseorang yang jatuh dalam pengaruh tarikan akan tertarik untuk duduk bersama Shaykh atau mulai bertanya tanya kepada
murid Shaykh “siapakah dia? Apa yang diajarkan?” dan seterusnya.
Atau kita bahkan bisa melihat bahwa seseorang, setelah bertemu Shaykh dalam perjalanan, dalam 10 atau 15 menit mengucapkan shahadat dan masuk jalan Islam.
Shaykh yang dikaruniai dengan haqiqat al-jazba, dapat melipat-gandakan pemahamn anda. Dia mampu merangsang “electrons” anda dari level satu ke level dua dalam level quantum. Itulah apa
yang menyebabkan “stimulasi” dari orang yang tertarik. Itulah sebabnya ketika seseorang duduk dalam hadirat seorang Shaykh, bahkan jika dia tidak
bercakap cakap atau berkomunikasi, dia merasa bersemangat dan aktif. Ini adalah efek dari energi spiritual nya pada “electrons” tubuh spiritualnya.
Seringkali ini dialami oleh si murid : dia mendatangi Shaykh dengan sebuah qalbu yang berat karena sedang mengalami cobaan atau ujian. Segera sesudah berada dalam hadirat Shaykh
spirits nya terangkat dan dia merasa bebannya terangkat. Begitu dia meninggalkan hadiratnya itu, beban itu kembali, meskipun saat itu mereka mungkin merasa lebih ringan.
Ini dapat dibandingkan dengan efek dari polarizer yang ditempatkan di percobaan calcite crystal. Ketika sebuah polarizer terbalik dipasang, sekonyong konyong partikel itu berubah ke sifat
gelombang. [complex]
Ketika seorang Shaykh memegang haqiqat al-jazba, shaykh itu terus menerus memancarkan
energi atau pikiran positif.
Nama Nama
Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam (as) di Langit (Surga) dan mereka patuh. Adalah sangat menantang untuk memahami percakapan yang muncul antara
Allah dan para malaikat pada saat Allah menciptakan Nabi Adam (as). Para malaikat, karena keingin-tahuan atau mungkin kekhawatiran, dan Allah Maha Tahu,
bertanya kepada Allah apakah Dia sedang menciptakan sesuatu yang akan membuat korupsi di bumi dan menumpahkan darah, sementara pada sisi lain mereka selalu menyanyikan pepujian
bagi Nya? Dan Allah, dalam jawaban Nya, memberi sebuah kunci (isyarat) tentang mengapa fadl itu, khususiyya itu dikaruniakan kepada Nabi Adam (as). Dia menjawab, “innee `aalamu ma la
ta`alamun.” – “ Aku Tahu yang tidak kamu ketahui.” Ketika Allah mengatakan ini, Dia maksudkan, wallahu `aalam, “Aku menganugerahkan dari ‘yang Aku tahu’ (innee `aalamu) kepada Nabi Adam
as – dan pemberian itu kalian para malaikat tidak memilikinya (ma la ta`alamun).”
Ini yang diperagakan Nabi Adam a.s. secara meyakinkan kepada para malaikat, ketika atas perintah Allah, dia mengungkapkan Nama Nama itu. Awliya mengatakan nama nama itu
bukanlah nama dari ciptaan Allah, satu demi satu. Namun mereka adalah Nama Nama yang menjadi sumber dari ciptaan Allah itu, karena sebagaimana Mawlana mengatakan, “setiap
ciptaan memiliki Nama Ilahiah nya yang khusus dan unik miliknya, tidak miliki bersama dengan ciptaan lainnya– siffat, bi la sharik.” Itu adalah Nama Ilahiah yang memberi setiap benda khas,
keberadaannya. Nama Nama ini bukanlah dari Dzat Nya, karena tak satupun ciptaan dapat memuat satu aspek dari Dzat Nya, namun dari Uraian dan Busana / Attributes (asma’I was-siffat).
Para malaikat pada sisi lain, kehilangan kata kata untuk diucapkan (tentang) apa Nama Nama itu dan mengaku: qalu la `ilma lana illa ma `alamtana, innaka anta as-sami`ul `alim.
Mereka tidak memiliki ilmu tentang aspek ciptaan yang ini– Nama Ilahiah di belakang setiap ciptaan. Setiap ciptaan menjadi ada di bawah cahaya dari Nama Ilahiah. Apakah identitas itu? Dari mana
itu datangnya? Kita merasa kita adalah diri kita, lokasi kita, kesadaran kita ada di dalam otak kita. Kesadaran kita datang dari apa? Kita menjadi sadar melalui pengenalan – hubungan kita
dengan sekitar kita. Ini mulai berdampak pada kita ketika kita dilahirkan– sekonyong konyong indera kita mulai bekerja. Bayi tidak memiliki indera tentang diri, namun telinga, mata, lidah,
inderanya sedang diisi dengan data, informasi setiap saat.
Mawlana menjelaskan bahwa bayi tidak memiliki diri : dia masih berada dalam Hadirat Ilahi. Titu artinya bayi itu tidak membedakan keberadaannya dari ciptaan. Dia masih menerima informasi
melalui dimensi spiritual nya. Dia sedang hidup dalam Bahr al-rahma dari Allah Kasih Ilahi.
Catatan tentang Chaya dan Fisika dari Cahaya
Diambil dari God at the Speed of Light oleh T. Lee Baumann, MD.
Sutono Joyosuparto
6/13/2007
Rabu, 22 September 2010
WUDHU 2........Naqsabandi.
Kekuatan Tangan
dengan ilustrasi
Oleh : Shaykh Hisham Al-Kabbani
Illustrasi oleh SALIM
Langkah Pertama Untuk Membasuh [niyyat]
Al Quran 67:1
{Asma Allah ke-67 adalah Ahad, nama ke-1 (pertama) Rasul adalah Muhammad s.a.w.}
Maha barakah Dia yang di tangan Nya adalah Kekuasaan (Kerajaan); dan Dia atas segala sesuatu memiliki Kekuatan;-
Rahasia Ahad
Mengambil Wudhu
Itu artinya wudhu adalah pembukaan untuk penyembuhan segala macam penyakit. Jika engkau tidak punya wudhu, efek penyembuhan penyakit itu
akan minimal.
Membasuh tangan . sampai pergelangan
Al Quran Hadid: 57:12.
Satu hari kamu akan melihat kaum beriman, laki-laki dan perempuan . bagaimana Cahaya mereka bergerak maju mendahului mereka dan
dengan tangan kanan mereka : (sambutan bagi mereka akan berupa):
"Kabar baik bagimu Hari ini ! Taman yang di bawahnya mengalir sungai untuk kamu diami untuk selamanya !! Ini sesungguhnya adalah sukses
(pencapaian) tertinggi !"
Putarlah tangan kanan itu diatas tangan kiri dan tangan kiri di atas tangan kanan, kamu tidak dapat memulai dengan tangan kiri di atas
tangan kanan. Jadi ketika kamu membasuh tanganmu, itu artinya gerakan pertama yang kamu perbuat adalah
menggunakan tangan. Kamu membasuh tangan dan di antara jari-
jemari
Al Quran: 48:10 .
Tangan Allah di atas tangan mereka : maka siapapun yang melanggar janjinya, itu dilakukan tiada lain hanya melukai ruh diri mereka sendiri,
dan siapapun yang memenuhi apa yang diperjanjikan dengan Allah,- Allah akan segera menghadiahkan kepadanya sebuah Hadiah yang besar.
Kemudian kamu membersihkan antara jari jemari dan menjalin jari dengan jari, sehingga bertaut seperti dalam ilustrasi, jempol kanan di sebelah kiri
dan jempol kiri di sebelah kanan.
a) Pertama kamu menggunakan 10 jari.
b) 10 adalah (simbol) kekuatan atau energy computer, nihil dan satu.
c) Jadilah 10, satu dan nihil.
Energy itu yang diajarkan Allah kepada para programmers, sesungguhnya datang dari tangan. Jadi mereka menyalurkan itu ke dalam computers
sekarang ini, dan kamu menyaksikan semua kekuatan ajaib yang dapat dilakukan computer.
d) Jadi kalau computer dapat melakukan itu, itu mewakili 1 dan 0,lalu memiliki kekuatan besar itu, mereka menyalurkannya ke
dalam computer untuk melakukan karya gemilang.
e) (Pihak lain) Mereka menyalurkan energy
f) itu untuk menyembuhkan. Mereka melakukan itu tanpa tahu apa sebabnya. Mereka tidak tahu aspek Islaminya. Aspek Islaminya
adalah bahwa 1 dan nol, dan itulah sebabnya kamu melihat jika kamu membuka tanganmu dan menarik sebuah garis [yang
menghubungkan ujung-ujung jari] kamu membentuk sebuah lingkaran.
g) Jadi apabila kamu memulai dengan kedua tangan, saling menggosokkan, apabila membasuh mereka dan saling
menggosokkan untuk meng-aktivkan mereka, itu adalah sebuah tanda.isyarat dari 1 dan 0, dan kamu sedang meng-aktivkan
proses dari apa kode Allah yang dikaruniakan kepada kita melalui tangan. Kamu sedang meng-aktivkan mereka. Untuk meng-aktivkan Kekuatan itu
Allah sedang memberi tahu kita bahwa kita sedang meng-aktivkan kekuatan kita dari 99 asma.ul-husna, yang distempelkan ke tangan kita.
Dengan menggosokkan itu kamu menggunakan proses seperti untuk membuat api dengan menggosokkan dua batang kayu. Menggosokkan
(batang kayu) mem-produksi energy. Jadi menggosokkan tangan mem-produksi energy.
Air mencegah energy itu dari merembes keluar, itu membekukannya
Al Qur.an 80:15.
(Written) by the hands of scribes.
Mengapa Silah al-mumin al-wudu. [senjata kaum mukminin adalah wudhu]
Segera setelah kamu menggosokkan, itu menimbulkan energy dan dengan menggosoknya di bawah (pancuran) air, itu akan mempertahankan energy
itu di dalam tubuh untuk digunakan kemudian. Ketika kita menggosok kedua tangan kita, kita mempersiapkan energy
untuk menyimpannya dan untuk menabung untuk digunakan terhadap
musuh.
Untuk penyembuhan kita tidak menggunakan air
Kita menggosok tanpa air, kita mau melepaskannya keluar.
h) Ketika kita menggunakan air kita sedang mengumpulkan dan menabungnya, mengumpulkan dan menabung. Ketika kita mau
melepaskannya kita membuka tangan itu dan melepaskannya keluar.
uk meng-aktivkan kodeitu
Al Qur.an 19:94.
Dia memperhitungkan mereka (semua), dan telah memberi mereka (semua) nomor dengan tepat.
Al Qur.an 10:5.
.. supaya kamu dapat mengetahui nomor (hitungan) tahun dan perhitungan (waktu). Tidaklah Allah menciptakan ini kecuali dalam
kebenaran (haqq). (Begitulah) Dia menjelaskan tanda-tanda Nya secara
rinci, bagi mereka yang mengerti.
Al Qur.an 66:8.
....Cahaya mereka lari ke depan mendahului mereka dan dengan tangan mereka, sementara mereka mengatakan, "Ya Allah! Sempurnakanlah
Cahaya kami untuk kami, dan karuniakanlah kami Ampunan:karena Engkau berkuasa atas segala sesuatu."
Rahasia 8 adalah Pendukung dari Satu dari situ 8 & 1
Jika kamu melihat Kode tangan kananmu
1. 5 Jari : 4 kaliphah + 1 Rasul, 4 Ahl Bayt + 1 Rasul, bila Mencintai Rasul lebih dari dirimu Tangan Nya berada di atas
tanganmu. Kemudian Tangan Allah di atas tangan mereka
{QS
48:10 , lihat halaman 2}
2. 3 garis dalam setiap jari x 5=15, ke-15 adalah Bulan Purnama atau Bulan dalam Kesempurnaannya, menggambarkan Haqiqat Muhammad.
3. Lihatlah angka 1 dan delapan 8. : Ini adalah numerology yang lebih canggih. Set terbesar dari angka adalah
antara 1,2,3,4,5,6,7,8-9 tidak terdapat angka satu digit yang lebih besar dari angka-angka ini.
Contohnya 12 adalah hanya menggunakan 1 & 2 dan itu diambil dari salah satu angka 9 digit itu untuk membuat sebuah angka. Jadi angka terbesar
adalah 9.
Semua ciptaan berada dalam sebuah kode nomor. Ciptaan adalah dalam Lingkaran yang digambarkan sebagai: Huwa Awwal 1, Huwa Akhira, 9.
Semua ciptaan adalah di atara 1-9. Jadi, 1 sampai dengan 8 adalah pendukung (penggembira) Kerajaan itu dan 9 adalah Sang Raja. Itulah
sebabnya Pangkat 9 adalah sangat penting.
Itu menjelaskan arti dari titik sembilan
Sebagai contoh, ambillah angka 21, tukarkan digitnya dan kamu mendapatkan 12; kurangkanlah 12 dari 21 dan sisanya adalah 9.
Ambillah 63, tukarkan digitnya, dan kurangkanlah 36 dari 63; kamu mendapatkan 27, sebuah perkalian dari 9, dan 2 + 7 = 9.
Sekali lagi, angka 13 adalah kebalikan dari 31; selisih dua angka itu adalah 18, atau dua kali 9.
Terdapat tepat 9 planet dalam tata surya kita. Planet kita adalah nomer 3 dari matahari, yang kalau dipangkat-duakan menjadi 9.
Durasi rata-rata kehamilan manusia 9 bulan atau 36 minggu { 36 adalah nomor Surat Ya-Sin}
2 dikalikan 9 sama dengan 18, yang apabila dijumlahkan menjadi sama dengan 9. 3 kali 9 adalah 27 yang kalau dijumlah adalah 9. 4 kali 9 adalah
36 yang (kamu tebak saja) dijumlahkan menjadi 9. Terus saja lakukan ini. Kamu akan selalu mendapatkan hasil yang sama. Jumlah dari perkalian itu
akan selalu sama dengan 9. "Oleh Allah kami dimiliki, dan kepada Nya kami kembali ":-
Dalam dunia mathematika, angka 9 adalah Tak Dapat Dilenyapkan (INVINCIBLE) tidak peduli berapa banyak kali kamu mengkalikannya atau
ditambahkan itu kepada perkaliannya (tetap saja hasilnya adalah 9). Ini tidak berlaku untuk angka Lainnya. 360 derajat sebuah lingkaran dijumlah
menjadi 9 juga.
4. Pada tangan itu terdapat angka 18 Arab {|^} Untuk meng-aktivkan Dhikr lihatlah pada Ism of Allah ke-18: 18 =
Al- Fattah Sang Pembuka kemudian kepada nama ke 18 Rasul s.a.w.: 18 = nama Rasul adalah Rasul Rahmah = Utusan
Rahmah. Jadi untuk membuka Rahmah kita harus tahu nama-nama ini yang menjadi busana Tangan Kanan.
5. Satu dan delapan bersama = 9, asma Allah ke 9 = Al- Jabbar, Maha Pemaksa; Nama ke-9 Rasul = Aqib, Nabi
Terakhir Sempurna diantara Semua Ciptaan , ahli naraka akan memanggilnya dengan nama ini untuk mendapatkan Shafa.a.
Surah ke-9 adalah Tauba . Ampunan
Al Qur.an 57:29
.... Kebaikan (fadhilah) (Nya) berada (seluruhnya) dalam Tangan Nya, untuk diberikan kepada siapaun yang dikehendaki Nya. Karena Allah
adalah Pemilik Kebaikan yang tiada batasnya{waAllahu dzu l-fadli al-
Azhiimi}
Kode Tangan Kiri
1. Kode jari sama (dengan
tangan kanan)
2. Kode garis sama
3. Pangkat 9 sama
4. Lihat 8 & 1 pada tangan kiri = adalah 81.{^|} Ism Allah ke-81 = Al- Muntaqim Sang Pembalas ; Nama ke-81
Rasul = Dhul Fadl = Sumber Kebaikan
Mereka gunakan titik 9 ini di dalam Enneagram.
Al Qur.an Tauba 9:14
{ 9 Power 14=1+4=5}
. ... Allah akan menghukum mereke melalui tangan mu, menyelimuti mereka dalam malu, menolong kamu (untuk menang) mengungguli mereka,
menyembuhkan dada orang beriman,
Al Qur.an Ya-Sin:
36:83.{ 36=9. 8+3=11} Maha Sucikanlah Dia yang di-tangan Nya kekuasaan terhadap segala sesuatu: dan kepada Nya kamu semua akan
dikembalikan.
Ini adalah pelajaran yang mereka bawa dari Asia Tengah, dari pengikut Naqshbandi, yang telah saya terangkan pada waktu lalu. Mereka gunakan
linear (garis enneagram) ini , tetapi sesungguhnya itu adalah sebuah lingkaran. Mereka memiliki sembilan titik peluru yang membentuk seluruh
system, keseluruhan tubuh. Ketika kamu menggosokkan jari-jemari, kamu meng-aktivkan 99 asma.ul-husna Allah.
99
a) Ism Allah ke-99 adalah Al- Sabur . Maha Sabar. Nama ke-99 Rasul adalah Mustafa - Divinely Pilihan (Terpilih)
Ilahiah . Kedua tangan bersama memohon Al-Sabur melalui Kebesaran Sayedena Muhammad al Mustafa, kamu
melepaskan (membuka) barakah tak terputus dalam tangan itu
b) Dengan meng-aktivkan mereka, kamu meng-aktivkan titik 9 yang berada pada tubuh kamu.
c) Dan ketika kamu meng-aktivkan mereka, sebagaimana dalam istilah masa kini : penerima (receiver) dinyalakan, energy
mengalir ke dalam, itu mulai bekerja untuk dapat menerima, men-digitizkan dan melepaskannya keluar sebagai sebuah
gambar dan sebagai sebuah suara, sebagaimana kita melihat (di TV & radio) sekarang.
d) Begitu juga, tangan yang adalah lingkaran, itulah sebabnya mengapa ketika kita menggosok mereka dan membuka
mereka, mereka mulai berlaku seperti lingkaran yang saling melingkupi, mengambil/menerima semua energy apapun yang
datang, mereka mengkelolanya .
Jadi ketika kamu meng-aktivkan 8 dan 1
9 adalah Kepasrahan Sempurna 99 nama, dalam numerology 9 adalah sama dengan nol (nihil).
a) 9 kesemuanya akan berakhir menjadi 9, jika kamu menambahkan mereka.
b) 9 dalam istilah numerologi sama dengan nihil, kamu tidak menambah apa-apa dengan angka ini.
c) Angka ini tidak lagi ada (exist). Itu artinya kepasrahan, kepasrahan sempurna, ketika kamu meng-aktivkan energy itu,
kamu berada dalam kepasrahan energy itu, pasrah kepada energy langit yang sedang mendatangi.
d) Kamu tidak lagi melihat dirimu bertindak, tetapi energy itu yang bertindak, kamu menjadi nihil. Seperti pergi dalam sebuah
kapal terbang atau sebuah kereta-api atau sebuah mobil. Mobil itu pasrah kepada orang yang mengemudikannya. Begitu juga
kereta-api itu pasrah kepada orang yang mengemudikannya
Pangkat 19
Al Qur.an;74.30
Diatasnya adalah sembilan belas.
Semua ciptaan di dalam al Qur.an, seluruh Al Qur.an di dalam Fatiha, seluruh al Fatiha di dalam BismiAllah Al-Rahman Al-Rahem = 19 huruf
Arab mencakup seluruh ciptaan. Allah menunjukkan kode Binary pertama 1 sampai 9 untuk penciptaan.
Kemudian Allah memperkenankan ciptaan untuk menggunakan kode Binary dari 1+9 =10, dari situ 1dan 0. Semua perhitungan adalah dalam
sebuah kode Binary.
Angka 19 adalah angka di dalam Al Qur.an
Ketika kamu menggosok dan meng-aktivkan angka sembilan, kini kamu melewatkan air, jika kamu memeriksanya,
mereka yang tahu bagaimana membuat wudu, tidak semua orang mengerti untuk menjalin jari-jemari. Disitulah kamu meng-aktivkan sepuluh 10 itu.
Sepuluh 10 dan sembilan, menjadi 19.
Baru-baru ini mereka mendapati bahwa setiap ayat di dalam Al Qur.an adalah dalam sistem 19.
a) Dan bahwa 19, .wa yahmilu arsh arrahmani yawmadhin thamaaniyya.. dan delapan akan, pada Hari itu, memanggul
Singgasana Rabb mu di atas mereka.[69:17]
b) Dan yang memanggul neraka adalah 19. Neraka adalah energy jadi itu adalah kekuatan energy.
Kamu meng-aktivkan energy negative untuk menyembuhkan energy negative
Al Qur.an 111:1.
{ 111 Kerajaan Abadi Allah Ism ke-3 adalah Al-Malik, nama ke-1 Rasul adalah Ayat terbaik , Nama ke-1 adalah Muhammad.}
111:1 Musnahlah tangan Abi Lahab (Ayah Api)! Musnahlah dia!
Kamu memerlukan racun untuk mengobati racun . itulah sebabnya mereka memberikan antibiotics.
Bahwa 19 adalah jumlah malaikat yang bertanggung jawab untuk neraka. Jadi kamu menggunakan energy itu yang datang dari mereka itu, energy
negative.
Dengan negative kalau kamu mengkalikan dengan negatif kamu mendapatkan positive. Kamu menyembuhkan penyakit dengan api yang
datang dari neraka.
Energy itu ketika dia datang secara tuntas menghancurkan racun yang berada dalam system. Begitulah kamu meng-aktivkan 19 bersama-sama.
Kekuatan 8 & 1, yang terkait dengan Arsh
Singgasana Langit.
Lagi ringkasan 1 dan 8 dan 8 dan 1.
Ketika Singgasana Allah muncul di Hari Pengadilan 8 malaikat menyangganya.
Jadi mengapa mereka menyangganya. mereka membawa Nomor 1.
8 membawa 1. Allah menunjukkan kita tentang itu melalui tangan kita. Kamu meng-aktivkan juga energy baik . Setelah melepaskan energy baik.
Setelah kamu menghancurkan energy negative dengan energy negative, kamu menginginkan untuk memakaikan kepada mereka dengan 8 dan 1
dengan energy baik, energy langit.
Energy surga dan memakaikan mereka dengan itu. Dan itulah sebabnya mereka kini merasa kuat dan mereka merasa tersembuhkan.
Ketika kamu meng-aktivkan dengan menggosokkan kedua tangan
Ketika kamu meng-aktivkan angka sembilan, itu artinya kepasrahan sempurna.
Kini kamu membiarkan tubuhmu tunduk kepada energy cosmos yang mendatangi. Dan energy itu mewakili energy dahsyat.
Ketika kamu meng-aktivkan dengan angka 10 kamu meng-aktivkan energy itu.
Energy negative ini tidak buruk, itu adalah kekuatan dari satu yang negative, kamu mengalahkan musuh dengan musuh.
Energy dari matahari adalah energy api namun pada saat yang sama itu menyembuhkan, energy yang berguna. Kamu menggunakan negative untuk
menyembuhkan negative untuk memusnahkan secara sempurna.
Kamu tidak menyisakan apapun kepada Sang Buruk
Maka aktivkan 8 dan 1 untuk penyembuhan ilahiah (langit).
Hadith Orang Buta
Kebutaan Spiritual
Buta di dunia ini akan buta juga di dunia berikutnya
Seorang buta mendatangi Nabi s.a.w. dan berkata:
"Mohonlah kepada Allah untuk saya sehingga Dia menolong saya..
Dia menjawab: "Jika kamu mau saya dapat menunda ini, dan itu akan lebih baik bagimu, dan jika kamu mau saya akan memohon Allah Azza wa Jalla
untukmu.
Dia berkata: "Kalau begitu mohonkan pada Dia ." Nabi s.a.w. berkata kepadanya: idhhab fa tawadda’, wa salli rak‘atayn thumma qul -- "Pergilah
dan berwudhu, shalat dua rak‘at,
Kemudian baca: "Ya Allah, saya memohon (as’aluka) dan menghadap kepada Mu (atawajjahu ilayka) dengan Nabi Mu Muhammad (bi
nabiyyika Muhammad), Nabi Rahmah;
Ya Muhammad (ya Muhammad), saya menghadap denganmu kepada Rabb ku mengenai kebutuhanku saat ini / saya memohon Rabbi dengan
shfa.atmu tentang kembalinya penglihatanku
(inni atawajjahu bika ila rabbi fi hajati hadhihi)
- versi lainnya: inni astashfi‘u bika ‘ala rabbi fi raddi basari) sehingga Dia memenuhi keperluanku; Ya Allah, perkenankan dia untuk memberi shfa.at
(dengan Engkau) untuk ku (allahumma shaffi‘hu fiyya)."
Du.a : as’aluka atawajjahu ilayka bi nabiyyika Muhammad, ya Muhammad inni atawajjahu bika ila rabbi fi hajati hadhihi ..-
- versi lainnya: inni astashfi‘u bika ‘ala rabbi fi raddi basari allahumma shaffi‘hu fiyya ..)
2 RAKAT SALAT NAFL HAJAT kemudian baca du.a di atas
3 kali dan sebutkan keinginanmu
Selasa, 21 September 2010
WUDHU & KEKUATAN TANGAN.....Naqsabandi
Salam para pembaca yang budiman.
Salah satu Hadith Baginda Rasul yang fakir selalu ingat ialah Sembahyang Yang Sempurna Ialah Dengan Wudhu' Yang Sempurna. Yang demikian Kesempurnaan Wudhu sewajarnyalah menjadi satu perkara yang menjadi keutamaan kita.
Semasa menaip ini fakir teringat kepada saorang tua yang fakir sangat hormat yang fakir panggil sebagai TOK AYAH. Beliau ini sentiasa dalam keadaan berwudhu' termasuk ketika tidur.
Membaca artikel dibawah yakni mengenai RAHSIA WUDHU & KEKUATAN TANGAN barangkali akan memberi sedikit kebaikan kepada mereka mereka yang belum mengerti...Silalah baca, fikir fikir dan renung renungkan...
..................................................................................
Rahasia Wudu dan Kekuatan di Tangan
Langkah Pertama: mengerti wudu dan
pentingnya tangan
Oleh Shaykh Hisham al-Kabbani
Allah (swt) menunjukkan kepada kita apa yang benar apa yang salah. Dan apa yang benar telah dijelaskan dengan sangat baik oleh Nabi
(s.a.w.), dan apa yang salah telah dijelaskan dengan baik sekali oleh Nabi (s.a.w.). Dan apa yang menguntungkan kita, Nabi s.a.w. adalah
yang pertama kali menjelaskannya. Wa ma arsalnaaka illa rahmatan lil ‘alameen. Apapun yang menguntungkan kita, dia bertanggung jawab untuk menyampaikannya, atau dia akan ditanya mengapa dia
menyembunyikannya.
Allah (swt) mempercayakan kepada Nabi dengan apapun yang Dia ciptakan, dan apapun yang Dia ciptakan dilepaskan (dikeluarkan) melalui risalah Nabi. Jadi melalui risalah (pesan) Allah, Nabi s.a.w.
mampu untuk mencapai setiap orang, baik selama waktu (hidup) nya maupun setelah waktu (hidup) nya. Dia adalah yang pertama kali mengajarkan kepada para Sahaba (r.a.) penggunaan energy dan apa
yang tersedia dari berbagai kekuatan berbeda di sekitar kita di dunia ini.
Terdapat banyak cara yang ditunjukkan Nabi s.a.w. kepada kita dalam uapaya penyembuhan, salah satunya adalah yang diuraikan dalam Hadith orang buta yang meminta Nabi s.a.w. untuk
memulihkan pandangan matanya.
Nabi mengajarkan kepadanya doa untuk dibaca, tetapi dia tidak
mengatakan kepadanya, .Pergilah dan baca doa ini..
Dia s.a.w. berkata kepada orang buta itu, .Langkah pertama adalah
pergilah ke tempat mengambil wudhu dan ambila wudhu.. Itu
artinya wudhu adalah awal (pembukaan) dari penyembuhan untuk
setiap penyakit. Jika kamu tidak memiliki wudhu, upayamu untuk
menyembuhkan penyakit itu akan minimal.
Kemanapun kamu mencapai, tingkat tinggi dalam perjuangan
melawan ego dan mencegah keinginan ego, gunakanlah kekuatan
(wudhu) itu bila kamu menentang ego itu, bangunlah kekuatan itu
lebih besar dan lebih besar lagi, ketika energy negative
meninggalkan kamu, energy positive (akan) bertambah.
Tetapi dengan (cara) wudhu yang ruibuan kali lebih kuat dari pada
apa yang biasanya. Jadi Nabi (s.a.w.) berkata, .Pergilah ambil
wudhu..
Level pertama wudhu
Ketika kamu mengambil wudu, selain membaca niyyat apa yang
pertama kali dikerjakan ? Itu adalah membasuh tangan sampai
pergelangan, dan di antara jari-jemari. Ketika kamu membasuh
kedua tangan, itu artinya gerak pertama yang kamu lakukan adalah
menggunakan kedua tangan itu, jadi energy level pertama berada di
kedua tangan.
Itulah mengapa kamu melihat orang yang berusaha belajar dan
mengutip cara-cara Islam, khususnya orang India dan China yang
meyakini Bhuddism, pertama kali mereka gunakan kedua tangan
mereka sebagai sebuah methoda untuk melepaskan energy dari tubuh
mereka, karena mereka mengumpulkan energy melalui tubuh mereka
seperti seperti sebuah piringan, atau sebuah parabola.
Mereka mengumpulkan energi ini dan melepaskannya melalui kedua
tangan mereka. Tubuh bertindak sebagai sebuah penampung energy.
Melalui olah gerak mereka yang beragam dari latihan berat kepada
keseluruhan tubuh, mereka mulai mendapatkan energy jenis itu dan
meng-konsentrasikannya dan melepasnya melalui kedua tangan
mereka. Untuk menyembuhkan orang sakit. Tiap segala sesuatu yang
mereka gunakan dalam penyembuhan memiliki efek penggunaan
energy.
Contoh terbaik dari hal ini adalah pembedahan laser, yang melalui
technology modern, menggunakan cahaya laser untuk
menyembuhkan penyakit mata dan bahkan kebutaan. Mereka tidak
lagi menggunakan peralatan (tangan), hanya laser.
Jadi orang buta tadi, ketika dia bertanya kepada Nabi s.a.w., Nabi
memberinya sebuah petunjuk kunci bahwa melalui pelepasan energy,
kebutaan itu akan pergi. Empat belas abad yang lalu Nabi s.a.w.
menyembuhkan kebutaan melalui energy. Jadi apa yang kita pelajari
dari peristiwa ini ? Ambil wudhu, dan sucikan dirimu.
Itulah dia s.a.w. berkata, .Senjata yang melindungi kamu dari musuh
adalah adalah wudhu..
Wudhu dapat melepaskan energy dan membakar (penyakit) nya
dengan melepaskannya melalui kedua tangan. Orang buta itu belajar
dari situ dan memanfa.atkannya, yang akan kita bicarakan kemudian.
Gerak wudhu
Orang (buta) tadi mengalami berbagai gerak yang berbeda-beda dan
disembuhkan serta merta dari kebutaannya. Maka, ketika kamu
mengambil wudhu :
Basuhlah kedua tanganmu dan kemudian saling gosokkanlah
keduanya; putarlah tangan kanan pada tangan kiri dan tangan kiri
pada tangan kanan. Kamu tidak boleh memulai dari tangan kiri
memutari tangan kanan; kamu harus memulai dengan tangan kanan
memutari tangan kiri; kemudian,
Bersihkan di antara jari-jemari dan jalin (silangkan)lah jari tangan
satunya dengan jari tangan lainnya, berbentuk seperti ini, dengan
jempol kanan berada di sebelah kiri dan jempol kiri berada di
sebelah kanan.
Mereka menggunakan ini dalam methoda penyembuhan Buddhist
tanpa mengetahui rahasia Islam. Mereka melepaskan energy ini ke
daerah tubuh yang terkena penyakit. Pertama kali, kamu
menggunakan sepuluh jari. Sepuluh (10) adalah kekuatan energy
computer, satu dan nol. Energy itu yang Allah ajarkan kepada para
programmer computer disalurkan kepada computers melalui tangan,
dan kamu melihat semua keajaiban kekuatan computers.
Jadi jika computer itu memiliki kekuatan besar, energy itu dapat juga
disalurkan untuk penyembuhan. Merka menggunakan itu tanpa
mengetahui sebab-musababnya; mereka tidak tahu aspek Islam nya,
yang adalah satu dan nol. Itulah sebabnya jika kamu membuka
tanganmu dan menarik sebuah garis yang menghubungkan ujung-
ujung jari kamu akan melihat bahwa kamu membentuk sebuah
lingkaran. Itu berdiameter 20 cm.
Jadi tangan mewakili tubuh, dan ketika kamu membuka tubuh untuk
membentuk sebuah lingkaran, seluruh tubuh berada di dalam tangan,
sebagaimana itu diajarkan dalam reflexology. Melalui berbagai titik
yang berbeda pada tubuh, kamu dapat disembuhkan. Level lebih
tinggi dalam reflexology adalah tidak menyentuh; dalam hal
demikian, kedua tangan bertindak sebagai semacam penerima energy
positive, dan ketika kedua tangan direntangkan seperti sebuah
piringan satellite (sebagaimana diajarkan dalam penyembuhan
Islamic), tanpa berpikir atau berkhayal, namun menempatkan
tubuhmu sebagai sebuah lingkaran sempurna, energy yang
dipancarkan dari cosmos disalurkan kepadamu dan tubuhmu
menerimanya, menyerapnya masuk kedalam tubuhmu dan meng-
konsentrasikannya melalui jantung. Ini adalah sebuah teknik
meditasi 15-menit yang akan kita bicarakan nanti.
Secara symbolis, inilah bagaimana seluruh tubuh adalah sebuah
lingkaran dan tangan adalah sebuah lingkaran. Tubuh itu
mendapatkan energy itu, menerimanya dari tangan kiri dan tangan
kanan, dan menyalurkannya kedalam tubuh.
Jadi ketika kamu mulai membasuh kedua tangan dan
menggosokkannya untuk meng-aktivkan mereka, itu adalah isyarat
tentang satu dan nol, dan kamu sesungguhnya meng-aktivkan kode
yang Allah telah berikan kepada kita melalui kedua tangan itu. Itulah
sebabnya kita mulai menggosok kanan mengelilingi kiri dan kiri
mengelilingi kanan. Jika kamu berdiri di hadapan sebuah cermin,
kamu melihat pada refleksi (bayangan) mu bahwa kiri adalah kanan
dan kanan adalah kiri. Jika kamu berdiri dengan lengan direntangkan
ke samping, kamu melihat lawannya. Jika kamu melihat dari sisi
lainnya itu, kiri menjadi kanan dan kanan menjadi kiri. Itu karena
kita adalah sebuah bayangan dari kenyataan (hakikat).
Di Langit (Surga) kiri adalah kanan dan kanan adalah kiri. Ini artinya
kanan harus tunduk kepada kiri, karena dalam ‘alam al-arwaah,
kanan adalah kiri dan kiri adalah kanan. Disini di dunya adalah
lawannya : kanan adalah kiri, sedangkan di akhira kiri adalah kanan!
Disini di dunya, ketika kita membuat thawaaf keliling Ka.aba
Shareef kita bergerak berlawanan arah jarum jam, bukan searah
jarum jam, yang adalah bayangan cermin dari arah jarum jam di
akhira, dimana kita bergerak kiri ke kanan : searah jarum jam.
Untuk meng-aktivkan kekuatan itu, Allah memberi tahu kita, .Aku
meng-aktivkan kekuatanmu dari 99 asma.ul-husna yang Aku
stempelkan pada kedua tanganmu..
Menggosok memnimbulkan api dari dua batang kayu. Menggosok
menimbulkan energy. Dengan menggosok kedua tangan selama
wudu, air mencegah energy dari merembes keluar; itu
membekukannya. Itulah sebabnya Silah al-mumin al-wudu (senjata
kaum beriman adalah wudhu.) Segera setelah kamu menggosok, itu
menimbulkan energy dan dengan menggosok di bawah pancuran air
itu akan menahan energy di dalam tubuh untuk dilepaskan kemudian.
Ketika kita menggosok kedua tangan kita mempersiapkan energy
untuk disimpan dan ditabung untuk digunakan melawan musuh
(kemudian).
Ketika kita mau menyembuhkan kita tidak
menggunakan air
Menggunakan air sewaktu wudu, kita mengumpulkan dan
menyimpan energy. Dalam penyembuhan, kita menggosok tanpa air
dan membuka tangan untuk melepaskan energy itu. Bagaimana kode
itu di-aktivkan ? Jika kamu melihat pada tangan kanan mu padanya
terdapat angka Arabic 18 dan pada tangan kiri terdapat angka Arabic
81. 18 plus 81 menjadi 99 asma .ul-husna Allah, setiap angka teridiri
dari satu (1) dan delapan (8). Satu plus delapan (18), dan delapan
plus satu (81) bersama menjadi 99. Tambahkan komponen 99
kesemuanya (18 = 1+8 and 8+1 = 81) dan kamu mendapatkan 9 lagi.
Ini menjelaskan arti dari titik sembilan dari diri, yang mewakili
sembilan awliya yang bertangtgung jawab terhadap diri. Titik
sembilan ini digunakan di dalam Enneagram; sebuah ajaran dari Asia
Tengah, dari orang Naqshbandi, yang pernah saya terangkan.
Mereka menggunakan ini dalam sebuah cara (interpretasi) linear,
padahal dalam kenyataannya itu adalah sebuah lingkarang (ingat
pada pengertian thawaf . penterjemah). Jika kamu membahas ini
dengan (----), aku mengajarinya bagaimana menggunakan hal itu.
Mereka memiliki sembilan titik peluru (?) yang terdiri (membentuk ?
. penteterjemah) dari keseluruhan system, keseluruhan tubuh.
Ketika kamu menggosok-gosokkan jari tangan kamu meng-aktivkan
99 asma .ul-husna Allah, yang pada gilirannya meng-aktivkan titik
sembilan itu yang berada di dalam tubuhmu. Dengan contoh kita
dapat mengatakan apabila titik sembilan di-aktivkan, penerima itu
kini dalam posisi .menyala., energy masuk ke dalam (tubuh), itu
mulai menerima, dan itu dibuat digital dan dilepaskan sebagai
sebuah gambar dan sebuah suara, sangat mirip dengan yang kita lihat
dalam masa kini dengan technology digital.
Demikian juga, tangan itu adalah lingkaran, dan ketika kita
menggosok-kan mereka dan membuka mereka (kedua tangan kita
itu), mereka mulai bertindak sebagai lingkaran satu terhadap lainnya,
mengambil energy apapun yang mereka terima dan mengelolanya.
Itulah sebabnya dalam ilmu bela diri mereka menggunakan kedua
tangan, namun mereka tidak mengerti mengapa itu (kedua tangan)
merupakan energy; mereka tidak mengerti tentang 99 asma .ul-husna
dan bagaimana mereka dilindungi melalui (oleh ? . penterjemah)
Asma itu. Mereka tidak tahu, meskipun demikian, Allah memberikan
kepada siapapun yang Dia suka. Dia membiarkan mereka itu
menggunakan kekuatan itu; mereka tahu terdapat kekuatan disitu,
tetapi tidak tahu mengapa. Mereka membuat gerakan cepat dan
menggunakan itu untuk membela diri mereka dan melindungi orang
lain dan untuk mengalahkan musuh.
Ketika Nabi (s.a.w.) menyembuhkan mata Sayyidina ‘Ali, dia
membuka baginya Ilmu Haqiqat itu. Itulah sebabnya melalui energy
itu yang dimilikinya dalam kedua tangannya, dia dapat membawa
(menyangga ? . penterjemah) dunia ke pada lututnya, karena energy
itulah yang membawa dunia ke pada lututnya.
Jadi ketika kamu meng-aktivkan angka 8 dan angka 1 dan angka 1
dan angka 8 (yang adalah 99 Asma), dalam numerology sembilan
sama dengan nol dan kamu tidak menambah apapun dengan kedua
(nol dan sembilan) angka itu, karena itu tidak lagi ada (exist). Itu
berarti penyerahan diri, penyerahan diri secara sempurna, ketika
kamu meng-aktivkan energy itu kamu dibawah penyerahan diri
energy, berserah diri kepada energy Langit yang mendatangi.
Menjadi sebuah pipa penyalur bagi energi
cosmic penyembuh milik Allah
Kamu tidak lagi melihat dirimu yang beraksi, namun energy itulah
yang beraksi, kamu menjadi nol. Seperti memasuki sebuah pesawat
terbang atau kereta api atau mobil; mereka masing-masing berserah
diri kepada orang yang mengemudikan mereka. Kamu berserah diri
kepada energy yang mendatangi dan kamu melepasnya ke luar.
Tubuh mu menjadi seperti sebuah penerima dan sebuah pemantul.
Penerima TV hanya bertindak sebagai penerima yang memantulkan
citra (image) itu. Bukanlah mereka yang melakukan pekerjaan itu;
itu adalah energy Langit yang melakukan pekerjaan itu.
Itu menunjukkan kepada kita seberapa jauh kita dapat menggunakan
dengan angka-angka ini ketika kita meng-akltivkan mereka serentak
. angka 18 dan angka 81 - dan pentingnya angka 18 dan angka 81.
Kita akan tinggalkan hal itu sampai sessi berikutnya.
Mengapa angka 18 dan mengapa angaka 81? Ini adalah penting, dan
bahkan saya tidak tahu apa yang akan datang. Itu adalah sebuah
perkenalan kepada techniques berbeda-beda yang mereka mencoba
untuk mengutipnya tanpa mengerti latar belakangnya, dan
bagaimana mereka dapat memberikan pengaruh lebih banyak
melalui penyembuhan mereka.
Jadi setelah menggosokkan kedua tangan dan menyelenggarakan
penyaluran energy, kamu masih berakhir pada angka 19. (Disini
(kanan) adalah angka 18 dan disini (kiri) angka 81. Gabungkan
mereka dan kamu mendapatkan angka 99. Tambahkan angka 9 dan
angka 9 ini, kamu mendapat angka 18. Tambahkan angka 1 dan
angka 8, kamu mendapatkan angka 9. Jadi kamu meng-aktivkan
angka 9.)
Ketika kamu menggosok dan meng-aktivkan angka sembilan itu,
kini kamu melewatkan (mengucurkan) air itu (jika kamu
memperhatikan, mereka yang tahu bagaimana mengambil wudhu,
tidak semua orang tahu untuk saling menyilangkan jari), maka kamu
meng-aktivkan angka 10. Angka 10 dan angka sembilan, menjadi
angka 19. Dan akhir-akhir ini mereka mendapatkan bahwa setiap
ayat dalam al Qur.an adalah pada sistem 19. Dan angka 19 ini, wa
yahmilu arsh arrahmani yawmadhin thamaaniyya. ..dan delapan
akan, Hari itu, menyangga Singgasana dari Rabb-mu di atas
mereka. (69:17) Dan mereka yang memegangi Neraka adalah 19.
Neraka adalah energy, jadi itu adalah kekuatan energy. Kamu meng-
aktivkan energy negative untuk menyembuhkan energy negative.
Kamu memerlukan racun untuk menyembuhkan racun . itulah
sebabnya mereka memberikan kamu antibiotics (jika kamu
keracunan oleh ulah virus . penterjemah). Angka 19 itu adalah
jumlah malaikat yang bertanggung jawab terhadap Neraka. Jadi
kamu menggunakan energy negative itu yang datang dari mereka ini.
Jika kamu mengalikan (negative . penterjemah) dengan negative
kamu mendapatkan positive. Kamu menyembuhkan penyakit dengan
api yang datang dari Neraka.
Ketika energy itu dilepaskan, itu sama sekali mengkancurkan racun
di dalam system itu. Begitulah caranya kamu meng-aktivkan 19
serentak. Angka 8, yang terkait dengan angka 8 disini, angka 1 dan
angka 8 dan angka 8 dan angka 1.
Ketika Singgasana Allah datang pada Hari Pengadilan, delapan
malaikat memikulnya. Itu artinya mereka memikul angka 1 itu;
angka 8 memikul angka 1. Allah mengungkapkan hal ini di dalam
kedua tangan kita. Kamu juga meng-aktivkan energy baik ketika
kamu melepaskannya. Setelah kamu menghancurkan energi negative
dengan energy negative, kamu mau mendandani (memberi busana)
mereka dengan angka 8 dan angka 1 (energy baik dari Langit). Itulah
sebabnya orang yang sakit merasa kuat dan bahwa mereka
disembuhkan.
Ketika kamu meng-aktivkan energy Langit dengan menggosok-
gosokkan kedua tangan, kamu meng-aktivkan angka sembilan; itu
adalah penyerahan diri yang sempurna. Kini kamu membiarkan
tubuhmu untuk berserah diri kepada energy cosmic yang kamu
terima, yang adalah energyy yang membakar.
Ketika kamu meng-aktivkan angka 10 kamu meng-aktivkan energy
itu. Energy negative ini tidaklah buruk karena itu adalah kekuatan
dari satu yang negative, dan kamu mengalahkan musuh dengan
menggunakan alat yang dipakai musuh. Sebagai contoh hal ini
adalah energy dari matahari yang adalah satu energy api, tetapi pada
saat yang bersamaan itu menyembuhkan dan berguna. Kamu
menggunakan negative untuk menyembuhkan negative untuk
menghancurkanya sama sekali. Dengan cara ini, kamu tidak
menyisakan apa-apa dengan mereka (membersihkannya), dan
kemudian ativkan angka 8 dan angka 1.
Insha‘Allah kita akan teruskan dengan lebih banyak lagi mengenai
penyembuhan ini segera.
Bi hurmat al-habib bi hurmat al-Fatiha.
.........................................................................
ARTIKEL DUA....NEXT ENTRI
Isnin, 20 September 2010
SUFI YOGA .....Tariqat Naqsabandi...........
Salam saudara pembaca budiman.
Fakir sertakan satu lagi artikel berkaitan TAFAKUR / MEDITASI yang dipetik dari lamanweb nurmuhammad untuk bacaan saudara sekalian...Selamat membaca.
Fakir.......
.....................................................................
Sufi Yoga
{Yoga – adalah hubungan (komunikasi) ruhaniah seseorang dengan al Haqqu.
Itu juga methoda yang digunakan untuk mencapai komunikasi (penyatuan) itu.}
Oleh Shaykh Hisham Kabbani
Posisi Shalat
Gerakan pelaku shalat memberi ciri pelakunya dengan semua bentuk ciptaan,
karena bentuk posisi pelaku shalat didesain untuk mengingatkan dia tentang kematian
(kefanaan) dan perjalanan melalui berbagai tahap kehidupan. Gerakan itu juga
menyerupai naik dan turunnya benda-benda langit, demikian juga dengan perputaran
planets pada sumbunya dan lintasan (revolusi) rembulan, planet dan bintang/
matahari. Ini adalah tanda-tanda yang memperagakan sifat hirarkhi alamiah
ciptaan dan ketaatannya kepada aturan ilahiah pada setiap tahap, sebagaimana
dinyatakan dalam al Quran :
Di antara tanda-tanda Nya adalah malam dan siang, dan matahari dan rembulan.
Jangan memuja matahari dan rembulan, tapi pujalah Allah, Yang menciptakan
mereka, jika kamu ingin mengabdi kepada Dia.
Selanjutnya Allah menarik perhatian kita pada sifat berserah-diri mereka, dengan
mengatakan:
Tidakkah sudah engkau lihat bahwa dihadapan Allah bersujud siapapun di langit dan
siapapun di bumi, dan matahari, dan rembulan, dan bintang-bintang, dan bukit-bukit,
dan pepohonan, dan binatang, dan banyak bangsa manusia?
Posisi pelaku shalat, kemudian, adalah simbol hubungan kepada Allah,
• Ketika mereka bergerak dari posisi berdiri sebagai pernyataan keberadaan dan
kekuatan,
• Kepada (posisi) ruku’ yang memperagakan kepasrahan dan penghambaan,
• Kepada (posisi) sujud di hadapan Wajah Allah tenggelam dalam
Kebesaran dan Kekuatan dan bersesuaian dengan kesadaran nya ytidak ada apa-apanya (ketidak beradaan yang paling rendah).
• Dari posisi memperhina diri yang paling rendah, sang pelaku shalat kembali kepada posisi antara, antara penihilan dan bebas (tak bergantung), untuk duduk di antara kedua tangan Nabi Muhammad (s.a.w.), menyapa seorang yang menjadi perantara antara Allah dengan makhluq Nya.
• Nabi (s.a.w.) berdiri pada Maqam Abdi Sempurna dan adalah contoh
sempurna dari kondisi pengabdian kepada Allah.
• Tidak seperti makhluq lainnya, Nabi Muhammad (s.a.w.) bebas dari segala
macam keinginan pribadi, larut ke dalam Hadhirat Allah.
Kemanapun kamu menghadap, disitulah kehadiran Allah.
Karena Allah adalah Maha/Selalu Hadir, Maha Tahu.
Puncak Shalat adalah Sujud [Meem]
Nabi (s.a.w.) mengatakan, Tidak satupun yang membawa abdi Allah lebih dekat kepada
Hadhirat Allah dari pada sujud tersembunyinya (al-khafi). [Dalam Sujud Raga adalah
seperti sebuah Singgasana dan Ruh adalah Raja Yang Duduk di Titik Tertinggi
/Qalbu ]
Nabi (s.a.w.) juga mengatakan, Setiap orang beriman yang bersujud (mensujudkan
dirinya), akan ditingkatkan (maqamnya) satu derajat oleh Allah. Tentang terdiri atas apa satu derajad itu, ketahuilah bahwa itu bukanlah sesuatu yang kecil, karena setiap surga dapat terdiri atas satu derajat.
Untuk alasan inilah, banyak di antara para orang saleh melakukan banyak sujud sunnah
tambahan kepada Allah, setelah menyelesaikan shalat fardhu mereka. Setiap kali mereka menemui sebuah kesulitan, apakah urusan spiritual atau keduniawian, mereka mencari perlindungan kepada Rabb mereka melalui sujud mereka kepada Nya.
Seseorang harus membabat kebanggaan pribadi dan membuat diri pribadi sujud, karena
seseorang yang bersungguh-sungguh berserah diri kepada Rabb nya tidak lagi dapat
berserah diri kepada dirinya sendiri. Sekali keadaan itu tercapai, shalat adalah semata-mata untuk Allah.
Itulah sebabnya Nabi s.a.w. mengatakan, Apa yang sangat saya takutkan bagi
Ummatku adalah syirk tersembunyi. Yang beliau takutkan bagi ummatnya bukanlah
syirk dzahir (penyembahan berhala), karena beliau diberitahu Allah bahwa ummatnya
terlindung dari hal itu selamanya, namun syirk tersembunyi, yang segala sesuatu terkait untuk kepentingan pamer.
Seseorang datang dan bertanya kepada Nabi s.a.w., Ya Nabi Allah, doakan saya agar
berada di dalam syafaatmu di Hari Pengadilan dan karuniakanlah saya keberadaan dalam
lingkunganmu di Surga. Nabi s.a.w. menjawab, saya akan melakukan itu, tetapi bantu aku dalam hal itu. Orang itu bertanya, Bagaimana itu? Nabi s.a.w. menjawab, Dengan sering bersujud [di Hadhirat Allah].
Nabi s.a.w. bercerita bahwa pada Hari Pengadilan, ketika mukminun bangkit dari kubur
mereka, malaikat akan mendatangi mereka untuk membersihkan debu dari dahi mereka.
Namun, meskipun para malaikat sudah berusaha sebaik mungkin, sebagian dari debu
akan tetap nempel. Kedua pihak, baik sang beriman dan malaikat yang menolong mereka
akan terkejut bahwa debu ini tak dapat dibersihkan. Maka sebuah suara akan terdengar,
Biarkanlah debu itu dan janganlah mencoba membersihkannya, karena itu adalah
debu tanda posisi sujudnya, jadi akan dikenal di dalam Surga bahwa mereka adalah
abdi Ku yang bersunguh-sungguh .
Hadits Nabi (Tradisi Nabi) ini mengisyaratkan nilai ruhaniah (spiritual) dari sujudnya orang beriman, membuat bahkan debu yang tersentuh oleh dahinya menjadi lambang kesucian (sakral). Kekuatan shalat memiliki efek yang sama pada titik tempat terjadinya sujud itu, sebagaimana dicontohkan dalam riwayat Perawan Suci Mariam, yang disebutkan di dalam al Quran:
Kapanpun (Nabi) Zachariah (a.s.) memasuki tempat shalat (beribadah) di mana dia
(Mariam) berada, dia (Nabi Zakari) mendapati bahwa dia (Mariam) mempunyai
makanan. Dia berkata: Y Mariam! Darimana datangnya (makanan) kepada mu ini?
Dia menjawab: Itu dari Allah. Allah memberikan tanpa batas kepada siapapun yang
Dia kehendaki.
Disinilah, di dalam tempat suci Perawan Mariam, dimana dia biasa menerima jatah
(ransom) hariannya dalam bentuk buah di luar musimnya, Nabi Zachariah a.s. bersujud
diri dihadapan Allah dan memohon Allah untuk dikaruniai keturunan, dan disitulah Allah mengabulkan permohonannya itu.
Tempat dimana seorang Sufi sujud akan menjadi saksi bagi pengabdiannya pada Hari
Pengadilan. Adalah untuk alasan inilah, sering terlihat para Sufi berpindah lokasi
shalatnya, sewaktu shalat fardu di tempat yang satu dan kemudian pindah ke tempat lain untuk melakukan shalat sunnah.
Ibn Abbas, seorang kemenakan Nabi s.a.w. dan seorang pentafsir besar al Quran pada
masa awal, berkata, Ketika Allah memerintahkan Adam s.a. untuk turun ke bumi, segera
setelah dia sampai, dia langsung bersujud, memohon ampunan Allah untuk dosa yang
telah diperbuatnya . Allah mengirim Malaikat Jibril kepada nya setelah empat puluh
tahun berlalu, dan Jibril a.s. mendapatinya masih dalam posisi bersujud. Dia tidak pernah mengangkat kepalanya untuk empatpuluh tahun dalam taubat sesungguhnya dan terasa di dalam qalbu, dihadapan Allah.
Kitab Suci al Quran memberi tahu kita bahwa, setelah Allah menciptakan Adam, Dia
memerintahkan para malaikat untuk bersujud di hadapan manusia pertama itu.
Ketika Kami berkata kepada para malaikat, sujudlah kalian kepada Adam, mereka
bersujud, tetapi tidak Iblis [Syaithan]: dia menolak.
Imam al-Qurtubi, salah seorang pentafsir besar Al Quran, menulis dalam tafsirnya, at-
Tadhkira, bahwa seorang dari empat Archangels, Rafael, telah menuliskan seluruh al
Quran pada dahinya.
Allah telah memberikan Rafael ilmu tentang al Quran dan menuliskan keseluruhannya di
antara kedua matanya, dan dia adalah malaikat yang menukilkan nasib segala sesuatu di dalam Kitab Yang Terlindungi (lauwhul mahfudz) sebelum itu semua diciptakan.
Nama Rafaels dalam bahasa Arab, yang berbeda dari nama Assyrianic nya Israfil,
adalah Abdur-Rahman, abdi dari ar-Rahman. Thema tentang kasih sayang (dari
Rahman) ini merendam (membanjiri) pemikiran Islam, karena lantaran Kasih Sayang
Allah lah maka Kitab Suci al Quran diturunkan kepada Nabi s.a.w., yang tentangnya ar
Rahman berkata
: Kami tidak mengirimkan kamu kecuali sebagai kasih sayang bagi seluruh alam
(ciptaan).
Ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s., Israfil adalah yang pertama kali mematuhi perintah itu, bersujud dan meletakkan dahinya, yang memuat seluruh al Quran, pada bumi, karena menghormati dan memuliakan Adam a.s., karena dia menangkap bahwa seluruh al Quran (juga) tertulis pada dahi Nabi Adam a.s. [Nur Muhammad (S)].
Para pentafsir lain mengatakan para malaikat bersujud di hadapan Adam a.s. karena
mereka merasakan Nur Muhammad bersinar dari tubuhnya. Sesungguhnya disini tidak
terdapat perbedaan, karena Allah berkata dalam Kitab Suci al Quran:
Yasin, dengan al Quran, yang penuh Kebijakan.
Nabi Muhammad berkata bahwa Yasin, Surat ke 36 dari Kitab Suci al Quran juga
salah satu nama yang diberkahi, adalah jantung al Quran, al Quran sama yang
Nabi bawa di dalam dadanya.
Jadi, cahaya yang bersinar dari Adam a.s. adalah Nur Muhammad dalam dirinya, yang
sesungguhnya bergemilang dengan Sabda Allah Maha Suci.
Makna – Qalbu dari berbagai Posisi Berbeda dalam Shalat
Shah Waliullah ad-Dihlawi berkata :
Tahulah bahwa seseorang kadang digerakkan/dipindahkan, secepat halilintar, ke Hadhirat Ilahi, dan mendapati dirinya melekat/lengket, dengan kelengketan terbesar yang mungkin, kepada Hadhirat Ilahi.
Disana turunlah kepada orang itu Tajjali Ilahiah yang menguasai ruhnya. Dia melihat dan merasa hal-hal yang lidah manusia tidak mampu mengungkapkannya. Sekali situasi
nur/cahaya seperti itu berlalu, dia kembali kepada kondisi nya semula, dan mendapati
dirinya tersiksa oleh hilangnya kenikmatan seperti itu tadi.
Maka dia berusaha untuk meraih kembali apa yang telah lari (hilang) darinya itu, dan menyesuaikan dengan kondisi dunia bawah ini, yang paling mendekati keadaan terserap dalam ilmu Sang Pencipta. Ini adalah bentuk/posisi kehormatan, ibadah, dan hampir seperti perbincangan langsung dengan Allah, posisi mana disertai dengan tindakan dan kata-kata yang sesuai.
Peribadatan itu intinya terdiri atas tiga unsur:
(1) kerendahan hati (spiritual) sebagai konsekwensi perasaan akan Hadhirat Allah Azza wa Jalla,
(2) pengakuan tentang kemutlakan kuasa Allah dan kerendahan (ketiada-artian) manusia
dengan pengucapan kalmat yang bersesuaian, dan
(3) pengambilan (untuk menyesuaikan diri) bagi bagian tubuh pada posisi pengagungan
yang diperlukan.
Pengagungan yang lebih besar diperagakan dengan meletakkan muka/wajah merata
(pada tempat sujud), dimana wajah seseorang adalah (mewakili) betuk tertinggi dari
ego seseorang dan rasa diri, menjadi begitu rendah sehingga wajah (lambang ego) itu
menyentuh tanah di hadapan sasaran pengabdian itu. [ Kita diciptakan dalam Citra Allah dan dikaruniakan penghargaan tertinggi di Hadhirat Allah, semua hal
yang dikehendaki/diinginkannya dari Kehormatan di Hadhirat Allah. Bersujud meletakkan Kepala Suci kepada Inti dari Cermin Ilahiah, yang dari Nya kamu dibentuk]
Al-Jili berkata:
Rahasia dan makna-ruhaniah dari shalat tidak terhitung, jadi yang diungkapkan disini
hanyalah terbatas untuk ringkasnya saja.
Shalat adalah sebuah symbol dari kekhasan al-Haqq, dan [posisi Alif ] berdiri di dalamnya adalah sebuah symbol dari pernyataan dari kekhasan ummat manusia dalam memiliki sesuatu yang berasal dari asma ul-husna dan Busana Nya, karena sebagaimana Nabi s.a.w. berkata, Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dalam Citra Nya. [Alif adalah berdiri tegak dan menyimbulkan Langit, pada awalnya terdapat Sang Sejati dan kemudian sebuah bukaan Penciptaan Langit-langit - Alif membuka kepada Alif, Lam/Kerajaan, Fa/Fatiha.]
• Kemudian berdiri menghadap Qiblah adalah sebuah tanda tearah universal dalam pencarian al Haqq. [ Kami adalah seperti
Elektron yang mengitari Pusat Inti, kami berada dibawah
otoritas/kewenangan 4 kekuatan dari atom/adam karena itulah
terdapat 4 Takbir. Pusat Inti adalah Ka’bah dan kami adalah
electrons]
• Di dalam itu terdapat tanda sambungan qalbu ke arah situ (Ka’bah). Bukaan pengagungan Allahu Akbar (takbir) adalah sebuah tanda bahwa Hadhirat Ilahi adalah lebih besar dan lebih luas berkembang dari pada apa yang dapat berwujud kepadanya, karena tiada satupun yang dapat membatasi perspektifnya. Meskipun demikian, itu lebih luas dari setiap perspektif atau visi yang menjelma kepada abdi itu, karena hal itu sesuatu yang tanpa akhir.
Pembacaan Surat Pembukaan, al-Fatihah,
• Adalah sebuah tanda keberadaan Kesempurnaan Nya di dalam manusia, karena
manusia adalah awal pembukaan dari penciptaan, karena Allah memulai ciptaan
oleh Nya ketika Dia membawanya dari ketiadaan, ciptaan pertama.
• Apa yang dimaksud al-Jili adalah Nur Muhammad, yang dikenal juga sebagai
Pikiran Pertama, Manusia Universal, dan Mikrokosmos dari Makrokosmos.
Dia melanjutkan :
[Ha Al-Hayat ]Kemudian adalah ruku, yang merupakan sebuah tanda/indikasi pengakuan ketiadaan semua ciptaan dibawah keberadaan pancaran ilahiah dan kekuatan. [ Fana dan Hamd/Pujian]
Kemudian Berdiri Kembali dalam shalat adalah sebuah tanda dari maqam hidup berkelanjutan (subsistense) (al-baqa). [Alif adalah Tegak dan menjadi symbol Langit, pada awalnya adalah Sang Sejati dan kemudian sebuah bukaan dari Ciptaan dari Dunia Bentuk - Alif membuka ke Alif, Lam/kerajaan Fa/Fatiha.]
Maka, seseorang dalam shalatnya bilang,
Allah mendengar seseorang yang memuja Nya (ketika bangkit dari
ruku’),
Sebuah tanda dari hidup berkelanjutan adalah bahwa dia adalah Khalifah dari al Haqq. Dengan cara ini, Allah menyatakan tentang Diri Nya dengan Diri Nya dengan menyampaikan tentang mendengar kebenaran melalui pemujaan oleh ciptaan Nya. [ Nabi adalah Li wal Hamd /Bendera Pemujaan]
[Meem] Sujud adalah sebuah ptentang pemusnahan ciri kemanusiaanpenihilan mereka sebelum manifestasi tanpa akhir dari pensucian kesejatian.
Duduk di antara dua sujud adalah sebuah indikasi tentang mendapatkan hakikat dari asma ul husna dan Attribut (Busana). Ini adalah karena duduk itu diposisikan secara
kuat pada sebuah tempat sebagaimana dimaksud oleh ayat di
mana Allah berkata :
Ar Rahman didudukkan pada Singgasana (Surat Sajda ayat 4)
Sujud kedua adalah sebuah indikasi dari maqam abdi dan itu adalah daur (balik) dari al Haqq kepada ciptaan.
Sapaan [pada Nabi s.a.w.] adalah sebuah indikasi tentang dapat dicapainya kesempurnaan manusia, karena itu adalah sebuah ekspresi tentang pemujaan kepada Allah, Utusan Nya dan abdi Nya yang shalih (atau siddiq/ righteous). Ini adalah
maqam kesempurnaan, karena Aulia itidaklah sempurna kecuali dengan pencapaiannya kepada al Haqq, mkesatuannya dengan Rasul s.a.w. dakesatuannya dengan semua abdi Allah. u Dua kalimat shahadat adalah La ilaha ill-Allah, tiada tuhan kecuali Satu Allah dan Muhammadun Rasulullah, dan Muhammad adalah Utusan Allah.
Ulama berkata bahwa La ilaha ill-Allah mewakili Sang Pencipta dan Muhammadun
rasulullah symbol dari seluruh ciptaan.
Sebuah shalat dapat dianggap sebagai sebuah komunikasi ganda : pertama antara peshalat dengan Allah, kedua antara peshalat dengan abdi sempurna Allah, Nabi Muhammad
s.a.w., penghulu para Rasul dan Nabi. Jadi satu bagian dari shalat adalah sebuah
komunikasi dengan Allah, melalui cara Kalimat Suci Allah yang diungkapkan dalam al
Quran dan melalui ruku’ dan sujud, membaca pengagungan, pembesaran dan pepujian
bagi Allah.
Bagian lain adalah menyapa (mengucapkan salam kepada) Nabi, di mana pelaku
shalat menyapa langsung secara pribadi kepada Nabi s.a.w., sebagai pemimpin para
peshalat dan kaum beriman, diikuti dengan memohon barakah Allah bagi beliau dan para
keluarganya.
Kenyataan ini sesungguhnya mencerminkan dasar pemikiran (doktrin) bahwa Nabi s.a.w.
telah mencapai puncak keabdian (ubudiyyah) kepada Allah, maka keseluruhan shalat itu
sendiri dibangun di sekitar dirinya. Karena Kalimat Allah yang dibaca adalah kalimat
yang diturunkan kepada Nabi s.a.w. dan selebihnya shalat itu adalah pengakuan atas
kepemimpinan Nabi s.a.w.dan keunggulan spiritual nya baik di dunia ini maupun di alam berikutnya.
Maka para ulama menegaskan bahwa posisi (tubuh dalam) shalat itu adalah indikasi dari maqam Muhammadan, karena posisi fisik itu mencerminkan huruf huruf yang
membentuk nama akhirat Nabi s.a.w., Ahmad, di mana huruf pertama Alif diwakili oleh
posisi berdiri, Ha oleh posisi ruku’, Mim dalam bersujud dan Dal dalam duduk tahiyat.
Langgan:
Catatan (Atom)